SAWO

18 Okt

Buah yang warnanya dengan semena-mena dipakai untuk menjelaskan warna kulit orang Indonesia. Aku teringat buah ini, gara-gara tweetnya bro neo: “Pingin makan sawo”. Well…aku juga pingiiiiiiin banget! Sawo adalah salah satu buah yang selalu masuk daftar favoritku, meskipun belum tentu setahun sekali aku bisa makan sawo. Hanya ada satu teman chat yang begitu mengetahui aku suka sawo, dia membawakanku sawo satu kantong plastik….. dan dia mustinya senang bisa melihat senyumku yang lebarnya semeter itu hahaha.

Aku kenal buah sawo dari alm opa-oma Makassar, orangtua papaku. Karena mereka tinggal di Makassar, kami selalu memanggil mereka opa-oma Makassar, untuk membedakan opa-oma Bogor, orangtua mamaku, yang tinggal di Bogor. Waktu aku masih di Jakarta, dan opa-oma Makassar datang menginap di rumah kami, opa sering minta dibelikan sawo kepada asisten rumah tangga. Dan kadang sawo yang dibeli masih kehijauan dan keras! Oleh opa ditaruh di dalam tempat beras (tapi katanya harus dihitung berapa, supaya jangan sampai ada yang kelupaan busuk di dalamnya). Setelah 2-3 hari sawo dalam beras itu akan matang, dan siap dinikmati. Aku ingat opa mempunyai pisau lipat yang tajam sekali…. yang dia pakai untuk mengupas sawo itu.

Sawo dan kiwi, tampak dari luar mirip

Jika sawo yang dibeli sudah terlalu matang, biasanya itu menjadi bagian oma. Memang oma sudah jarang giginya sehingga hanya bisa makan yang lembut-lembut saja. Tapi…. biasanya sawo itu tidak langsung dikupas dan dimakan. Oma sering memasukkan sawo itu dalam freezer lemari es dan membekukannya. Sejam sebelum makan dikeluarkan dari freezer, dikupas. Dan rasanya…uhhh enak! Rasanya tak perlu lagi menggigit, cukup diemut-emut 😀 Seperti sorbet.

Cuma yang aku sebal waktu makan sawo itu adalah jika menemukan banyak getah putih-putih mengeras seperti kapur di sekitar biji sawo. Rasanya aku selalu mencuci getah itu sebelum memakannya. Karena sebenarnya aku alergi pada getah buah-buahan. Rambutan, durian dan manggis adalah buah yang sebetulnya aku suka, tapi tak bisa kumakan karena setiap makan buah itu maka mulut dan leherku gataaaaal sekali. Jadi supaya aku tetap bisa makan sawo, lebih baik getah itu kucuci bersih-bersih kan….. 😉

Mengenai biji sawo? Aku tidak suka karena dari jauh kelihatan seperti kecoak hihihi. Terakhir aku mudik kemarin, aku sempat membeli sawo tapi karena masih keras aku tidak bisa makan langsung setelah dibeli. Memang mbak penjaga toko yang membantu memilihkan untukku mengatakan bahwa sawo itu baru enak dimakan besoknya. Tapi…. esoknya aku lupa dan tidak memakannya. Waktu ingat, tentu saja sawo itu sudah tidak ada, sudah menjadi fossil di dalam perut *dunnowhoeatit*.

Kemarin adalah hari ulang tahun Oma Makassar, yang sudah meninggal dalam usia 98 tahun, beberapa tahun yang lalu. Aku tidak diberitahu kapan persisnya Oma meninggal 🙁 Sosok Oma kuingat sebagai orang yang tersabar di dunia. Dia tak pernah marah, dan selalu diam dan sabar jika “diomeli” Opa. Opa memang keras bagai batu karang, sedangkan Oma sabar bagaikan air yang menyejukkan. Kadang kami bertanya mengapa Oma bisa begitu sabar, karena kami merasa kami keturunan Opa Coutrier yang berdarah Makassar, tidak ada yang sesabar oma. Dan satu lagu yang selalu kuingat jika membicarakan oma. Sebuah lagu pujian yang dia selalu nyanyikan… mungkin untuk menenangkan hatinya, dan hati kami.

sabar dalam suka dukamu sabar Tuhan Allah sertamu sabar sabar sabar didalam hatimu

Dan….. aku selalu merasa sebal dengan buah kiwi, karena seenaknya saja dia meniru-niru penampakan luar buah sawo ! Apakah teman-teman juga suka sawo?

Oma Makassar, Oma Emma, nama Emma kudapat mengikuti dirinya, tapi sepertinya sifat sabarnya belum menurun padaku hihihi

Si hitam yang manis dan tidak manis

30 Nov

Hitam manis hitam manis
Yang hitam manis
Pandang tak jemu pandang tak jemu
Yang hitam manis pandang tak jemu

(Hitam Manis, Emilia Contessa)

Ayo…. Siapa yang merasa hitam? Yessy kah yang selalu mengatakan kulitnya hitam (dan manis)? Padahal jelas-jelas bukan hitam atuh, tidak seperti orang-orang dari benua Afrika sana kan? Dan bukan hitam seperti arang juga kan? Istilah uniknya…. kulit sawo matang. Hmmm yummy buah yang berkulit tipis dan halus dengan daging yang lembut dan manis. Jadi ingat mendiang Opa dan Oma Coutrier yang amat suka buah ini, sehingga setiap melihat sawo pasti saya beli dan mengenang kehadiran Opa dan Oma dalam hidupku. Kadang ikut cara oma, makan sawo matang yang sudah dimasukkan freezer… beuh seperti shorbet/frozen yoghurt deh. Sayang di Jepang tidak ada, dan di Jakarta pun tidak setiap saat ada.

Tuh kan ngga fokus lagi. Aku cuma mau cerita bahwa hari Kamis yang lalu aku ketemu dua roti hitam. Benar-benar hitam. Dan aku coba membelinya untuk makan siangku di kampus.

Yang sebelah kiri adalah “Ikasumi Pescatore” . Ika (jp) = cumi-cumi, sumi (jp)= tinta, pescatore (italia) =nelayan. Biasanya kalau memesan spaghetti pescatore kita akan diberikan spaghetti dengan base tomat dan berisi seafood (kerang, cumi,udang) . Nah bisa terbayang kan rasa roti ini? Untung tidak amis dan pakai keju. Ah mungkin kalau bologneis (meat sauce) aku akan lebih suka. Ini memang hitam yang tidak manis!

Yang sebelah kanan adalah coklat hitam dengan isi coklat putih. Kalau ini yummy sekali (emang penggemar coklat sihhh). Hitam tapi tidak pahit, bahkan boleh dibilang manis (enaknya coklat di Jepang tidak pernah “terlalu” manis untukku… maklum orang Jepang tidak suka gula, tidak seperti orang Jawa yang kebanyakan pakai 2-3 sendok teh gula untuk teh/kopinya. Aku? cukup satu sendok saja). Kalau lihat gambar yang kanan, jadi teringat lagu dari Benyamin yang berjudul “Item Manis”…emang yang putih cuma giginya ya 🙂

Item bukan bukan sembarang item
Biar item puti dalemnye
Nyang gua tau smuanye item
Nyang puti cuman giginye

Aku mau membandingkan lagi dua makanan yang hitam juga. Masih dari tinta cumi, yaitu Ikasumi Spaghetti. Benar-benar hitam deh. Tapi kalau aku mau pesan Spaghetti tinta cumi ini, pasti dimarahin Gen, karena katanya cuma orang yang iseng yang pesan spaghetti itu. Hmmm memang bukan favorit saya, tapi saya suka kok tinta cumi. Pernah masak tumis cumi? Kalau di keluargaku di Jakarta duluuuu sekali cukup sering menumis cumi. Makan dengan nasi panas uuuh yummy loh. Tapi memang di Indonesia tidak ada cumi yang sebesar cumi di Jepang. Cumi kecil di Jepang namanya “hotaru ika” (cumi kunang-kunang).

Kalau foto kiri atas adalah spaghetti tinta cumi, hitam yang tidak manis, maka yang sebelah kanannya hitam yang manis. (Untung aku pakai baju merah ya, jadi kelihatan es krimnya hihihi. Ayoooo yang manis eskrimnya atau aku? hehehe) . Eskrim yang sedang aku dan Riku makan bukan eskrim tinta cumi. Tadinya memang aku pikir tinta cumi, karena cuma tinta tinta cumi yang bisa membuat warna sehitam ini. Ternyata waktu aku pesan, namanya Kurogoma softcream, Es krim Wijen Hitam. Wijen memang ada yang putih dan ada yang hitam. Rasanya enak loh… ya seperti peanut butter deh hehehe. Eskrim ini saya beli di Ice Cream City, Sunshine Building Ikebukuro seharga kira-kira 400 yen (lupa persisnya).

Selain dodol, baik dodol garut atau dodolnya Jepang (youkan) yang berwarna hitam, bubur/tape ketan hitam (aku baru ingat pernah dibawakan kue ketan hitam buatan Wita di jakarta…enak!), Madumongso (aduuuh pengen banget nih Madumongso, sayang aku tidak bisa bikin tape ketan karena tidak ada raginya), apalagi ya makanan yang berwarna hitam pekat?

Well, setelah aku pikir, hitam yang manis ternyata lebih banyak daripada hitam yang tidak manis. Jadi berbanggalah mereka yang merasa hitam coklat sawo matang deh … Dan aku mau mengucapkan Selamat Ulang Tahun untuk seorang sahabat yang berkulit sawo matang juga di Jakarta, yang sedang berwisata dengan suami tercinta ke “hometown” nya di Yogya. So, Eka Situmorang Sir, Selamat ulang tahun yang ke 17 (always seventeen) tanggal 27 November yang lalu. Semoga Tuhan selalu menyertai dan membimbing langkah hidupmu ya dik. Mau pilih makanan hitam yang mana nih? Kalau eskrim pasti lumer sesampai di Jakarta, jadi jangan pilih eskrim ya hehehe.

Postingan ini merupakan postingan yang ke 666. Sebetulnya Ata-chan berpesan padaku, “Mbak postingan nomor 666 cerita yang horor dong” hehehe. Tapi karena aku sudah pernah cerita tentang  Obake (hantu) , jadi bingung deh mau cerita tentang apa. Jadi postingan ke 666 juga rada telat, seharusnya bisa di publish kemarin-kemarin hehehe.  Cullen? Ah …biar saja Cullen direbut cewe-cewe Indonesia, tidak masuk ke list aku tuh hahaha.