Bouya 坊や adalah sebutan kesayangan untuk anak laki-laki di Jepang. Bahasa resminya otoko no ko 男の子, tapi seperti kalau di Indonesia menamakan anak laki-laki dengan bocah atau buyung, di Jepang juga sering memanggil anak-anak laki-lakinya dengan bouya.
Tanggal 5 Mei adalah hari khusus untuk anak laki-laki, yang berasal dari perhitungan kalender China Kuno yang disebut dengan sekku. Hari libur ini merupakan serangkaian hari libur di akhir April dan awal Mei yang disebut Golden Week (Minggu Emas) di Jepang. Berdasarkan hukum Hari Anak-anak diperingati sejak tahun 1948 dan ditetapkan dengan undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō) untuk “menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak sambil berterima kasih kepada ibu.”
Kira-kira sebulan sebelum hari ini, di tiap rumah yang mempunyai anak laki-laki akna menghias rumahnya dengan bendera berbentuk ikan koi, yang disebut Koi Nobori. Semakin kaya keluarga itu, semakin besar dan bagus bender yang dipasang. Karena kami tinggal di mansion (apartemen) jadi tidak memasang bendera seperti itu (sekipun saya tahu ada 2-3 keluarga yang memasang di teras rumahnya). Dan biasanya kakek-nenek lebih antusias merayakan upacara anak laki-laki ini dibanding dengan keluarga muda sekarang.
Jaman dahulu, untuk merayakan hari anak laki-laki ini, keluarga akan membelikan replika baju samurai yoroi, topi/helm samurai kabuto, dan sebagai tambahan patung anak laki-laki kuat dalam dongeng Kintaro. Semakin besar, semakin lengkap menunjukkan kekayaan keluarga itu. Dan memang harga satu set perlengkapan ini tidak main-main loh. Satu kabuto helm samurai saja, saya lihat berlabelkan harga 250.ooo yen di sebuah departemen store terkenal. Baru kabuto, belum yoroi (yang biasanya jarang dipunyai).
Tapi sekarang karena keluarga muda banyak yang tinggal di apartemen, tidak ada tempat untuk meletakkan perhiasan seperti itu, sehingga semakin kecil semakin bagus (meskipun harganya belum tentu semakin murah hehehe).
Tahun ini kami memperingati hatsu sekku, peringatan anak laki-laki pertama untuk Nobu (10 bl), sepupu Riku dan Kai. Jadi seperti biasa kami berkumpul di rumah mertua di Yokohama. Di sana sudah terhias satu set perhiasan yoroi dan kabuto yang sudah berusia 60 tahun lebih (yang dibelikan untuk bapak mertua saya olehbapak-ibunya). Biasanya kami mengadakan pesta di rumah, tapi karena kali ini dihadiri oleh besan, orang tua adik ipar saya, maka acara makan-makan diselenggarakan di sebuah restoran dekat rumah.
Sulit sekali untuk mengumpulkan kami yang memang tinggal di berlainan kota, apalagi mengumpulkan ke tiga cucu keluarga Miyashita untuk bisa berpose dengan baik, tanpa menangis, di depan hiasan untuk diambil fotonya. Well, yang penting ketiga cucu laki-laki ini bisa hidup sehat dan menjadi besar dan kuat, serta berbakti pada orang tua.
Anda juga bisa membaca tulisan saya tahun lalu tentang “Hari Anak Laki-laki“.
Tambahan informasi:
Ada pula upacara untuk anak perempuan yang dirayakan tanggal 3 Maret, yang sering disebut dengan Hina Matsuri. Saat ini menghias rumah dengan hina ningyo (boneka hina)
Jumlah anak-anak berusia 15 tahun ke bawah menurut data 1 April 2009 sebanyak 17.140.000, lebih sedikit 110.000 dibanding tahun sebelumnya dan sudah 28 tahun berturut-turut mengalami penurunan jumlah.