Gagak gagak gagah

26 Nov

Hai Gagak kenapa kau menangis?
Karena di gunung
ada anaknya yang berusia 7 tahun

Indah indah tangisan sang burung
Dia menangis dengan indah

Lihatlah di sarangnya di gunung
Anaknya menunggu dengan matanya yang bulat

Karasu naze nakuno
Karasu wa yamani
Kawaii nanatsu no ko ga aru kara yo

Kawaii kawaii to karasu wa nakuno
Kawaii kawaii to nakundayo

Yama no furusu ni
Ittemitte goran
Marui me wo shita ii ko dayo

烏 なぜ啼くの
烏は山に
可愛い七つの
子があるからよ
可愛 可愛と
烏は啼くの
可愛 可愛と
啼くんだよ
山の古巣に
行つて見て御覧
丸い眼をした
いい子だよ

melodynya bisa didengar di sini

Iniadalah sebuah lagu anak-anak yang populer di Jepang berjudul Nanatsu no ko, menceritakan seekor gagak yang diciptakan pada tahun 1921 oleh Noguchi Ujou.  Tidak ada orang Jepang yang tidak tahu lagu ini. Yang mengherankan kenapa gagak yang menjadi tema dalam lagu anak-anak tersebut. Karena sebetulnya gagak yang berwarna hitam itu dari zaman dulu dikenal sebagai burung pembawa bencana. Tetapi Noguchi mengangkat “derajat” gagak itu dengan mengatakan bahwa burung yang buruk rupa itu pun mengkhawatirkan anaknya. Hmmm karena buruk rupa = malang… suatu prejudice yang sebetulnya tidak boleh terjadi, bahkan dalam kehidupan manusia. Waktu saya browsing saya juga menemukan alasan kenapa di dalam lagu itu dipakai kata anak berusia 7 tahun. Ternyata si pencipta lagu Noguchi ditinggal mati ibunya waktu dia berusia 7 tahun. Jadi dia sendiri menggambarkan dirinya seperti Gagak yang buruk rupa? Tidak ada yang tahu…

Namun saya juga tidak suka pada gagak-gagak hitam ini. Dan saya rasa tidak ada yang tinggal di Tokyo suka pada gagak. Karena Gagak menimbulkan masalah yang pelik bagi warga Tokyo. Mereka merajalela di mana-mana. Bahkan kadang-kadang dengan berani menukik ke arah manusia. Pernah ada berita yang menceritakan ada Gagak yang menukik masuk ke dalam kamar seorang bayi di lantai dua perumahan dari jendela yang terbuka. Gagak yang pemakan daging itu kemudian memakan bayi tersebut. Aduh!!!

Gagak di Tokyo sudah merupakan Hama bagi lingkungan Tokyo. Mereka terbiasa mengorek sampah-sampah dan beberapa tahun terakhir ini semakin ganas. Di kawasan pertokoan sesudah restoran tutup pukul 11 malam, biasanya sampah dibuang di luar. Begitu fajar tiba, burung-burung gagak berpesta pora dengan sisa-sisa makanan yang ada. Sampah-sampah berhamburan mengotori jalanan dan membuat pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Dan sialnya setelah krisis ekonomi terjadi, sampah-sampah yang dibuang rupanya “tidak cukup” bagi si burung gagak, sehingga teritorinya meluas ke daerah pemukiman penduduk. Dan samapi merekapun tidak segan “merebut” makanan yang dibawa oleh penduduk, misalnya yang sedang piknik atau makan di taman. Bahkan bayi dan anak kecil bisa disambarnya.

Sekarang usaha untuk mengurangi serangan burung gagak sudah dilakukan, misalnya dengan menutup kantong-kantong sampah dengan jaring dan membuang sampah pada waktunya. Namun pemerintah daerah Tokyo masih pusing mengurangi populasi burung gagak di Tokyo ini. Dan yang pasti pemda dan masyarakat tidak akan menganggap tangisan burung gagak itu sebagi indah…. tetapi justru MENGERIKAN.

gagak gagak gagah itu
menghitami langit tokyo
menyebarkan bau busuk
mengancam manusia manusia bodoh

17 Replies to “Gagak gagak gagah

  1. Wah aku baru tahu kalau Noguchi ditinggal mati Ibunya waktu 7 tahun. Kalau udah tahu kondisi ini, aku jadi terharu mendengar lagu ini.
    Ya memang di kota besar KARASU jadi musuh ya, dan orang Jepang juga anggap KARASU sebagai burung yang mambawa HUKOU, tapi juga lemayan banyak lagu dan cerita atau buku anak-anak yang temanya KARASU ya. Si Ao suka KARASU, kalau dia lihat KARASU, ‘ Wah Ka-ka iru !!’, dia senang. Memang KARASU di pulau kecil kayaknya masih tahu malu, jadi mereka lihat kehidupan manusia dari langit saja..

    ka-ka ya…kalo di jakarta kaka jadi kakak tua soalnya hihihi
    EM

  2. Aku pernah dengar satu cerita tentang burung gagak:

    Konon, burung gagak gak berwarna hitam. Malah dulunya berprofesi sebagai ‘penata rias’ semua burung yang hidup di hutan.

    Pada suatu hari, ada pesta yang diselenggarakan di hutan. Maka para burung berbondong-bondong mendatangi si gagak, minta dirias. Burung merak dapat giliran pertama, makanya bulunya paling indah. Disusul dengan burung2 yang lain.

    Tak terasa, pesta hampir dimulai. Cuma gagak yang belum berdandan. Dan yang tersisa hanya tinta warna hitam. Alhasil, karena diburu waktu dan tak sempat lagi berdandan, maka si gagak pun menumpahkan tinta hitam ke tubuhnya.

    -the end-

    wah terima kasih story nya piyek…aku baru tahu nih
    EM

  3. Bu Ikkyu kalau ingin denger suara gagak tiap pagi, datanglah ke Bangkok, burung gagak banyak berkeliaran di Bangkok; pertama datang ke Bangkok saya merasa risi tiap subuh mendengar suara gagak.karena, akan datangnya suatu kematian begitu mithosnya.Tapi lama kelamaan telinga sudah biasa,malah jadi alarm bangun pagi.

    aminhers´s last blog post..guru versus khunkru

    iya suara nyanyian gagak tidaklah merdu…malah memekakkan telinga
    EM

  4. Hiyaaaa… baju baru!!! .. pesta yuk bu 🙂
    wah, kalau di Indonesia dah dibedil pake senapan angin tuh bu, .. burung pipit aja di cari-cari .. apalagi gagak

    mascayo´s last blog post..Cita-cita saya jadi presiden

    baju baru semangat baru…kampai yuuuuk
    trus gagaknya mau dimakan? iiih alot kan dagingnya…. pernah makan kalkun mascayo? duuuh dagingnya alot dan bau
    EM

  5. Wah hamanya berupa gagak, menyeramkan.
    Ngemeng-ngemeng kamu usul ke pemda Jepang aja Mel, supaya hari dimana si gagak itu memakan bayi dijadikan hari Gagak… hahahaha seperti hari-hari lainnya yang slalu diperingati di Jepang 😉

    Piye, setuju ?

    weks kapan terjadinya ya? udah lupa
    EM

  6. Serem juga ya…burung gagak bukannya pertanda ada kematian? Tapi kalau banyak sekali gagaknya, berarti tanda tadi tak berarti lagi.

    @Piyek
    Saya baru dengar cerita itu….menarik sekali

    @aminhers
    Saya kayaknya pernah baca di blog nya Michael Siregar…tentang upacara kematian yang mengundang burung gagak…hihihi seram…

    Di rumahku tinggal burung gereja banyak sekali….kupu-kupu, kapan itu ketemu bajing…kayaknya daerah rumahku lebih banyak binatangnya dibanding rumah lama.

    edratna´s last blog post..Foto jepretan Toni Wahid memang beda

    Di rumah di jakarta malah masih ada musang bu. Dia naik ke atap, gradak gruduk kalau malam
    EM

  7. Di sini banyak gagak juga, Mba..
    Suka nukik kepala orang juga, cuma dia ga berani nukik kalo si orang itu nyimpen/pake kacamata di kepala…jadi silau mungkin…

    Iya di sini juga suka pakai tirai dari CD (Compact Disc loh bukan singkatan yang satunya hiiihi) supaya berkilauan.
    EM

  8. Semakin mengingatkan, bahwa seburuk-buruknya seseorang, pasti ada kalanya dia menangis juga…

    (La, kita ngomongin Gagak, bukan manusia.. hehehehe)

    Lala´s last blog post..(Aku) sayap yang tercerabut

    Yaaaah, jangan dipikir si buruk rupa ngga bisa nangis. Mungkin malah nangis terus menyesali keadaannya.
    EM

  9. Gagak makan bayi? Beneran ni mbak? Lapar banget si gagak sampai makan bayi segala.
    Hiiih

    irna´s last blog post..Hilang

    Ya kelihatannya begitu. Gagak itu sukanya makan daging. 🙁
    EM

  10. Mbak Imelda, apa tidak bisa memberikan masukan pada pemerintah kota Tokyo agar membuat larangan-larangan tertulis yang tegas:

    GAGAK DILARANG MASUK!

    Daniel Mahendra´s last blog post..What About Children Dying…

    Dengan lambang seperti simbol kamu ya? GDM (Gagak Dilarang Masuk) hihihi
    EM

  11. Apa ya predator gagak? Kucing doyan gagak nggak ya mbak?

    Yoga´s last blog post..Chopin is Accompanying Me

    waduh jangan-jangan kucingnya dimakan gagaknya. (Kecuali doraemon mungkin ya hahahaha)
    U know, di sini ngga ada anjing liar (nora inu) atau kucing liar(nora neko).
    EM

  12. Di Jakarta jarang melihat gagak ya.
    Suaranya pun tidak terdengar.
    Itu tergantung pada tempat tinggal?
    Padahal di Jepang malah di pusat kota pun gagaknya buaaaaaanyak.

  13. Menyentuh sekali ya Mb, cerita tentang sang pencipta lagu Noguchi yang ditinggal mati ibunya waktu berusia 7 tahun. Dia menggambarkan dirinya seperti Gagak yang buruk rupa? Tidak ada yang tahu…
    Btw ternyata di Jepang Gagak sudah menjadi hama ya Mb, mungkin pemerintahnya harus bisa mengatur populasinya, agar tidak menjadi masalah….. 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *