Childlens

21 Apr

Waktu saya pergi ke Sendai, saya menemukan sebuah buku yang berjudul “Childlens”, yaitu kumpulan foto-foto yang dibuat oleh anak-anak. Anak-anak itu disuruh memotret apa saja yang dia ingin potret. Dan dengan melihat hasil jepretan mereka, seakan kita menjadi anak-anak itu dan melihat pemandangan dari ketinggian mereka. Dan itu sangat menarik, menurut saya. Karena itu saya juga menyuruh Riku banyak memotret waktu dia pergi berwisata di okinawa bersama kakek-neneknya, seperti yang pernah saya muat di sini.

menikmati childlens... lucu-lucu loh fotonya (ada foto ibunya ganti baju juga hihihi)
menikmati childlens... lucu-lucu loh fotonya (ada foto ibunya ganti baju juga hihihi)

Saya bercita-cita  untuk mengumpulkan foto-foto karya Riku dan Kai, dan ingin  membuat kumpulan foto, yang bisa menjadi kenangan buat mereka jika sudah besar nanti. Terima kasih pada kecanggihan masa modern, yang menyediakan kamera digital, komputer dan hard disk, sehingga kita tidak perlu memikirkan bengkaknya biaya jika dibanding dengan dahulu, yang harus cuci cetak dahulu sebelum bisa menikmati karya foto.

Kali ini saya mau pasang foto-foto karya “keluarga fotografer” cieeee. Yaitu foto “Pertama” yang diambil Kai (kiri) , foto yang diambil Riku ( kanan) serta……

(Foto yang diambil anak-anak sering terpotong dan tidak simetris biasanya. but itulah seninya)

Foto yang diambil papanya Riku dan Kai, waktu mereka bermain ke taman, dan memberikan saya sedikit waktu tenang pada hari Minggu lalu, sehingga saya bisa mengerjakan terjemahan sedikit.

click to enlarge.

24 Replies to “Childlens

  1. Ah, ah…
    Idenya sangat, sangat, menarik! Boleh banget tuh, Sis, mengumpulkan photo-photo yang diambil oleh mata anak-anak. Memang, pasti terpotong di mana-mana, tapi dengan begitu kita bisa melihat suatu object dari sudut pandang yang sama sekali berbeda…

    Ugh! Menggemaskan!
    Aku tunggu kumpulan photonya, ya, Sis…
    Keluarga Fotografer. Keren tuh! 🙂

  2. hihihihihi…liat foto karya jepretan Kai dan Riku malah bikin saya geli bun… masa saya kalah sama mereka??? hahahaha.. ^_^

  3. Kai motret …
    Hah … pasti lucu banget itu anak …

    BTW hasil foto mamahnya kok ndak dipajang EM …

    (dan mama EM pun menjawab … undah banyak kaleeee …)

    hehehe
    Salam saya

  4. Kenapa ya foto anak2 suka terpotong? Apakah mereka memang belum bisa melihat dengan jelas? Ataukah menurut mereka, itulah perspektif yang benar? Entahlah…
    Btw, idenya asyik juga. Pasti kalau sudah gede, mereka akan bangga sekali bisa melihat kembali foto2 hasil karya mereka.

    Hery Azwan´s last blog post..Jepitan Kepiting

  5. ide yang bagus itu, bu. dengan mengumpulkan foto hasil jepretan anak, kita bisa mengikuti dunia mereka. objek yang sama bisa jadi beda apabila dijepret oleh orang yang berbeda. foto2 hasil jepretan riku perlu dibuatkan halaman khusus biar saya bisa ikut menikmatinya, bu.

    sawali tuhusetya´s last blog post..Sosok Kartini dan Terbebasnya Mitos Kaum Perempuan

  6. Bagus juga tuh idenya.
    Nanti boleh ya saya liat album childlensnya Riku & Kai..?

    mangkum´s last blog post..Saya dan Statistika

  7. Mau dong liat contoh yang liat ibunya lagi ganti baju.
    Kalau bagus, mau tak praktekin sama Flo..
    (angle yang pas, biar keliatan lansing..) :mrgreen:

    Theme yang ini lebih Ok, kok mbak dari yang kemaren.

  8. Aih,, bener-bener makasih sama kecanggihan teknologi, ada kamera digital dan komputer..
    dan ada blog yang bikin aku tahu bahwa di sana ada Riku dan Kai yang belajar motret
    uhuu,, menggemaskan
    *bayangin boleh gak ya nyubit pipi Kai*
    🙂

    Muzda´s last blog post..Hey,, Kartini Digugat …

  9. memang deh mbak imel…dari kecil diajarin ya…nanti kalau gedenya bagaimana tuh…semangat mbak! love u

    Ria´s last blog post..Untuk Perempuan di Hari Kartini

  10. Hehehe… ntar dibikinkan flickr atau photos blog khusus untuk karya Riku dan Kai ya mbak? Ntar kalau punya anak sendiri aku ikutan kek mbak deh. (amien) 😀

  11. Motret juga diperlukan bakatnya.
    Kalau yang tidak pandai motret, seperti saya, karyanya kacangan.
    Maka saya melihat aja sesuatu dengan baik-baik supaya semuanya bisa simpan di dalam ingatan.

    (Alasan dengan kata-kata indah untuk menyembunyikan gatek.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *