Kehilangan hati

23 Des

Kata “sibuk” dalam bahasa Jepang ditulis sebagai 忙しい, yang merupakan gabungan kanji kokoro 心 berarti hati, dan kanji nakusu 亡くす berarti kehilangan. Jadi “sibuk” adalah “kehilangan hati”. Aku merasa orang yang menciptakan kanji itu kok hebat sekali ya….. Karena memang benar jika orang menjadi sibuk, seringkali kehilangan hati, perasaan misalnya dengan marah-marah dan membentak terus.

Apakah aku sedang kehilangan hati? Tidak juga…. justru di saat sibuk begini, aku memperhatikan hal-hal kecil yang mungkin tidak terlihat jika aku banyak waktu. Misalnya suatu ketika, aku sedang berada di dapur. Riku dan Kai sedang makan, dan kebetulan pada suapan terakhir Riku merasa pedas.
“Mama…pedas…. minta minum”
Aku cepat-cepat mau mengambilkan minum, tapi aku terpana melihat Kai dengan reflexnya mengambil gelas minumannya dan memberikannya pada Riku, dan meminumkan isinya. Tindakan seperti ini membuatku kelu, dan menghangatkan hatiku. Meskipun mereka berdua sering berkelahi dan teriak-teriak, tapi Kai sangat sayang pada kakaknya. Sampai-sampai dia juga tidak mau pergi ke penitipan jika kakaknya tidak sekolah.

Emang sibuk apaan sih? Mungkin kalau pernah membaca tulisan-tulisan saya di masa yang sama tahun lalu bisa mengetahui bahwa ibu rumah tangga di Jepang sibuk sekali di bulan Desember, shiwasu 師走 nama asli bahasa Jepang kunonya. Kedua kanji itu berarti “pendeta Buddha berlari”. Mana pernah kita melihat pendeta Buddha berlari? Setiap gerakan pendeta Buddha anggun dan penuh makna, jadi kalau dia sampai berlari berarti benar-benar sibuk. Osooji (membersihkan kuil/rumah besar-besar), mengirim oseibo (hadiah musim dingin pada orang tertentu), mempersiapkan nengajo (kartu tahun baru) yang harus dikumpulkan di kantor pos paling lambat tanggal 25 Desember, jika kita mau agar kartu itu sampai tepat tanggal 1 Januari.  De Miyashita belum pernah tepat waktu (tahun lalu juga terlambat), tapi tahun ini bacchiri…. desain sudah jadi dan sudah diprint, tinggal nama dan alamat tujuan saja.

Karena tahun depan adalah tahun macan atau Toradoshi 寅年 jadi si Tigger temannya Winnie de Pooh bisa menghias kartu tahun baru sebagai perangkonya. Si Pooh tidak akan pernah bisa sendirian jadi perangko soalnya ngga ada Shio Beruang sih hihihi. Banyak juga yang bertanya, kok orang Jepang masih saja menulis kartu tahun baru dan mengirim lewat pos dijaman sms dan internet begini? Well, budaya menulis dan memberikan kabar lewat pos memang sudah menjadi tradisi di sini sejak berabad lalu, dan tidak akan hilang, meskipun tentu saja menyusut. Dulu aku pribadi menulis sekitar 100-150 kartu tahun baru, tapi sekarang paling-paling hanya 50 lembar. Kenapa menyusut? Karena dulu aku mengajar di banyak tempat dengan murid yang banyak, sehingga kalau murid mengirim, pasti kubalas. Sekarang hanya mengajar di universitas, dan mahasiswa tidak ada yang mengirim kartu tahun baru. Kartu tahun baru lebih untuk menjaga silaturahmi dan memang jumlah orang yang pasti setiap tahun mengirim = sahabat atau kolega cuma sedikit. Selain itu jumlah yang dikirim tiap tahun berbeda, apabila kita menerima mochuhagaki 喪中はがき, kartu pos pemberitahuan bahwa ada anggota keluarga yang meninggal, seperti yang pernah saya tulis di sini. Keluarga yang anggota keluarganya ada yang meninggal di tahun ini, diharapkan tidak merayakan tahun baru dengan meriah. Jadi mereka mengirim mochuhagaki kepada kerabat supaya tidak menerima nengajo (kartu tahun baru) tanggal 1 Januari nanti.

Selain kebiasaan menulis nengajo yang sudah membudaya, pihak kantor pos menyediakan hadiah undian yang menarik. Coba lihat angka-angka di bagian bawah kartu pos.  Biasanya diperhatikan 6 angka di sebelah kanan saja. Semisal nanti keluar dua angka terakhir 45 berhak mendapat perangko khusus, atau tiga angka terakhir yang terpilih mendapat jam dsb. Untuk hadiah pertama bisa pilih salah satu dari 5 hadiah utama. Untuk tahun ini hadiah utamanya adalah TV Aquos 32V, Wisata ke Hawai-Hongkong-Seoul untuk 2 orang, set komputer+printer+ camera digital, digital video camera dan office goods set (mungkin untuk perusahaan ya). Wah kalau saja aku dapat hadiah pertama…pengennya sih TV Aquos, soalnya sekarang de Miyashita ngga ada TV sudah rusak, dan sekarang darurat pakai TV 14 inch, hadiah waktu aku menang juara karaoke sekitar 10 tahun lalu hihihi.

Yang berubah dari nengajo tahun lalu adalah adanya barcode di kanan bawah untuk mengetahui pengumuman penarikan undia lewat HP. Hmmm aku jarang pakai barcode begini, nanti setelah penarikan undian tgl 24 Januari mau coba ahhh. Dan tadi baru jalan-jalan ke websitenya Japan Post, ternyata ada juga layanan pembuatan kartu tahun baru lewat web. Dari pilih gambar, tulis alamat tujuan sampai print  dilakukan pihak Pos, kita hanya pilih-pilih dan isi alamat, dan…. bisa bayar pakai credit card/transfer bank. Hmmm menghemat tinta printer dan waktu juga nih. Cuma de Miyashita selalu buat desain sendiri pakai foto atau ilustrasi sih, jadi untuk layanan website ini sepertinya masih musti nunggu beberapa tahun lagi untuk dicoba. Mungkin kalau anak-anak sudah SMP malas difoto (dan biasanya kalau sudah SMP jarang ada yang mengirim foto anak-anaknya) …. nah saat itu deh. Berhubung Gen paling males di foto, dan aku kan ngga bisa narsis sendirian hihihi.

Satu lagi kehebatan dari Japan Post ini… aku kasih tahu ya. Semisal kita gagal mencetak, entah karena cetakannya jelek, nama/alamat salah, atau tercetak dobel untuk orang yang sama. Selama belum pernah dikirim, berarti “perangko” belum terpakai. Berarti kita rugi 50yen dong (harga perangko dalam negeri Jepang adalah 50 yen) Kita bisa mengembalikan nengajo gagal itu ke kantor pos dan mendapat kembalian berupa kartu pos lain (selain nengajo) atau perangko. Meskipun dipotong biaya 5 yen setiap lembar, 45 yen bisa kita dapatkan kembali. Nah kalau kartu pos gagal ada 10 lembar, 450 yen kan lumayan banget tuh… Tahun kemarin aku melakukan kesalahan yang bodoh sekali. Setiap nama tercetak sebanyak 3 lembar, karena lupa mengganti setting printer menjadi 1 lembar sesudah mencetak gambar desainnya. Yang dikirim tentu saja cuma satu lembar dong, kalau tidak si Anu bisa bingung menerima 3 lembar kartu dari Imelda hahahhaa. Jadi ada kartu pos gagal 2 lembar untuk satu nama. Pantas aku pikir kok 100 lembar cepat sekali habisnya, padahal belum semua nama diprint hihihi. Bodoh bener. BAKA (dongo/bodoh)!

Nah, jadi alasan aku jarang mengupdate blogku sekarang adalah karena aku sibuk buat nengajo, oosoji bebersih yang kemudian diberantakin dan dikotorin oleh krucil-krucil (minjam istilahnya Kris dan Nana…. kangen euy sama Kris dan Nana karena mereka jarang online sudah pulkam) , menyelesaikan urusan bank/kelurahan, masih musti ikut rapat terakhir PTA (Parent Teacher Association)  SD nya Riku yang akan saya coba tulis di postingan lain, belanja dan masak untuk persiapan Natal dan Tahun Baru. Aku juga pertama kali mencoba buat kue kering Nastar dan Kaastengels sendiri, improvisasi resep tradisional Coutrier’s ala Imelda. Hasilnya? Kurang banyak jumlahnya!…. rasanya sih OK punya. You know what, di sini sulit untuk mencari mentega kiloan, keju kiloan, daging kiloan, segala yang kiloan deh… juga ayam utuh di supermarket biasa, harus cari toko grosiran dan itu jauh dari rumah …. Untung ada buah Nanas yang relatif murah untuk membuat selai nanas sendiri.

Well countdown to Christmas Eve tinggal besok, masih banyak yang harus dikerjakan . Tapi biarlah, yang pasti de Miyashita mau menikmati hari ini, 23 Desember hari libur untuk memperingati ulang tahun Kaisar. (Miris ya ulang tahun Kaisar dirayakan tapi ulang tahun Yesus bukan hari libur …hiks).

Selamat Hari RABU friends…..

Gara-gara Cosmos

29 Des

Waaaha siapa lagi tuh si Cosmos? (Bukan Cosmas loh, kalo Cosmas memang banyak dari Batak tuh). Yang pasti Cosmos ini bukan nama bunga yang pernah saya bahas di sini. Tapi Cosmos adalah nama sebuah komputer sistem pengatur Shinkansen Jepang Utara. Gara-gara dia kecapekan, hari ini sekitar 112 dari 380-an shinkansen yang harusnya berangkat terpaksa dibatalkan. Waktu mendengar berita pertama mengenai keterlambatan Shinkansen Tohoku pagi ini, Gen berkata, pasti itu gara-gara salju. Memang badai salju sedang melanda Jepang Utara. Tapi ternyata penyebabnya ya sistem trouble, kesalahan si Cosmos ini. Tetapi secara tidak langsung badai salju juga turut berperan sehingga si Cosmos akhirnya “meledak”. Karena Badai salju, dial (jadwal kereta) kemarin banyak yang tidak tepat. Nah pagi dini hari sebelum jadwal shinkansen mulai pagi ini diberikan input data jadwal baru. Dn ternyata karena terlalu banyak data baru itu menyebabkan si Cosmos ngambek. Biasanya kalau ngadat begini dalam waktu 1 jam bisa diselesaikan, tetapi hari ini paling sedikit 3 jam shinkansen lumpuh. Sekitar 137.000 orang yang akan mudik ke kampung halamannya terpaksa menunggu di stasiun selama tiga jam dalam dingin. Brrrrr.

Foto diambil dari sini

Puncak mudik diperkirakan tanggal 30 dan 31 besok. Semua orang ingin bergabung dengan sanak-saudaranya di kampung halaman untuk melewatkan pergantian tahun dari tahun Tikus menjadi tahun Sapi. Pada waktu-waktu seperti ini memang paling enak yang tetap tinggal di Tokyo dan sekitarnya, karena lalu lintas dalam kota akan menjadi sepi. Akan tetapi memang diperkirakan 2 hari lagi udara yang sekarang lumayan hangat akan menjadi dingin, menjadi musim dingin yang sebenarnya. Ah…tetapi yang paling enak lagi adalah Tina yang sekarang sedang melewatkan liburan di Jakarta…. duh iri hati deh… urayamashii

Di saat seperti ini kita disadarkan betapa manusia sekarang terlalu bergantung pada sistem komputer. Begitu sistem itu error, heboh deh… Tapi akhirnya yang membetulkan sistem itu juga manusianya. Manusia memang masih diperlukan, secanggih-canggihnya suatu sistem. Dan ngomong-ngomong soal komputer, kemarin aku dan Gen menerima hadiah Natal dari…. masing-masing hehehhe. Untuk Gen aku beli Harddisk external 1 TB (satu Tera byte)… dengan harga yang UNBELIEVABLE  (eh eh eh…masak pengucapan Japlish nya untuk kata ini ANBELIBABO hihihi). iya…. hanya 12.000 yen saja. Mereknya Buffalo, sebuah merek yang selalu aku pakai untuk urusan memory data. Padahal produsen lain masih memberi harga 18.000 – 28.000 yen (saya pernah posting di sini). Dan karena HD externalku yang 160 GB juga sudah mulai penuh, aku beli yang 640 saja, beda harganya 4.000 yen (yaitu 8000 yen dari produsen IO Data). Sebetulnya bisa saja sih beli dua yang sama, cuma Buffallo yang 1 TB itu hanya ada warna hitam (warna PC nya Gen hitam sih), sedangkan aku maunya putih… Dan 1TB yang putih muahaaaaalll (mahal maksudnya heheheh)

Hari ini Riku dan papanya pergi lagi ke Kichijoji untuk menonton Film Wall-E. Harga Tiket di sini 1800 yen untuk dewasa dan 1000 yen untuk anak-anak. Di dalam film terdapat adengan bergandengan tangan, dan katanya Riku pun menggandeng tangan papanya sambil menonton. Gen menjadi terharu di situ…. Film Wall-e ini baru diputar di bioskop jepang mulai tanggal 10 Desember yang lalu. Semua disulih suara dengan  bahasa Jepang. Riku dan Gen menonton pertunjukan jam 11:45, jadi pas waktu makan siang. Tapi meskipun begitu bioskop penuh dengan keluarga yang menonton. Untung juga menonton jam segitu karena pertunjukan berikutnya sudah terdapat antrian yang panjang sekali.

Imelda dan Kai? Hari ini di rumah saja. Sambil nge-print kartu Tahun Baru, aku bermain dengan Kai dan membacakan buku untuk dia. Kelihatan Kai juga suka pada buku. Dia memilih sendiri buku yang ingin dia lihat. Tapi gara-gara Kai aku membuat kesalahan fatal, yaitu tujuan pengiriman Kartu Tahun Barunya semua menjadi 3 lembar. Rupanya cursor untuk menunjukkan berapa copy tergeser menjadi tiga waktu Kai “mengganggu” komputer saya. Dan saya tidak sadar sama sekali, sampai saya heran kenapa waktu pencetakan begitu lama. Tetapi semuanya sudah terlambat. Terpaksa saya kumpulkan 2 lembar yang lain (kan aneh jika orang menerima 3 lembar katu tahun baru dari saya…nanti dipikir saya sudah rada-rada hehehhe) , ada kira-kira 50 lembar, untuk besok dikembalikan ke Kantor Pos. Nah sistem ini juga aneh menurut saya. Kartu pos Tahun baru itu memang sudah tercetak perangko seharga 50 yen. Dan waktu kita beli selembar 50 yen. Tetapi jika kita salah mencetak/menulis nama, kita bisa mengembalikan/menukarkan dengan kartu pos atau perangko dengan dipotong 5 yen per lembar. Heran bener deh… Kalau di Indonesia, jika terjadi kesalahan begitu kan pasti resiko ditanggung penumpang ya? Salut deh aku sama kantor pos di sini.

Kabar-kabari

24 Nov

Memasuki bulan Desember yang disebut dengan Shiwasu 師走 dalam penanggalan Jepang, orang Jepang mulai terburu-buru, tergesa-gesa atau bata-bata bahasa Jepangnya. Pokoknya sibuk deh. Selain mengirim oseibo, お歳暮 yaitu kiriman paket setiap musim dingin kepada kerabat dan orang yang dihormati (selain oseibo, ada ochuugen お中元 untuk musim panas), juga mulai membuat kartu tahun baru. Mengirim Kartu tahun baru di Jepang merupakan suatu kebiasaan yang masih dipelihara meskipun memang semakin sedikit jumlahnya, akibat perkembangan email dan internet.

Kartu tahun baru atau Nengajo 年賀状 ini didesain sedemikian rupa, biasanya memuat gambar Eto, atau shio tahun yang baru. Kalau tahun lalu adalah tahun tikus (makanya film Ratatoille laku kali ya heheheh) maka tahun yang akan datang 2009 adalah tahun sapi ….mowwwwww…..  Selain gambar atau tulisan shio itu, ditambah dengan foto keluarga/ anak-anak pengirim dan kabar di tahun yang silam atau rencana untuk tahun mendatang.

Kartu-kartu dibuat dan dikumpulkan ke kantor pos sebelum tanggal 24 Desember. Karena pihak kantor pos akan mengirimkan ke seluruh cabang kantor pos dan kartu-kartu itu akan sampai tepat di hari tahun baru tanggal 1 Januari. Supaya begitu bangun pagi di hari tahun baru itu, mereka sudah menerima kartu-kartu tahun baru dari kerabat, seakan pengganti salam dari mereka. Jika lewat tanggal 24 desember? berarti sampainya baru tanggal 4 karena tanggal 1,2,3adalah hari libur resmi (kecuali tanggal 1 utk pegawai pos).

Nah kami belum pernah mengirim tepat waktu…heheheh karena kami selalu repot bekerja sampai akhir tahun, dan kadang buntu ide untuk membuat kartu tahun baru yang bagus. Bagus menurut kami adalah….. tidak perlu menulis banyak-banyak …(payah deh). Sudah dua tahun saya mendesign tahun baru dengan banyak memakai foto-foto, sebelumnya pakai gambar “mirip wajah” yang digambar oleh illustrator profesional.

Saya mulai bingung sekarang design bagaimana yang bagus untuk kartu tahun baru dari keluarga kami menyambut tahun Sapi 2009. Biasanya di tanggal 23 november yang merupakan hari Libur, kami pergi ke Ikspiari di dekat disneyland karena di sana ada illustrator profesional. Tapi saya malas memakai ilustrasi (karikatur) untuk tahun ini karena saya bisa bayangin bagaimana sulitnya menyuruh Kai duduk diam untuk menjadi model. Well, semoga sampai sebelum natal saya bisa membuat sesuatu design yang baik.

Orang Jepang menganggap mengucapkan selamat tahun baru melalui kartu itu merupakan perayaan. Nah sekitar bulan November/desember awal, biasanya kami menerima sebuah kartu pos yang dikirimkan untuk memberitahukan agar jangan mengirim tahun baru kepada mereka. Apa pasal? Ternyata dalam tahun yang akan lewat, terlah terjadi kedukaan di dalam keluarga mereka. Entah itu ayah/ibu/adik/kakak/nenek/kakek ada yang meninggal. Sehingga mereka tidak merayakan tahun baru, dan kita diharap tidak mengirimkan mereka kartu tahun baru. Kartu yang bernuansa kelabu ini disebut dengan Kartu Duka Mochu Hagaki 喪中はがき

Kartu di atas saya terima dari mantan murid saya yang berusia 94 tahun, yang ditinggal meninggal istrinya yang berusia 88 tahun. Ahhh ingin rasanya saya bertemu dengan bapak Watanabe ini secepatnya. Seorang bapak yang saya kagumi karena semangat belajarnya tak pernah pudar, dan daya ingatannya yang fantastis. Beliau mulai belajar bahasa Indonesia pada saya waktu berusia 83 tahun!!!!. Unbelievable. Dengan menerima kartu seperti inilah pertama kali kita mengetahui ada kematian di keluarga tersebut. (bisa baca juga postingan saya tentang bendera kuning). Kadang saya terkejut jika mengetahui berita kematian tersebut adalah kematian dari orang yang saya ketahui. Bahkan pernah saya baru mengetahui seorang guru yang saya hormati meninggal karena kanker perut setelah 5 tahun berlalu. Sedih…..