Hari ini adalah hari ke tiga Kai masuk TK. Sejak hari Senin, aku mengantar dia ke TK nya sekitar pukul 8:45 pagi. Sebetulnya kami diharapkan mengantarkan anak-anak antara pukul 8:30 -9: 30, dan menjemputnya kembali pukul 11:00. Pendek sekali ya? Tapi ini memang khusus untuk pemanasan bagi anak-anak. Kami juga harus mengantar anak-anak kami sampai di depan kelas, sebelumnya mengajari mereka untuk menukar sepatu dengan uwabaki (sepatu dalam).
Aku mengantar sendiri Kai ke TK, tapi sebetulnya kalau mau ada juga disediakan antar-jemput. Hampir semua TK menyediakan layanan antar-jemput dengan trayek tertentu. Tidak seperti di Indonesia kalau bus antar-jemput anak-anak biasanya berhenti di depan rumah masing-masing, kalau di sini biasanya dipoolkan di tempat yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu lalu lintas. Jadi semisal jam penjemputan pukul 8:35 ya sebelum pukul 8:35 kami sudah harus menunggu di pool tsb. Aku tidak yakin anak-anakku bisa siap sebelum jam penjemputan, jadi lebih baik aku antar sendiri naik sepeda. Apalagi nanti jika aku sudah mulai mengajar, sesudah antar Kai, aku bisa langsung pergi ke stasiun naik sepeda. Biasanya biaya antar-jemput ini sekitar 5000 yen/bulan.
Hari pertama, Kai dengan penuh semangat pergi ke TK, karena aku menjanjikan akan bermain di halaman sekolah sesudah selesai sekolah. Meskipun kadang dia juga masih menyebutkan,
“Aku maunya sama mama”.
Aku selalu menjawab, “Iya tentu saja. Kan hari ini hanya main lilin, makan snack lalu mama jemput loh”.
“Tidak tidur siang?” (Kalau di penitipan kan pasti pakai acara tidur siang)
“Tidak!”….
Lalu dia tersenyum. Dan masuk kelasnya dengan gagah.
Naik sepeda dari rumahku ke TK hanya 5 menit. Jadi biasanya aku berangkat menjemput Kai pukul 11 teng juga masih keburu. Karena kami harus menjemput lagi di depan kelas. Proses penyerahan murid kepada guru memang untuk membiasakan anak-anak ini terhadap guru dan peraturan sekolah. Tapi kami hanya bisa begini selama 3 hari pertama. Mulai besok kami hanya boleh sampai pintu depan sekolah, tempat anak-anak ganti sepatu. Dan waktu belajar juga ditambah 30 menit, menjadi sampai pukul 11:30. Nanti mulai bulan Mei akan menjadi pukul 2 siang.
Kemarin ada rapat orang tua dan guru (PTA – Parent Teacher Association) pertama kalinya, untuk memilih wakil pengurus kelas yang bertugas membantu kelancaran kegiatan sekolah. Satu kelas 3 orang dan salah satunya akan menjadi penghubung dengan kelas yang lain. Hmmm, aku sih suka berorganisasi begini (sok sibuk hihih), tapi kupikir biarlah ibu-ibu yang lain. Aku cukup kaget waktu ikut rapat itu, duh hampir separuh ibu-ibunya menggendong bayi! Gawat nih, bisa-bisa ngga ada yang mau jadi wakil. Eh, ternyata ada juga kok yang bersedia mencalonkan diri, jadi aku bebas… asyik.
Waktu sedang diadakan rapat sekitar pukul 14:15 siang tiba-tiba beberapa HP ibu-ibu berbunyi khas. Peringatan dini gempa. Semua diam dan berdebar-debar menunggu datangnya gempa. Gurunya Kai bilang, tidak apa-apa, kalau ada apa-apa kita bisa lari ke halaman, tinggal buka pintu yang menghubungkan dengan halaman sekolah. Untung saja gempanya tidak besar, dan rapat dilanjutkan kembali.
Tapi karena khawatir juga tentang Riku, kupikir biarlah aku dan Kai mampir ke sekolahnya Riku (beda satu blok saja) supaya bisa pulang sama-sama. Di depan SD nya Riku itu ada taman kecil yang bernama Taman Tupai. Jadi kami berdua menunggu di taman itu, sambil Kai bermain luncuran.
Di situ aku bertemu beberapa anak yang sudah pulang lebih cepat. Dan lucunya aku diajak bicara oleh seorang anak perempuan yang manis tapi cerewet….hihihi. Lucu juga sih, rupanya begini rasanya kalau punya anak perempuan. Kai saja aku anggap sudah cerewet, tapi anak perempuan ini jauuuuh lebih cerewet, suka bicara. Semuanya dia ceritakan, dan aku menjadi pendengar yang baik 😀
Tapi selain si cewe ini, aku bisa melihat persiapan pulang anak SD. Sejak pasca gempa, mereka harus pulang berkelompok, supaya jika terjadi gempa, mereka bisa bergerak mengungsi bersama, dengan satu pemimpin. Kebijakan ini diambil oleh pihak sekolah sampai dengan tanggal 29 April nanti…. kecuali jika masih sering terjadi gempa susulan.
Yang aku rasa hebat juga pihak sekolah, selain sudah menentukan kelompok pulang sejak Riku kelas 1 SD, mereka juga memberikan petunjuk untuk membawa air minum, pelindung kepala dll. Bahkan nanti tgl 15 April aku akan ada rapat PTA untuk kelasnya Riku, dan mereka memikirkan kondisi anak-anak waktu kami sedang rapat. Jika tidak ada gempa-gempa begini memang biasanya anak-anak ditinggal di rumah saja. Tapi dengan banyaknya gempa susulan, sekolah juga khawatir jika terjadi apa-apa selama anak-anak sendirian di rumah. Jadi khusus untuk hari Jumat nanti, halaman sekolah akan dibuka sehingga anak-anak bisa bermain di halaman sekolah selama ibu-ibunya rapat.
Satu lagi yang kurasa hebat juga mereka memikirkan kemungkinan jika listrik mati dan anak-anak tidak bisa belajar di sekolah. Mereka memikirkan kemungkinannya untuk belajar di alam terbuka, yaitu di Taman Shakujii, taman yang luas di wilayah kami. Yang penting proses belajar harus terus berjalan, tidak gampang meliburkan 🙂
Tiga hari awal tahun ajaran baru April 2011- Maret 2012 sudah dimulai dengan lancar. Semoga anak-anakku bisa belajar dengan aman dan lancar, dan semoga gempa makin berkurang … AMIN.