Bukan, ini bukan judul lagu dari Iwan Fals yang “seru” itu. Tapi Bento bahasa Jepang yang berarti bekal makanan. Sudah menjadi pengetahuan umum di sini bahwa kalau mau mengirit ongkos makan, lebih baik bawa bento. Karenanya waktu Riku masih TK dan aku katakan pada salah satu orang tua temannya bahwa aku tidak menyediakan bento, tapi kyushoku (makan siang disediakan sekolah dengan membayar), si ibu itu langsung mengatakan “ricchi” (Rich = kaya). Waktu itu aku memang masih “ibu RT “gadungan alias belum pengalaman. Masih banyak bekerja di luar sehingga tidak ada waktu untuk menyediakan bento. Sekarang? sudah expert dong 😀 Dan bisa mengerti mengapa si ibu itu mengatakan aku rich. 😀
Kalau aku tulis di Makan Bersama, di SD memang kebanyakan menyediakan kyushoku atau makan siang yang disiapkan oleh pihak sekolah. Jadi untuk Riku aku tidak perlu memikirkan makan siangnya. Tapi di TK, biasanya tidak disediakan kyushoku. Biasanya anak-anak TK membawa bento, bekal makanan sendiri. Dan sebetulnya aku rasa itu jalan terbaik, karena anak-anak ini masih sedikit makannya. Dulu sering aku mendapatkan laporan dari gurunya Riku (waktu TK) bahwa Riku tidak bisa menghabiskan kyushoku yang disediakan sekolah.
Nah, sekarang aku menyiapkan bento setiap hari untuk Kai. Sebetulnya Kai juga tidak pemilih macam makanan, tapi dia memang sedikit makannya. Jadi biasanya aku kasih liat jumlah makanan yang aku sediakan dalam bekalnya, dan dia akan bilang OK atau kebanyakan. (Gaya yah hihihi)
Soal isi makanannya, aku tak perlu jelaskan ya. Terus terang aku tidak bisa membuat bento yang “cantik”. Asal ada nasi, daging dan sayur cukup deh. Seadanya saja. Bahkan kalau perlu sisa dari malam harinya. Tapi tentu yang mudah dibawa.
Yang aku selalu ingin tahu adalah bagaimana anak-anak usia 3 tahun ini makan bentonya di TK. Mungkin merupakan hal yang mustahil untuk anak-anak Jakarta umur 3 tahun yang masih disuap baby sitter. Aku selalu ingin intip waktu mereka makan.
Beruntungnya aku karena Kai (juga Riku) terbiasa makan bersama di Penitipan (semacam Play group) sebelum masuk TK, dan aku pernah mengintip anak-anak ini makan di penitipan. Ada lagu pembukanya!
Dan aku membaca surat edaran dari pihak TK mengenai perkembangan pendidikan di TK itu. Surat edaran ini diterbitkan setiap bulan (bulan ini bulan pertama) berisi apa saja perkembangan selama 1 bulan ini, mengenai kegiatan yang sudah dilakukan, mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dsb. Dan dalam surat bulan ini tertulis bagaimana anak-anak TK ini makan siang.
Urutannya sebagai berikut:
1.Pergi ke WC untuk buang air.
2. Mencuci tangan dengan sabun (tersedia tempat cuci tangan di luar kelas masing-masing dengan 3-4 keran)
3. Membawa tas dari loker kemudian duduk di kursi masing-masing
4. Mengeluarkan kantung bento dari tas
5. Mengeluarkan alas makan, kotak makanan, sumpit atau sendok garpu, dan cangkir (Kemudian mengisi cangkir dengan susu – khusus susu dapat gratis dari sekolah)
6. Menyanyikan lagu obento. Mau tahu liriknya?
Dalam kotak bekal sebesar ini
masukkan onigiri onigiri
irisan jahe, taburkan garam-wijen
wortel, cherry, jamur shiitake, (akar) Gobo
Renkon yang berlubang
Fuki yang terlihat bergaris-garis
これっくらいの おべんとばこに
おにぎり おにぎり ちょいとつめて
きざみしょうがに ごましおふって
にんじんさん さくらんぼさん しいたけさん ごぼうさん
あなのあいた れんこんさん
すじのとおった ふき
Yang mau mendengar bagaimana lagunya silakan buka link ini, dan klik tanda play ya. (Dan terus terang mana ada ibu-ibu jaman sekarang yang membawakan anaknya bento seperti yang dinyanyikan 😀 Misalnya cherry, hanya ada menjelang musim panas. Dan waktu aku cari lagu “bento” ini ternyata ada juga lagu “sandwich” hihihi. Jepang modern!)
7. ITADAKIMASU. (Salam yang dilakukan sebelum makan, arti harafiahnya “Saya terima/ saya makan” bukan selamat makan)
Dan sebagai laporan dari TK tentu saja untuk kelas Nencho (kelas atas/ yang berisi anak usia 5 th) sudah pandai bisa semua sendiri. Tapi untuk kelas Nensho (kelas bawah/ yang berisi anak usia 3 th) masih banyak yang belum bisa. Urutan 3-4-5 (yang di atas) berantakan. Lalu anak yang mau cepat-cepat makan begitu buka kotak makanannya lalu menjatuhkannya sehingga isinya berantakan. (dan nangis :D) Karenanya kami orang tua diminta untuk menambahkan ikat karet yang besar.
Tentu saja selama makan juga ada yang menumpahkan isinya, nangis tiba-tiba, minta ke WC, atau mengambil makanan temannya 😀 atau mengadu makanannya diambil 😀 dan lain-lain. Tapi dengan latihan lama-kelamaan mereka (gurunya juga) akan bisa makan dengan tertib dan tenang. Demikian menurut laporan TKnya Kai 😀
Duuuh kebayang ngga sih, jadi guru TK. Acara makan yang cuma 30 menit aja mungkin begitu melelahkan ya. Aku sama sekali tidak ingin menjadi guru TK 😀 Tidak berbakat dan tidak sabar 😀
Apa bekal makan siangmu hari ini? Hari ini aku dan Kai membawa bekal yang sama yaitu bakmi goreng ala Jepang (aku sih pengennya bakmi goreng ala Indonesia lebih gurih hehehe) ! Permintaan Kai kemarin. Aku makan di dalam kelas karena hari ini aku harus mengajar. Dan posting ini aku jadwalkan untuk terbit siang hari. Maksi yuuuk…. ITADAKIMASU!