Weekend kemarin kami lewatkan di rumah mertua, di Yokohama. Sudah lama kami tidak menginap di sana, karena Gen hanya libur di hari Minggu saja. Kebetulan kemarin Sabtu dia juga libur, jadi kami pergi ke Yokohama. Banyak bercerita mengenai kejadian-kejadian di keluarga kami seperti Kai yang masuk TK, adik ipar yang mengungsi ke Nagasaki setelah gempa, juga rencana ke dua orang tua Gen yang akan pergi ke Yuki Otani di Kurobe, Tateyama. Aku sebetulnya disuruh pergi ke sana juga oleh Gen, tapi aku pas harus kerja tgl 29 April jadi tidak bisa. Wisatawan yang mengikuti tur ini akan naik bus dan melintasi jalan yang berdinding salju. Sepertinya sih asyik, cuma kok aku ngeri ya.
Begitu sampai di rumah mertua, kami disambut oleh anjing kesayangan kami Dai yang mengajak kami bermain. Tapi yang mengejutkan kami adalah kolam yang ada di bagian belakang rumah penuh tertutup kelopak sakura. Di halaman rumah tidak ada pohon sakura, adanya di jinja yang beda 2 rumah. Karena angin kencang dan bertiup ke arah rumah kami itulah menyebabkan permukaan kolam menjadi tertutup bunga sakura. Kalau saja kolam renang dan cuaca hangat, mau saja sih mandi bunga sakura 😀
Sayangnya kolam itu cetek saja, dan hanya ditinggali ikan kecil-kecil. Dan saat ini kami tidak berani memasukkan kaki ke dalamnya, karena di dalam kolam banyak sekali terdapat telur kodok. Kodok jenis Hikigaeru (Bufo Japonicus) selalu datang ke kolam kami setiap tahun untuk bertelur. Sudah terjadwal sepertinya 😀 Riku senang sekali bisa melihat beberapa kecebong yang sudah jadi, dan membawa 2-3 ekor pulang ke Nerima. (Semoga tidak jadi besar di dalam apartemen deh…. geli!)
Selain bunga sakura, bunga-bunga lainnyadi kebun juga banyak yang berbunga. Memang musim semi sering dinamakan juga sebagai musim bunga kan? Tapi yang hebat Catleya punya bapak mertua. Bisa berkembang sudah beberapa kali, dan tahun ini bunganya cukup besar.(Tentu saja dipelihara di dalam rumah)
Selain perkembangan yang baru-baru di taman, kepulangan kami ke rumah mertua kali ini juga menuai beberapa “harta karun”. Kukatakan harta karun, karena lucu rasanya menyaksikan anak-anakku mengenakan baju milik papanya waktu kecil. Ibu mertuaku ini memang apik sekali, masih menyimpan beberapa baju waktu Gen kecil. Kalau dipikir usia baju itu sendiri sudah 35 tahun lebih hehehe.
Dan ada juga penemuan tas dan baju seragam TK Gen dan saudara kembarnya. Sayang sekali kalau tas dan baju seragam, Kai tidak bisa pakai, karena tiap sekolah punya bentuk/seragam masing-masing. Warna sih pasti sama semua. TK =warna kuning. Kenapa ya? (hipotesaku karena kuning warna alert, mudah terlihat sehingga kecelakaan bisa dihindari)
Weekend kami kali ini penuh dengan “penemuan”, baik yang baru maupun yang lama. Sehingga meskipun kami tinggal dalam rumah terus, ada banyak yang bisa diceritakan. Bagaimana dengan weekend teman-teman? Ada yang menarik?