Istilah baru COOL SHARE ini baru kudengar kemarin di televisi, meskipun aku sudah bisa mengira artinya apa. NGADEM BARENG! 😀
Mungkin teman-teman dari Indonesia belum tahu bahwa di Jepang, musim panasnya paraaah sekali! Kalau panas tapi kering masih bisa ditahan deh, tapi di Jepang itu panas dan lembab. Tidak bisa berada dalam ruangan tanpa AC, atau tanpa sedikitnya kipas angin deh. Sumuk! Lembab! Pliket! Bagaikan di sauna.
Tapi Jepang sedang krisis listrik, karena semua PLTN dihentikan operasinya. Tanpa PLTN akan sulit sekali memasok listrik yang dibutuhkan satu negara. Perlu adanya penghematan listrik, jika tidak mau terjadi black out. Dan memang sejak tahun lalu, pasca gempa Tohoku, warga Jepang berusaha untuk menghemat penggunaan listrik di rumah-rumah pada musim panas. Yang biasanya pasang AC, ganti dengan kipas angin. Kalaupun pasang AC di set 28 derajat (pada kenyataannya di rumah-rumah mungkin lebih rendah dari 28 derajat, tapi di kantor-kantor terutama di kantor pemerintah PASTI 28 derajat. FYI di luar tentu lebih panas, karena maximum panasnya Tokyo bisa mencapai 40 derajat). Lalu mengusahakan green curtain tirai hijau di sekitar rumah untuk mengurangi penyerapan panas ke dalam rumah. Toko-toko pun mengurangi pemakaian listrik dengan mengurangi penerangan/menaikkan suhu AC. Musim panas tahun lalu memang sulit sekali.
Meskipun tahun ini sepertinya tidak sepanas tahun lalu, tetap saja perlu menyejukkan diri. Nah gerakan cool share ini adalah gerakan yang mengundang orang-orang untuk keluar rumah pada waktu panas-panasnya sekitar jam 1- 4 sore. Kalau tinggal di rumah kan harus memasang AC di rumah sendiri, sedangkan kalau keluar rumah misalnya ke mall/departemen store, AC yang dinyalakan kan untuk umum. Bisa pakai bersama. Tapi kalau cuma kegiatan begitu saja, sudah banyak orang yang melakukannya. Kegiatan cool share ini terutama dipromosikan oleh restoran-restoran semisal dengan memberikan satu minuman dingin/es krim gratis waktu kunjungan di jam-jam “panas”. Dengan cool share diharapkan bisa menekan konsumsi listrik di musim panas.
Perlu diketahui kamar tamu di apartemennya deMiyashita tidak berAC. AC yang terpasang sudah rusak 3-4 tahun yang lalu. Tadinya mau diservis atau beli baru, tapi Gen bilang, “Buat apa, kalian toh pas panas-panasnya selalu berada di Jakarta. Aku sendiri kan pulang malam, paling di rumah pas hari Minggu. Aku bisa ‘ngadem’ di coffee shop atau family restoran. Atau pergi cari restoran Indonesia. Jadi tidak perlu beli AC”. Jadi kami cuma punya 2 AC di kamar tidur dan kamar belajar, padahal siang hari kami lebih banyak di kamar tamu. Kami bertahan memakai kipas angin saja, atau kalau sudah tidak tahan, berkumpul di kamar tidur dan bisa siesta (tidur siang) kan?
Ada banyak usaha untuk menghadapi musim panas. Memakai baju “seminim” mungkin sampai ada istilah Coolbiz untuk pekerja kantoran. Makan makanan “dingin” seperti soba/udon/ramen dingin, selain tentunya es krim dan kakigori (es serut). Dan seperti yang aku tulis di Summer in Japan means….. ternyata waktu aku membuka situs goo beberapa waktu yang lalu, ada pertanyaan : Summer means…. dan yang terbanyak jawabnya adalah SUIKA (semangka)!!!!! Dan salah satu penjawabnya tentu saja AKU, karena aku paling suka semangka.