Satu Langkah Besar

9 Apr

Milestone? Ya mungkin kemarin tgl 8 April adalah tonggak bersejarah bagi Kai, anakku yang bungsu. Karena mulai hari itu dia resmi menjadi murid TK.

Jam 8 pagi dia aku bangunkan, karena biasanya dia mau menonton video ultraman dulu sebelum pergi. Sambil bersiap-siap aku juga mengirimkan tugas kerjaan yang harus selesai pagi itu. Tak lupa juga memasukkan semua barang keperluan Kai dalam satu kantong besar. Wah…cukup berat juga.

Akhirnya pukul 9:45 kami berdua keluar rumah. Meskipun kemarin itu hangat, angin sangat  kencang bertiup. Tadinya aku mau jalan kaki, tapi karena angin kencang dan barang bawaan banyak aku langsung mengajak Kai naik sepeda. Untung saja sehingga kami dapat sampai sebelum waktu yang ditentukan.

Setelah memarkirkan sepeda, kami langsung masuk pintu masuk TK. Mengganti sepatu dengan uwabaki atau sepatu dalam ruangan, dan langsung menuju kelas. Kelas sudah dipenuhi oleh orang-tua dan anak-anak mereka. Kelas yang kecil terasa sesak karena melebihi kapasitas. Aku langsung menaruh tas, tas sepatu dan semua peralatan belajar di loker yang ada di samping jendela. Handuk tangan di cantelan yang sudah disediakan, topi kelas yang berwarna kuning, tali untuk lompat tali, buku penghubung dll. Semua harus diletakkan di tempatnya. Ribet deh.

Nah di situ Kai sudah merasa stress melihat begitu banyak orang dalam kelas. Jadi waktu aku mengajak Kai duduk di kursinya dia sudah merasa “kecut”, apalgi waktu dia melihat aku pergi ke luar kelas. Orang tua memang disuruh langsung ke hall untuk melihat upacara penerimaan murid TK. Anak-anak akan digiring ke hall belakangan. Jadi aku juga langsung ke atas, meskipun waswas tentang Kai. Aku sempat mendengar suara dia “Mama… aku mau mama”. Duh anak itu suaranya memang besar dan khas…. malu juga aku hahaha.

Sempat bingung juga apa aku sebaiknya temani dia terus, karena sebetulnya banyak juga anak yang tidak mau lepas dari orang tuanya sehingga terus dipeluk orang tuanya. Tapi kulihat cukup banyak guru yang membantu anak-anak yang setengahnya menangis 😀 Sempat juga kulihat gurunya mencari-cari aku, tapi aku tidak bisa pergi ke tempat Kai duduk karena cukup jauh dan acara hampir dimulai. Tapi Kai setelah melihat mukaku tidak menangis teriak-teriak lagi.

Stress di kelas, menjadi tangisan sampai di hall

Aku senangnya di TK ini karena semua guru sangat memperhatikan anak-anak. Kepala Sekolahnya mengatakan bahwa memang TK adalah tempat anak-anak pertama kali belajar bersosialisasi. Apalagi TK di Jepang mulai dari umur 3 tahun. Kelas awal yang diikuti anak-anak berusia genap 3 th (per 1 April)  disebut Nenshou 年少 . Kelas menengah untuk anak-anak genap 4 tahun bernama Nenchuu 年中. Dan kelas atas untuk anak-anak genap 5 tahun bernama Nenchou 年長. Genap 6 th masuk SD.

Dulu Riku masuk kelas Nenchu sejak berumur 4 tahun, sebelumnya sejak 6 bulan dia sudah ikut PAUD di penitipan Hoikuen 保育園 Himawari. Kai juga aku titipkan di Himawari sejak usia 1 tahun. Dan aku rasa Kai lebih “dewasa” dibanding Riku pada usia 3 tahun, sehingga aku mau memasukkan dia di TK saja. Jadi sekitar 100 anak usia 3 tahun itulah yang berkumpul di hall kemarin, (dan setengahnya menangis hahaha). Bisa dibayangkan kacaunya kan?

Tapi namanya juga upacara masuk TK tentu saja acaranya disesuaikan dengan anak-anak, yaitu dengan menyanyi lagu-lagu dan sedikit salam dari kepala sekolahnya. Sementara orang tua yang mengantar di bagian belakang dan pinggir kanan kiri sibuk memotret dan mengambil video. Aku sendiri karena terus memperhatikan Kai jadi tidak fokus untuk memotret. Gen tidak bisa ambil cuti untuk menghadiri acara penting ini. Sedih juga dia sih.

Aku sempat berpikir juga sih, duhhh ini ortu-ortu Jepang…. dandan abis khusus untuk hari ini. Sampai ambil video segala, padahal kapan sih nontonnya. Aku ingat dulu waktu Riku sempat ambil video, tapi akhirnya malah tidak bisa konsentrasi pada acaranya. Karena itu kami putuskan tidak membawa handycam dalam acara-acara sekolah selanjutnya. Cukup dengan fungsi video clip pada camera digital yang kupunya. Tapi memang sih orang tua lebih heboh pada acara masuk TK daripada masuk SD 😀

Sebagai penutup acara hari itu adalah pengambilan foto per kelas, murid dengan salah satu orang tuanya. Karena aku sendiri, jadi aku yang ikut dalam barisan kelas TULIP (nama kelasnya Kai). Itu saja Kai sempat menangis begitu tidak melihat aku, padahal aku ada di barisan belakangnya. Huh dasar manja 😀

Kai sebetulnya ikut hadir juga tuh di th 2007, karena sudah ada di dalam perutku hehehe

Setelah acara foto bersama, kami kembali ke kelas untuk mendengarkan pengumuman dari gurunya dan membawa pulang kertas-kertas pengumuman. Sebagai penyesuaian untuk anak-anak, tiga hari pertama orang tua boleh masuk kelas, setelah itu hanya boleh sampai pintu masuk dan harus langsung pulang. Oh ya di TK di sini TIDAK ADA YANG BOLEH MENUNGGU di sekolah. Begitu menginjak sekolah, maka anak-anak merupakan tanggung jawab guru. Tidak bisa bermanja terus. Jadi meskipun hari-hari pertama hanya belajar selama 2 jam, kami orang tua harus pulang!

Well, anakku mulai belajar bermasyarakat mulai kemarin. Dan waktu pulang kami sempat bertemu dengan teman satu penitipan tetapi kelas TK nya berbeda. Begitu si ibu tahu aku datang sendiri, dia menawarkan untuk mengambil foto aku dan Kai. Untung saja, kalau tidak, tidak ada kenang-kenangan buat Kai kelak.

posisi yang sama th ini dan 4 th lalu

Setelah bermain-main di halaman TK yang dipenuhi pohon sakura dan tsubaki, kami berdua naik sepeda pergi ke resto sushi terdekat untuk merayakan hari istimewa untuk Kai itu.

Selamat masuk TK ya Kai sayang!

(ketemu foto-foto Riku dalam blogku yang lama : http://13tahun.blogspot.com/2007_04_09_archive.html )