Malam ini aku menonton sebuah acara di chanel 7 TV Tokyo yang bertajuk “Papa Jepang yang bekerja di seluruh dunia – Sekai de hataraku Nihon no otosan” 世界で働く日本のお父さん。Acara yang sudah pasti membuat penontonnya menangis 😀 tapi aku suka 😀
Jadi anak-anak expatriates (orang Jepang yang bekerja di luar negeri) ini kebanyakan berusia 10 tahun, sekitar kelas 5 SD. Mereka pergi SENDIRIAN (tanpa ibunya) atau dengan adiknya, mengunjungi kota tempat ayahnya bekerja. Tentu saja karena diliput TV, sudah pasti mereka akan aman-aman saja dalam perjalanan, tapi pertama kali melakukan perjalanan jauh dengan pesawat untuk bertemu ayahnya tentu tidak mudah. Dan yang mengharukan adalah : Sang ayah tidak tahu apa-apa mengenai rencana ini. Surprise!!!
Bayangkan seorang anak lelaki berusia 10 tahun, mengadakan perjalanan dari Jepang ke Morokko, tempat ayahnya yang ahli perkebunan bekerja membuat tomat yang cocok untuk daerah Morokko. Dia memang didampingi oleh seorang artis (yang tentu saja tidak tahu juga bahasa Arab). Tapi hebatnya si anak laki-laki ini sudah belajar bahasa Arab dasar dan membawa buku “Sekai no arukikata – Morokko” (Berkeliling Dunia – Morokko) sebagai pegangannya. Setelah sampai di tempat ayahnya bekerja, dia mengagetkan ayahnya dengan muncul tiba-tiba di dalam Vynil House Tomatnya. Tentu saja ayahnya kaget, cuma sangat aku sayangkan ayahnya tidak langsung memeluk anaknya 😀 Yah, memang orang Jepang lebih banyak yang malu untuk langsung mengungkapkan sayangnya di depan umum. Mereka tidak terbiasa berpelukan.
Oh ya pertemuan kedua anak-ayah ini ditutup dengan si ayah menggendong anaknya di pundak. Dalam bahasa Jepang disebut dengan kataguruma. Kalau bahasa Indonesia apa ya? Kebiasaan ayah menggendong kataguruma ini jarang aku lihat di Indonesia. Lalu Gen berkata, “Mungkin karena orang Indonesia tidak boleh menyentuh kepala orang yang lebih tua ya? Jadi tidak menggendong anak di bahunya.” Padahal dengan cara ini, anak akan merasa tinggi sekali, lebih tinggi dari ayahnya.
Untung saja anak yang ke dua seorang gadis yang menjumpai ayahnya yang bekerja di Vietnam lebih bisa mengekspresikan sayangnya pada ayahnya yang juga terlihat lebih “luwes”. Memang si anak gadis ini cukup sulit menemui ayahnya yang kebetulan sedang bekerja di kota lain, yang jaraknya 100 km dari kota Hanoi. Dan si gadis tidak keburu naik kereta malam, sehingga harus bermalam sendirian di Hanoi. Sudah pasti dia capek lahir dan batin.
Anak yang ketiga mengunjungi ayahnya yang sudah bekerja di Kenya selama 12 tahun! Dia ingin memperlihatkan sertifikat kelulusannya (lulus SD) kepada ayahnya langsung. Dan anak yang keempat mengunjungi ayahnya yang bekerja di Brussel, bersama adiknya yang baru masuk SD. Adiknya ingin memperlihatkan tas sekolah (ransel) barunya pada ayahnya.
Setiap anak mempersiapkan diri untuk mengadakan perjalanan jauh, juga mempersiapkan diri untuk membuat masakan kesukaan ayahnya (terutama yang anak perempuan). Penonton dibuat terharu waktu ayahnya makan makanan kesukaannya yang dibuat oleh anaknya sendiri, untuk pertama kali, tapi bukan di Jepang. Masakan pertama dari putri-putrinya.
Ah, acara TV ini memang bertujuan membuat penonton menangis dan terharu. Tapi menunjukkan pula bahwa banyak sekali orang Jepang yang harus berpisah dengan keluarganya dan bekerja di negara lain, yang amat jauh dari Jepang. Tapi keakraban keluarga tetap terjalin meskipun keluarga mereka terpisah benua dan samudra. Dan kupikir anak-anak Jepang ini memang berani. Atau boleh dikatakan ibunya juga hebat karena berani membiarkan anaknya yang masih SD untuk pergi sendiri ke luar negeri.
Ayahku pernah bekerja di luar negeri, dan untuk pertama kalinya aku melakukan perjalanan sejauh 16 jam dari Jakarta untuk mengunjungi ayah -ibuku pada saat aku berusia 20 tahun, bukan 10 tahun. Itupun tidak sepenuhnya sendirian, karena bersama 2 adik perempuanku. Saat itu juga kami sudah cukup bisa berbicara bahasa Inggris, dan negara tujuan memang memakai bahasa Inggris. Aku tak bisa membayangkan jika aku harus ke Kenya, misalnya.
Satu lagi acara TV bagus menurutku, yang begitu humanis…. meskipun kutahu pasti membutuhkan biaya produksi yang besar 😀 Tapi mungkin TV Indonesia, jika ada sponsor bisa membuatnya dengan skala kecil, cukup di dalam negeri saja, sekaligus memperkenalkan daerah-daerah di Indonesia. Usul yang bagus, bukan?
Perjalanan jauh pertama kamu ke mana dan pada umur berapa?
suamiku suka menggendong diatas kepala loh kak, apalagi kalau jalan agak jauh lebih enak diatas katanya jaid tidak berat. baru tau istilah dalam bahasa jepangnya kataguruma
jogjakarta umur 16 tahun, ga jauh-jauh banget tapi agak deg2an juga. Waktu itu bareng sekolah jadi aman, tapi benar2 semua mesti putusin sendiri, seru Mba… Jaman itu belum punya HP jadi ribet deh 😀
Suka sekali postingan Ini 🙂
Wah,…. mbak EM sebenernya udah sampai ke Kenya tho???
Waaaah,… kenapa ngga disisip photo Mbak, bisanya kan masih suka menyimpan gambar2 jadul begitu. 😀
acara tv yang bagus tuh.. reality show.. wah kalau di indonesia dibuat seperti ini pasti dibuat tambahan tambahan biar sedih beneran.. kalau perlu sampe nangis nangis…
Aku inget perjalanan jauh pertama ke Yogyakarta 12 tahun, studytour sih..
cuma masih pada kecill..
Orang tua juga ga ngizinin..
Tapi nekat pergi, abis temen2 pada pergi jugaa
eh ternyata seruuu..!!
Seru banget ada reality show macem gituan.
Kalau di Indonesia ada, aku nonton terus deh pasti hihi. 😀
Perjalanan jauh pertama hmmm, umur setaun ke spore kali hihi… tapi kalau yang sendiri paling jakarta-jogja kelas 5 SD 😀
Eh aku isi komen di sini, eh Mbak Imelda isi komen di tempatku hahaha barusan kelliatan notifnya 😀
ke Medan, berlibur ke rumah sepupu..
aku umur 9 tahun bareng kakak..
naik bis dari Bukittinggi 😀
pertama kali sendirian (gak dengan orangtua) itu ke kuching deh.. baru aja tahun lalu.. hihihi.. eh tapi aku juga pernah pulang dari bali sendirian.. hmm gak tahu juga deh..
soal bapak, bapak aku juga sering kerja di luar kota.. tapi masih satu propinsi seh.. jadi sering pulang.. hehehe
dan tunggu aja, ntar lagi tivi lokal pasti ada yang niru tayangan itu deh mbak 😀
hmm kapan ya aku pertama kali melakukan perjalanan jauh2? *mijit2 kening*
o ya … pertama kali ya ke Jogja, waktu mau kuliah di sana, naik kereta api, saat itu usiaku 18tahun. Itu sudah jauh menurutku, dan gak yakin berani juga seperti anak2 Jepang di acara tv itu, melancong sendiri di usia 10thn? Ah, dari kecilpun kemandirian mereka sudah tampak ya mbak 🙂
Btw, klo Riku mau, kira2 mbak kasih nggak bepergian ke satu tempat sendirian? 😀
nice story
kebetulan di sekitar saya banyak expatriat jepang
sebagian bawa keluarga sebagian tdk
mohon ijin share ya
Perjalanan jauh pertama ke Purbalingga waktu umur sekitar 3 tahun.
Kalau suami memang lebih suka gendong di pundak, katanya rasanya ga terlalu berat.
wah, membaca postingan ini cukup membuatku terharu. :p membayangkan sang anak yang memberi kejutan buat ayahnya, ini pasti tayangan gambarnya gimanaa gitu ya mbak? *lebay :D*
tapi kupikir menarik juga kalau tv di indonesia bikin acara serupa seperti yang diusulkan mbak imelda. misalnya anak dan ibunya tinggal di jawa, trus ayahnya kerja di papua. nah, kan jauh banget tuh. sekalian memperlihatkan budaya di masyarakat papua. kalau kubayangkan sih bagus. cuma kalau digarap tv indonesia, aku rasa bakal jadi lebay buanget 😀
oya, perjalanan pertamaku paling jauh ke bandung. waktu itu kalau nggak salah aku TK deh. aku bareng-bareng keluargaku mau jagong omku yang nikah.
budaya Asia umumnya memang kurang ekspresif mungkin ya…
anak2ku sering digendong di pundak,
kalau sekarang memang nggak gendong lagi, udah segede bapaknya,,,. tapi kalau nonton TV, papa duduk di bawah, si anak duduk di kursi di belakangnya enak saja nguwel 2 rambut bapaknya
perjalanan jauh pertamaku, bareng study tour kelas 2 SMA
tapi yg betul2 sendiri tanpa ada yang dikenal di pesawat terbang, hanya diantar sampai bandara Palembang setelah lulus SMA, untuk ujian Perintis I,di Jakarta
itu juga orang tua pesannya seabrek2,in case tanteku nggak datang menjemput
telat banget
….. menggendong anaknya di pundak. Dalam bahasa Jepang disebut dengan kataguruma …., kami menyebutnya dipanggul, yunior kami sangat menikmatinya.
Pergi jauh tanpa ortu standar saat study tour, belajar melepas anak pergi sendirian tanpa rombongan saat mereka SMP masih sepanjang P Jawa saja.
Salam
Wah, usul yang bagus sekali, Bu. Semoga dibaca oleh para produser di stasiun-stasiun TV Indonesia. Ah, kalau tidak salah pernah juga entah di acaranya si Unyil atau apa, anak dari kampung ke kota mengunjungi ayahnya.
Di Indonesia ada juga Bu digendong di pundak. Saya ingat dulu adik-adik saya suka digendong begitu oleh ayah saya. Saya pernah coba gendong adik saya seperti itu. Dua kali mencoba, adik saya terjatuh. Menangis terus. Setelah itu, dia tak pernah lagi mau digendong di pundak bahkan oleh ayah sekalipun.
perjalanan terjauh pertama ya pas pindah ke US pertama kali. total dengan transit nya hampir 24 jam. tapi ya gak sendirian perginya ya. hehehe.
kalo pergi yang bener2 sendirian seorang diri keluar kota, rasanya cuma pernah sekali, ke bandung doang. hehehe.
Wah, acara yang sangat menarik. Kalau dibaca Wishnutama pasti langsung disamber jadi acara yang menarik di TransTV.
Apalagi kalau adegannya anak2 yang ketemu ibunya di luar negeri jadi TKW, Wowwww pasti super sedih deh….