Aku ingin menulis pendek saja, yaitu mengenai ondoku 音読. Bagi yang mempunyai anak SD yang bersekolah di SD Jepang pasti mengetahui ondoku ini. On adalah suara, doku adalah membaca. Membaca sambil bersuara, bukan dalam hati. Ini adalah satu usaha dalam pelajaran bahasa Jepang kokugo 国語, untuk membuat anak-anak sejak kelas 1 SD mengenal huruf, lancar membaca dan menulis.
Awalnya semua dalam hiragana, lalu perlahan diajarkan kanji dan katakana. Ceritanya juga cukup menarik, disesuaikan dengan musimnya. Jika musim semi maka bercerita tentang wakaba daun muda, bunga-bunga sedangkan waktu musim panas bercerita tentang tanpopo, sejenis bunga yang menyebar serbuknya di musim panas.
Setiap anak mempunyai satu helai kartu Ondoku, yang berisi hari itu membaca judul apa, bagaimana kecepatannya dan ketegasan, serta perasaan waktu membaca itu. Siapa yang menilai? Nah itu dia, yang menilai adalah orang tuanya, dalam hal ini tentu ibunya.
Wah, aku paling tidak suka mengejar-ngejar anak (murid) untuk membuat PR. Karena dulu waktu aku kecil, bahkan sejak SD, aku tidak pernah disuruh membuat PR. Sepulang sekolah (SD) aku langsung membuat PR tanpa disuruh, dan pasti pukul 8 malam sudah tidur. Untuk keesokan harinya bangun pukul 5 pagi. Jadi menurutku PR adalah suatu rutinitas yang wajar dilaksanakan, dan aku berharap anak-anakku juga begitu…..
Untunglah Riku tidak sulit untuk membuat PR, tapi untuk Ondoku ini dia agak malas. Karena biasanya jika disuruh ondoku (dan itu hampir setiap hari) sewajarnya mencoba membaca berkali-kali. Tapi itu juga berarti mamanya juga harus mendengarkan berkali-kali…. hmmm…. payah ya 😀 Biasanya Riku hanya membaca satu kali saja. (Terus terang awal-awal kelas 1 aku tidak perhatikan apa yang dia baca. Dan kadang aku berpikir, untung sekali aku bisa bahasa Jepang ya 😀 )
Dan aku harus bisa menentukan akan menilai bagaimana, segitiga = kurang, bulat= bagus dan kembang = bagus sekali. Penilaian yang sulit :D. Tapi jika Riku bisa membaca dengan bagus, otomatis dia juga bisa menghafal isinya. Dan itu menguntungkan dia, jika ada “ulangan” dia bisa mendapat nilai bagus. (Lucunya di sini tidak diberitahu kapan ada ulangan, kecuali di akhir-akhir semester…. jadi diharapkan belajar harian deh)
Dan karena PR Ondoku ini hampir ada setiap hari, berarti mamanya juga harus menilainya setiap hari. Anak dan ibu sama-sama mengerjakan PR. Ondoku hari ini? Tentu sudah dong.
Pembaca TE sudah menyelesaikan PR hari ini belum? (aduuh aku ada PR dengan deadline s/d tgl 15 Mei nih…. hihihi)