Well, sebetulnya bukan saya yang pergi ke Kebun Binatang Ueno, tapi Riku berdua papanya. Hari Sabtu tanggal 7 Feb, Kami berangkat dari rumah jam 11 naik mobil ke Meguro. Tepatnya ke Sekolah RI Tokyo di Meguro, karena saya ada rapat KMKI untuk membicarakan paskah 2009. Dan selain rapat ada janji makan malam bersama mahasiswa Universitas Senshu dan Sasaki Sensei. Makan malam itu jam 17:30 di restoran Cabe, yang dekat SRIT itu. Yang pasti, Gen tidak mau menjaga dua anak dari jam 11 sampai malam. Dia kewalahan. Jadi bagi tugas, Kai ikut saya rapat terus tunggu sampai malam. Sedangkan Gen dan Riku akan naik kereta dari Meguro Stasion ke Ueno. Mereka “date” ke Kebun Binatang tertua di Jepang, yang terletak di Taito-Ku.
Perjalanan Riku dimulai dari Stasiun Meguro. Mereka naik kereta Yamanote Line ke arah Ueno. Jalur kereta ini berbentuk Lingkaran dan merupakan jalur paling sibuk di Tokyo. Tapi jarak pemberangkatan satu kereta dengan kereta lainnya “HANYA” 3-5 menit. Jadi cukup menunggu maximal 5 menit jika terlambat naik kereta ini. TAPI, jika terjadi kecelakaan (biasanya akibat ada orang yang bunuh diri dengan terjun ke rel) maka jalur ini jugalah yang paling “merugikan”. Karena jumlah penumpang yang begitu banyak, jika terlambat bisa merugikan banyaaaaak perusahaan.
Nah, Riku ingin duduk di gerbong paling ujung (lucunya Yamanote line ini tidak ketahuan mana yang gerbong depan, mana yang gerbong belakang, karena melingkar) persis di belakang kondektur. Mungkin karena Riku menunjukkan antusiasme sepanjang perjalanan, maka waktu kereta berhenti di Ueno, kondektur itu memanggil Riku, dan memberikan kenang-kenangan berupa kartu bergambar kereta. Riku bangga dong menerima langsung dari kondekturnya (sayang tidak sempat berfoto bersama kondektur ya… )
Di pintu gerbang Kebun Binatang Ueno, dari jauh Riku berkata pada papanya, “Pa, di sana ditulis 200 (dua ratus)… mungkin bayarnya 200 ya?”. Ternyata setelah mendekat, yang dia maksud adalah tulisan ZOO. (Riku hanya bisa baca angka dan sedang belajar hiragana, jadi tidak bisa baca alfabet). Harga tanda masuk di sini untuk dewasa 600 yen, sedangkan anak SD ke bawah gratis. Untuk murid SMP, jika bertempat tinggal atau bersekolah di TOKYO, gratis. Kebun Binatang Ueno yang dibuka pertama kali tanggal 20 Maret tahun 1882 ini tutup pada hari Senin.
Kebetulan waktu Gen dan Riku masuk ada pengumuman bahwa mulai jam 13:30 akan disediakan guiding gratis oleh petugas Zoo. Jadi Riku (dan Gen) mengikuti kelompok ini yang kira-kira terdiri dari 20 peserta. Memang kalau ada Guide, penunjuk jalannya melihat sesuatu jadi lebih berarti dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Riku mengikuti keterangan dan pertanyaan guide dengan antusias. Termasuk bisa menjawab bahwa binatang OKAPI berasal dari jerapah yang bermutasi. Guide itu juga menunjukkan contoh kulit badak dan kulit harimau. Dengan menyentuh kulit tersebut, terasa beda ketebalannya, dan itu juga berbanding sejajar dengan tingkat rasa aman berada di hutan belantara.
Menurut Gen, ada sebuah happening yang terjadi setelah acara guide itu selesai. Waktu itu Gen sedang berada di depan kandang lain, terpisah dengan Riku, Tiba-tiba terdengar Riku menangis. Ternyata ada gagak yang terbang menyambar dada Riku. Wah…. ngeri juga ya. Ingat saya sudah pernah tulis tentang gagak di sini. Tapi kok dia berani sekali di dalam lingkungan kebun binatang (apa ngga takut ditangkap yah hihihi). Untung Riku tidak luka-luka. Dan supaya dia tidak terlalu pikirin (trauma) tentang gagak itu, aku becandain dia….
“Kok gagaknya pilih kamu ya? Pasti karena dia liat kamu itu gemuk!”
Kalau sudah begini, dia ketawa sambil bilang,
“Mama juga gemuk!” …
“Untung mama ngga ke sana ya… nanti gagaknya patuk mama. Riku mau belain mama?”
“Tentu saja!”
Acara guiding ini diadakan di Taman bagian barat. Sedangkan untuk ke bagian Timur, cukup melelahkan karena harus mendaki dan menurun. Kebun Binatang Ueno ini memang luas sekali dan menempati areal sebesar 14 hektar. Menurut perkiraan untuk melihat kesemuanya perlu waktu minimal 2 jam. Nah, untuk menghubungkan bagian timur dan barat, ada sebuah monorail yang dioperasikan dengan biaya 150 yen (dewasa, anak-anak 80 yen — di Jepang harga karcis anak-anak biasanya setengah dari dewasa, tetapi jika satuan akhir 5 yen maka dibulatkan ke atas). Monorail ini merupakan monorail yang pertama di Jepang. Riku senang sekali bisa naik monorail yang berhiaskan gambar-gambar binatang ini (bahkan waktu ditanya apa yang paling dia suka hari itu, dia jawab monorail — haiyah susah -susah ke kebun binatang untuk monorail). Dan seperti biasa dia selalu memilih tempat di dekat kondektur.
Di bagian taman ini, Riku melihat Gorila, harimau Sumatra, juga Mekajika (kalau menurut saya ini kancil). Di bagian Harimau Sumatra, Riku berfoto di depan spanduk “stop illegal lodging”. Sayang sekali Giant Panda Ling Ling yang menjadi primadona Kebun Binatang Ueno ini, mati bulan April 2008. Baru kali ini Ueno tidak menampilkan Panda sejak 1972. Katanya sih pemerintah Cina akan meminjamkan pandanya, tapi belum ada berita kapan dikirimnya. BTW, harimau sumatra yang ada di Ueno ini, adalah hadiah dari Taman Safari Indonesia pada tanggal 8 Agustus 2008 loh.
Kebun binatang tertua di Jepang ini mempunyai 3300 lebih binatang dari 500 jenis (data Feb, 2008). Dan cerita yang menyedihkan mengenai 3 ekor gajah penghuni Kebun Binatang Ueno ini menjadi tema dari Picture Book yang pernah saya tulis di sini (Gajah yang Malang).
Riku menyesal belum bisa melihat semua areal Kebun bintang Ueno, jadi kapan-kapan ingin pergi ke sana lagi. Sedangkan Gen maunya mengajak Riku untuk pergi melihat pameran lukisan di Museum Lukisan Ueno (dia mau kasih tahu mungkin bahwa di sini loh, papa dan mamanya kencan pertama hihihi). Memang di Ueno terdapat bermacam tempat yang menarik. Dan dulu Ueno juga merupakan tempat berkumpul pemagang-pemagang asal Indonesia untuk bertukar informasi dan kerinduan akan tanah air (seperti yang saya singgung di tulisan ini)
Situs bahasa Inggris mengenai Kebun binatang Ueno di sini.