Ya akhirnya TE bisa pulih dan recover seperti semula. Tidak pakai recovery disc tapi berkat kebaikan Mas Astho, pemilik hostemple. Saya mulih kembali pakai hosting dari beliau, yang memang masa berlakunya masih ada. Jadi ceritanya sebelumnya itu aku pindah ke server yang berada di Singapore, dengan harapan teman-teman dari Indonesia akan lebih mudah mengakses blog ini. Aku banyak menerima komplain dari teman-teman yang memakai salah satu provider, mengatakan sulit mengakses ke TE karena memang server Mas Astho ini berada di Amerika. Coba-coba pindah awal Juni, tapi eeeh bukannya lebih lancar, tapi kelancaran alias terlalu lancar yang akhirnya bermasalah dengan disuspendnya account aku. Setelah mengalami beberapa kali suspend, akhirnya aku buang semua plugin yang tidak perlu serta berhati-hati sekali dalam mempromosikan TE di social media yang lain. Nah, puncaknya waktu Senin pagi, mungkin semua warga Indonesia buka TE pas jam 9 pagi untuk blogwalking (hiperbola banget) , dan aku tulis di Twitter pada Vixxio, bahwa aku menulis tentang Vixxio di TE loh…. sehingga semua pengguna Twitter sedunia mengakses TE (lebay ngga sih?). Dan …… Jederrrrrrr…. aku diultimatum memakai 20% resources CPU si Singapore. Account suspended deh 🙁
Dan waktu itu aku yang sedang membuka dashboard kaget baca di Twitter, “Mbakkkk kok TE ngga bisa dibuka?”…. dan di Inbox FB, mas Nug menulis begini: “Mel aku tadi mau buka Blog mu kok gak bisa ya. Tulsiannya Account suspended. Hm…” Kubalas dengan menjelaskan dan disahut dengan: “Resiko jadi selebriti sepertinya mel.. Wkwkwkwk… Ya udah nikmatin aza.. :)” . Dan benar waktu aku refresh dashboardnya, aku ditolak. huhuhuhu…. Ngga boleh masuk rumah sendiri. Well, aku langsung tanya ke Mas Astho, dan sepakat mengadakan percobaan pindahin ke hostingnya kembali sambil memonitor, apakah aku akan di suspend oleh server Amerikanya…. So, Jika nanti sesudah posting ini ada kejadian suspended lagi, berarti bener aku sudah bisa jadi celebrity deh…. dan kudu punya server sendiri hahahaha.
Sebetulnya berbarengan dengan “sakit” nya TE, anakku Kai juga sakit. Demam dan batuk hebat! Tiga hari demam membuat dia lemas dan tidur terus. Jadi waktu hari Selasa tgl 22 Juni itu, dia memang agak demam, binetsu bahasa Jepangnya, 37,2 derajat. Padahal batas orang dikatakan demam adalah 37,5. Jika sudah 37,5 maka kami tidak bisa menitipkan anak-anak ke hoikuen, penitipan. Batuk juga cukup parah, sehingga aku menelepon gurunya dan mengatakan bahwa hari itu aku akan mengantar Kai ke RS dulu dan meliburkan penitipan. Oleh dokter diberi obat seabrek.
Dia bermain dengan kakaknya Selasa malam itu, dan tentu saja berantakanlah rumahku. Sambil marah-marah aku suruh mereka membereskan mainannya. Tak lama lagi Kai mulai lemas dan mengajak tidur. Berbaring di sebelah dia, aku raba demam tinggi! 38 derajat lebih. Mukanya melasss sekali, sehingga aku berkata, “Kai maaf ya tadi mama marah-marah. Gomennasai” Dan dia jawab dengan ” go…men… na…sai………”. Nangis deh aku…hiks.
Setelah lewat 3 hari akhirnya dia bisa lumayan sehat meskipun batuknya tetap parah. Dan puncaknya hari Senin, Kai tidak bangun sejak tidur malamnya, sampai jam 3 siang! Wadow … bener-bener hibernasi. Tapi berkat istirahat itu dia sudah bisa ke penitipan esoknya.
Nah setelah TE dan Kai sembuh, malah akunya malas nulis. Biasa kan, kalau nafsu dipending, pas sikon memungkinkan …udah ngga nafsu lagi. (Nafsunya nafsu MENULIS loh!) Padahal banyak sekali yang mau aku ceritakan. Jadi untuk mengawali tulisan di awal Juli ini, aku mau menulis tentang TBoB. Ini singkatan dari The Beauty of Blogging, trade marknya mas NH18, yang baru saja (blognya) nangkring di Indonesian Matters. Hebring ya! Ungkapan itu selalu dia ucapkan dalam laporan-laporan kopdar antar blogger sehingga akhirnya kami juga akhirnya sering memakai istilah ini.
Well menurutku sebetulnya TBoB ini bisa dibagi dua, yaitu bertemu teman-teman dalam satu blog secara “maya” , pertemuan tidak berupa fisik, tapi mungkin suatu saat pernah atau akan bertemu fisik. Misalnya di blog TE si A bisa bertemu si B, yang ternyata teman lama, atau kakak kelas, atau bahkan ternyata ada unsur saudara, seperti saya dengan Ria yang pernah kutulis di sini. Lalu, baru-baru ini aku kedatangan tamu di TE kakak kelas di SMA, Retty yang ternyata temannya Krismariana dan Diajeng. Sampai-sampai Mbak Retty (cihuy …kita ngga pernah mbak-mbak-an sebetulnya) merasa perlu menuliskan pertemuan kami di sini. Silakan teman-teman bertandang juga ke sana, meskipun blognya berbahasa Inggris, komentar boleh pakai bahasa Indonesia kok, ya kan Ret hihihi. Biasanya udah keder dulu sih kalau baca blog berbahasa Inggris.
Nah TBoB yang kedua adalah pertemuan berupa fisik, alias kopdar. Dan tanggal 26 Juni lalu, aku kedatangan seorang tamu blogger di rumah. Yang lucunya aku mengenal Narpen ini awalnya dari Ibu Enny, yang adalah ibunya Narpen dan blogger kondang. Aku bertemu ibu Enny pertama kali bulan November th 2008, yang laporannya ada di sini. Memang pertemuan aku dan Narpen merupakan yang kedua kalinya Yang pertama buru-buru di rumah Jakarta) , tapi sejak Narpen belajar di Jepang, pertama kalinya kami bertemu dalam suasana santai.
Riku awalnya ribut terus tanya-tanya siapa yang mau datang, karena aku butuh waktu seminggu untuk membereskan kamar yang tadinya sudah menjadi gudang. “Mama, yang datang orang Indonesia? Laki-laki atau perempuan?” …. Dan Riku dan Kai juga yang membukakan pintu di pagi hari kala Narpen mengebel pintu rumahku. Kali ini Kai lebih lihai, dia yang memonopoli Narpen untuk menemani dia bermain.
Khusus untuk Narpen aku buat bakso dan ayam bakar bumbu rujak. Pesan ayam dan daging halal di Bumbu-ya, dan kali ini daging gilingnya pas cocok untuk dibuat bakso. Sukses deh!
Sayang sekali Narpen hanya menginap satu malam, karena esoknya dia ada janji dengan temannya. Blog Narpen sudah pernah kuperkenalkan di artikel DPR yang Di Bawah Pohon Rindang.
Jadi, mari kita kembangkan TBoB di lingkungan kita ya …tsah!
NB:
Kalau ada yang mau resep baksonya:
Daging giling 1 kg
Tepung Kanji (Katakuriko/corn starch) 200 gr
Bawang putih sesukanya, tapi aku pakai 4 siung besar
Kemiri disangrai dulu, seadanya
Ketumbar sedikit
Lada 1 sdt
Garam 3 sdt
Bumbu digiling dan masukkan pada daging giling yang dihaluskan memakai Food Processor. Tanpa Food Processor daging sulit halus. Kalau sudah tercampur semua baru dimasukkan tepung kanji dan campur pakai tangan. Bentuk bulat-bulat dan rebus dalam air mendidih. Jadi deh.