Berhemat bagaimana?

22 Mei

Tanggung bulan, atau tanggal tua merupakan masalah semua orang, baik yang sudah menikah maupun yang single. Karena kalau tidak disikapi bisa gali lobang tutup lobang deh, itu pepatahnya mama untuk merujuk orang yang berhutang terus menerus.

Untuk mengatasinya Mamah Aline menulis di sini. Mamah Aline bijaksana sekali dengan mengatakan “Apa sih yang ngga untuk anak? Tapi supaya tetap bisa menikmati waktu luang tanpa membuat kantong bolong, Mamah menerapkan kiat-kiatnya”.

Istilah tanggung bulan atau tanggal tua tidak ada di bahasa Jepang. Aku sempat heran juga, tapi mungkin karena perencanaan hidup mereka sudah mapan ya, sehingga tidak ada istilah “kekurangan duit di akhir bulan” seperti kita. Dan kebetulan aku juga membaca cara-cara wanita single Jepang untuk mengantisipasi krisis ekonomi yang terjadi di Jepang saat ini. Tapi kupikir single maupun sudah berkeluarga, kiat ini bisa diterapkan. Cara mereka yang terbanyak adalah dengan :

  1. Waktu membeli bahan makanan mereka jadi lebih memperhatikan harga. Membandingkan dan membeli yang lebih murah (41,8%)
  2. Sedapat mungkin tidak makan di luar (39,2%)
  3. Menambah tabungan setiap bulan (22,5%)
  4. Mengurangi bertemu teman di luar sambil minum/makan 22,5%
  5. Menghemat pemakaian listrik dan air (21,8%)
  6. Membawa bekal makan siang buatan sendiri (19,0%)
  7. Tidak bepergian (9,5%)
  8. Tidak menggunakan taxi (9,5%) (we taxi memang mahal euy di Tokyo)
  9. Membuat acara minum-minum atau makan-makan di rumah (6,3%)
  10. Kencan dengan pacar di rumah saja (4,4%)

Rupanya angket seperti ini sering dilakukan dan diketahui bahwa jumlah mereka yang berhemat melalui makanan (masak sendiri/tidak makan di luar/memilih makanan murah) bertambah banyak setiap tahunnya. Memang makanan masih bisa diakali, tapi juga diingatkan supaya jangan sampai menjadi malnutrisi.

DeMiyashita memang tidak melaksanakan nomor 4 dan 8, dan yang sekarang sedang digalakkan yaitu  no 1, 2 dan 5. Kalau bepergian (no 7) itu sudah merupakan kebutuhan kami untuk refresh jadi tidak akan kami kurangi, tapi kami pilih tempatnya. Banyak loh tempat-tempat yang gratis di sini.

Nomor 1: Selain mencari harga yang lebih murah, cari toko yang menjual lebih murah a.l. dengan menggunakan informasi dari orikomi yang pernah kutulis di sini. Membeli dalam jumlah banyak juga merupakan pilihan, karena ada toko grosir dimana kita bisa membeli per-kg sekaligus. Misalnya daging, ayam, susis, biasanya setelah sampai di rumah aku masukkan dalam plastik-plastik kecil yang cukup untuk satu kali masak ke dalam freezer. Terus terang dulu aku terbiasa memasak untuk banyak orang. Jadi kalau masak rendang tidak satu kg lebih rasanya tidak afdol. Tapi sekarang sudah bisa masak cukup untuk satu kali makan. Kecuali rendang aku masak sekaligus, baru simpan yang sudah jadi separuhnya dalam freezer. Kalau mau makan tinggal dipanasi saja kan?

Kalau sayuran membeli banyak? Kan pasti terbuang? Hmmm di musim panas sayuran murah sehingga bisa membeli banyak sekaligus. Misalnya brokoli dan bayam biasanya aku rebus sebentar (setengah matang) lalu masukkan dalam plastik untuk masukkan freezer. Ketimun, wortel, umbian  kalau banyak, aku simpan dibungkus koran sebelum masuk lemari es. Cara membungkus dengan koran aku dapati dari papa-mama di Jakarta, karena sayur bisa tahan lebih lama dalam koran daripada langsung taruh begitu saja di rak sayur lemari es. Kecuali ketimun yang memang lebih enak segar atau diacar, bisa juga direbus dulu setengah matang sebelum masuk freezer. Oh ya, freezer juga bisa menjadi penyelamat roti loh. Aku diajari seorang Jepang untuk membuat sandwich jika banyak roti, lalu masukkan plastik dan di freeze. Bisa untuk bekal makan siang. Waktu pagi dibawa memang masih beku, tapi pas mau makan hmmm yummy tepat sudah kembali seperti semula.

Untuk anak-anak biasanya harus menyediakan snack. Snack juga kalau beli dalam pack besar lebih murah daripada beli eceran setiap hari. Jadi biasanya aku beli pack besar, lalu masukkan dalam plastik kecil-kecil seperti untuk gimmick ultah, setiap hari satu. plastik kecil tentu bisa diisi lagi dengan beragam snack/coklat atau permen. Yah, akal-akalan mamanya saja supaya tidak boros.

Nomor 2 :  mengurangi makan di luar, dengan cara keluar rumah sekitar jam 11-an sesudah brunch, jadi kalau toh makan di luar cukup satu kali makan yaitu untuk makan malam 😀 Kadang tergantung tempat pergi, misalnya ke taman, aku bawa bekal makanan dan minuman juga loh. Di sini tidak ada diskon khusus untuk pemakai credit card tertentu di restoran, tapi ada diskon yang bisa diprint dari homepage restoran yang dituju. Lumayan kan biar cuma 20% saja 😀

Nomor 5: Menghemat listrik di deMiyashita berarti tidak memakai vacuum cleaner. Ya sejak gempa sampai sekarang aku baru 2 kali pakai vacuum cleaner. Selebihnya pakai sapu dan pel biasa! Selain itu aku mengurangi sekali pemakaian microwave. Yang dulu biasanya apa-apa cing! (istilah bahasa Jepang untuk memanaskan dengan microwave, karena bunyi setelah selesai kan cing), sekarang aku rebus atau pakai kompor gas saja. Defrost alami dengan mengeluarkannya dari pagi. Selain itu semua listrik yang memakai plug dan sering dipakai, aku usahakan pakai plug khusus dengan tombol on off tanpa harus mencabut dari colokannya. Memang jadi emak-emak harus rajin setiap malam mematikan semua lampu dan tombol-tombol itu. Dulu pasti ada salah satu lampu yang aku biarkan menyala (misalnya dapur) karena aku takut kegelapan. Sekarang semua mati!

plug dengan tombol on off yang aku pasang untuk bidet di rumah, supaya tidak usah cabut steker dari colokannya setiap kali.

Memang sekarang sedang diadakan penghematan listrik besar-besaran di Jepang, terutama pada musim panas sudah diwanti-wanti akan kurang daya listriknya jika semua menyalakan AC. Padahal bisa dibayangkan panasnya deh. Dan dengan bangganya deMiyashita bisa bilang “Kami tidak pakai AC di ruang keluarga!” Bukan mau berjibaku kepanasan tapi karena memang ACnya sudah rusak hehehe. Back to the kipas angin dan kipas sate aja deh 😀

Postingan penghematan ini terinsiprasi tulisan Mamah Aline yang di sini.