Mungkin kalau membaca judul Mandi Bersama, kamu akan membayangkan pemandian umum di Jepang yang bernama Sento, atau pemandian air panas, Onsen, yang mewajibkan semua mandi bersama, tentu saja dalam keadaan telanjang di satu tempat/kolam. Tapi yang kumaksud di sini adalah mandi bersama anggota keluarga lain, di kamar mandi di rumah tentunya.
Memang kalau di Indonesia jarang atau mungkin tidak ada seorang bapak/ibu yang mandi bersama anak-anaknya kan? Memandikan sih ada, tapi pasti pakai baju dan sesudah memandikan baru akan membuka baju dan mandi sendiri. Tapi kalau di Jepang sudah umum bahwa anak-anak itu mandi bersama orang tuanya, dan biasanya di malam hari sebelum tidur. Kalau bapaknya belum pulang, biasanya anak-anak akan mandi dengan ibunya. Mandi cara Jepang, seperti pernah kutulis juga, adalah membasuh badan, memakai sabun, membilas, baru kemudian masuk ke bak yang berisi air panas dan berendam. Jadi waktu mengajar bahasa Indonesia kepada orang Jepang, jika mau mengatakan ofuro ni hairu, aku katakan lebih baik jangan pakai kata “mandi”, dan juga jangan harafiah: “masuk bak”, tapi katakan saja “berendam”, pasti orang Indonesia bisa mengerti. (kalau tidak berendam biasanya pakai kata shawa- japlishnya shower. Dan aku kasih tahu saja ya kepada teman-teman, kalau sudah biasa berendam di air panas, pasti ketagihan deh 😀
Karena kami keluarga Jepang, maka kebiasaan mandi bersama ini terus kami laksanakan, sejak anak-anak masih bayi. Dan tentu saja mandi bersama ini 95% adalah antara aku dan kedua anakku, karena suamiku jarang bisa pulang sebelum pukul 8 malam (di keluarga kami pukul 8 malam mandi, dan pukul 9 tidur). Apakah sekarangpun, aku masih mandi bersama anak-anak? Ya, aku masih mandi bersama Kai (5 th) tapi tidak bersama Riku (9 th) . Sudah sejak dia berusia 7 tahun dia lebih sering mandi sendiri, tapi karena Kai maunya bersamaku, kadang kami berendam bertiga. Rupanya benar juga kata survey di TV bahwa anak-anak mulai tidak mau mandi bersama lagi waktu kelas 4 SD, dan Riku memang kelas 4 SD. Rupanya di kelas 4 juga mereka mendapatkan pelajaran biologi yang menerangkan perubahan tubuh seorang anak menjadi dewasa.
Aku sangat menyukai acara mandi bersama, lebih daripada makan bersama. Karena kalau makan bersama, aku masih harus menyiapkan masakan, lalu membereskan piring dan makanan setelah selesai. Tapi kalau mandi bersama, kami bisa benar-benar melewatkan waktu bersama sambil berendam. DAN sudah sejak setahun terakhir aku menikmati percakapan dengan Kai di dalam bak. Dia mulai belajar menulis dengan melihat daftar huruf hiragana yang aku pasang di dinding kamar mandi (tahan air). Kalau Riku sejak kecil tidak ada perhatian dengan deretan huruf itu, Kai penuh perhatian dan sering mengatakan bahwa huruf ini mirip dengan huruf ini.
Kemarin dulu Kai bertanya padaku:
“Ma, ini boneka Ultraman bisa mengapung karena ada udaranya ya?”
Lalu aku terangkan kalau semua udara diganti dengan air, maka boneka itu bisa tenggelam dan tidak mengapung lagi. Tapi kalau bonekanya kecil dan terbuat dari plastik biasanya tidak bisa tenggelam sampai bawah karena …. berat (aku maunya bilang berat jenis tapi ngga tahu jeh bahasa Jepangnya BJ itu apa hihihi)nya tidak sama dengan berat air.
“Lalu kenapa kalau kita kasih air dari atas, bisa membuat lingkaran yang makin membesar gitu?”
Terpaksa aku bilang ya itu karena ada tekanan yang dipaksakan di permukaan kemudian daya itu makin lama makin kecil seiring dengan lingkaran membesar…. bingung juga menjelaskannya tapi…. Kai akan tanya terus jika tidak aku jelaskan. Mungkin karena aku selama ini aku selalu menjawab dan menerangkan dengan mudah pertanyaan dia, dia makin “menyebalkan” pertanyaannya dan makin gencar hehehe.
Tapi kemarin malam aku kaget dia bertanya,
“Ma, kenapa kalau kita masuk ke bak airnya naik?”
Yatta….. itulah nak … hukum archimedes!!! Jadi deh aku mendongeng bahwa dulu orang ngga tahu cara mengetahui volume, lalu seorang bernama archimedes berendam deh seperti Kai. Baknya penuh seperti tadi mama sebelum masuk kan penuh, begitu mama masuk ke dalam bak, banjir deh keluar semua 😀 Jadi volumenya mama sama dengan volume air yang tumpah itu. Lalu aku suruh dia keluar bak, beri tanda garis airnya, lalu waktu dia masuk, garisnya akan naik….
Dia pernah bertanya: “Listrik itu gimana terjadinya?” atau “Otak manusia itu warnanya apa?” dan tadi siang dia bertanya, “Awal mula manusia cuma satu orang ya?” Dooooohhh 😀 Karena sambil kayuh sepeda aku bilang akan jelaskan di rumah saja (dan untung dia lupa setelah sampai di rumah hahahaha)… eh tapi dia tanya, kenapa musti di rumah? Lalu aku bilang : karena mama perlu buat bagan 😀
Apakah dia mengerti penjelasan-penjelasanku? Aku harap begitu, tapi meskipun tidak, pasti ada sebagian kecil keterangan yang akan masuk ke otaknya yang bisa dia mengerti di kemudian hari. Dan pertanyaan dia tentu saja tidak berhenti waktu mandi saja. Kemarin sesudah mandi aku membantu Riku mengerjakan PR matematikanya, dan dia ambil kertas serta spidol dan tulis angka-angka :
2+1 = 3 (ini dia bisa tulis sendiri) lalu
3+5 = …. (Maaaa… ini tulis apa? lalu aku beritahu)
dan terus tanya, sampai aku marah dan bilang: JANGAN GANGGU mama sedang bantu kakak!
Lalu dia bilang: “Kok mama cuma bantu Riku aja… aku kan juga mau belajar!!”
“Tapi kamu belum ada PR, kalau kamu sudah ada PR pasti mama bantu!”
Dan akhirnya dia masuk kamar, lalu bermain lego deh….
Mandi bersama berkembang menjadi belajar bersama!
Punya pengalaman yang sama?
Jadi mohon maklum ya kalau akhir-akhir ini aku tersendat-sendat menulis di TE, soalnya sedang belajar bersama Kai sih 😀