Kata Baru

29 Sep

Waktu aku membereskan koran untuk dibuang, aku menemukan sebuah artikel yang menarik tentang bahasa Jepang. Yaitu sebuah survey dari kata-kata buatan baru bahasa Jepang yang sering dipakai. Biasanya bahasa Jepang untuk kata-kerja memakai tambahan suru する (melakukan) yang ditempelkan pada kanji gabungan yang dibaca secara onyomi  音読み(cara china). Misalnya benkyo suru, shokuji suru dan lain-lain.

Tapi ada bahasa Jepang yang memakai kata dari bahasa Inggris yang dijepangkan dan ditambahkan kata suru. Misalnya Attakku suru アタックする. Kata attack itu sendiri sebetulnya sudah kata kerja (dalam bahasa Inggris), tapi masih ditambahkan suru yang menjadi ciri kata kerja bahasa Jepang. Bingung kan 😀 Dan sekarang ada kecenderungan untuk menambahkan hanya RU dibelakang kata-kata yang bukan kata kerja (kata benda atau kata asing). Dan kata-kata ini cukup populer dalam masyarakat.

Hal ini diketahui dari survey yang diadakan Dirjen Kebudayaan pada bulan Maret 2013 yang dilakukan pada 3473 pria wanita berusia di atas 16 tahun dan dijawab oleh 2028 orang. Kepada peserta angket diberikan 10 kata populer bentuk “baru ini” dan diketahuilah ranking penggunaan/pengetahuan mereka tentang kata-kata ini.

1. Chin-suru チンする (レンジで加熱) 94% pernah pakai, 8,3% pernah dengar dan 1,2 % tidak pernah dengar.

2. Saboru サボる (なまける)   86,4% pernah pakai, 12,5% pernah dengar dan 1,0 % tidak pernah dengar

3. Ochasuru お茶する (喫茶店に入る) 66,4% pernah pakai, 27,6% pernah dengar dan 5,8 % tidak pernah dengar

4. Jiko-ru (事故に遭う) 52,6% pernah pakai, 41,5% pernah dengar dan 5,7 % tidak pernah dengar

5. Panikuru パニックる (慌てる) 49,4% pernah pakai, 41,6% pernah dengar dan 8,8 % tidak pernah dengar

6. Guchiru 愚痴る (愚痴を言う) 48,3% pernah pakai, 44,7% pernah dengar dan 6,8 % tidak pernah dengar

7. Kokuru 告る (告白する) 22,3% pernah pakai, 52,3% pernah dengar dan 25.0 % tidak pernah dengar

8. Kyodoru きょどる (挙動不審に) 15,6% pernah pakai, 34,9% pernah dengar dan 48,7% tidak pernah dengar

9. Takuru タクる (タクシー利用) 5,9% pernah pakai, 21.6% pernah dengar dan 71.9 % tidak pernah dengar

10. Dissuru ディスる (けなす) 5,5% pernah pakai, 20,1% pernah dengar dan 73,7 % tidak pernah dengar

hasil survey Dirjen Kebudayaan Jepang

Waduh, aku sendiri tidak tahu kata-kata mulai nomor 7 deh (dan dibilang Gen, tidak perlu tahu hehehe). Maksud diadakannya survey ini sendiri untuk menunjukkan bahwa TIDAK SEMUA orang TAHU kata-kata itu, sehingga PERLU memperhatikan dan mengerti kalau TIDAK SEMUA ORANG TAHU. Sewajarnya MENGGUNAKAN KATA YANG SEMUA ORANG TAHU.

Indonesia juga mempunyai banyak kata baru. Aku senang kalau mengetahui kata baru itu sebetulnya sudah terdapat di KBBI hanya kurang populer, dan dipopulerkan kembali. Biasanya kata-kata itu berasal dari bahasa daerah. TAPI ada beberapa kata yang menjadi trend HANYA karena dipakai seorang artis dan menjadi terkenal, atau menunjukkan trend sesaat. Kata-kata ini memang biasanya tidak lama. Dan aku senang mengetahui kata-kata baru ini dari tulisan-tulisan di socmed seperti FB dan twitter. Meskipun memang harus dilihat sekitar 3-5 tahun apakah kata-kata itu bisa bertahan atau tidak. Seperti kata lebay, mungkin sudah bisa dimasukkan pada kamus ya 😀 (kalau galau sih memang sudah ada di kamus). Untuk alay? Masih harus tunngu 2-3 tahun mungkin ya 😀

Akhir-akhir ini yang aku lihat trend pemakaian kata “bingit” sebagai pengganti banget. Mungkin teman-teman yang lain bisa menambahkan di sini?

GABAN

24 Apr

Tadi siang akhirnya gurunya Kai, Haruka Sensei yang cantik luar biasa itu datang ke rumahku. Benar-benar cuma sepuluh menit dari jam 14:40 sampai 14:50. Dia tidak sempat minum teh dan makan kue buatanku yang sudah kusiapkan. Aku benar kagum padanya yang baru berusia 21 tahun, tapi shikkari shiteiru (matang, dewasa, tegas) tapi sabar dalam menghadapi murid-murid TKnya. Juga waktu dia bicara denganku, terlihat dewasa. Sambil berbicara begitu aku tak bisa berkedip memandang bulu matanya yang panjang dan lentik. Waktu sensei sudah pulang, aku bilang, “Kai, guru Kai cantik dan baik ya… Duuuh bulu matanya panjang sekali…” Lalu mau tahu apa yang Riku bilang? “Alah ma,… paling juga bulu mata tempelan!” hahaha… memang sih aku belum pernah lihat orang dengan bulu mata sepanjang itu. Benar-benar kayak boneka deh. (Dan aku tidak berani minta foto sama dia hehehe… nanti ya kalau udah akrab)

Oh ya, sesudah sensei itu pergi, aku juga meminta Kai untuk pergi belanja sedikit untukku. Sendiri! Hajimete no otsukai 初めてのお使い yang pernah kutulis juga di First ErrandOtsukai berasal dari kata tsukau =pakai. Jadi Otsukai = dipakai untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan orang lain, atau untuk kepentingan orang lain/kantor/organisasi. Aku minta dia membeli bohlam di toko Murata. Uang dan contoh bohlam kumasukkan dalam tas kecil. Dia bersemangat sekali dan langsung pergi ke toko Murata yang berada di ujung jalan yang sama dengan apartemenku. Tapi harus menyeberang jalan kecil satu kali, jadi aku wanti-wanti bahwa dia HARUS memperhatikan lampu lalu lintasnya. Dan meskipun hijau, tetap harus lihat kanan kiri, karena sering ada yang nyelonong tanpa memperhatikan lampu merah. Pokoknya wanti-wantinya banyak deh 😀 Aku sebetulnya tidak mau parno… hehehe eh tapi aku perhatikan dia pergi ke toko itu dari beranda apartemenku di lantai 4. Dan lucunya begitu dia sampai di depan toko Murata itu, dia langsung kembali lagi tanpa masuk. Loh kok? Dia pulang dan berkata, “Maaaaaa toko Murata tutup!” hehehe padahal biasanya buka terus loh. Well, aku yakin deh dia sudah bisa pergi sendiri. Anshin!

Kai berjalan sendiri… aku ‘ngintip’ dari atas hehehe

Sesuai judul postingnya, aku mau menulis tentang GABAN. Kata ini keluar di tulisannya mas NH18 yang ini, dan sebetulnya tidak akan menjadi topik postingan di TE jika, pakdhe Cholik tidak menanyakan: “Gaban itu artinya apa?”

Seperti yang dijelaskan oleh mas NH di jawaban komentar itu bahwa: “Gaban itu artinya besar”…. aku juga tahunya begitu. Tapi samar-samar aku tahu bahwa Gaban itu adalah nama “raksasa” sehingga orang Indonesia menyebutkan Gaban untuk mengganti kata besar. Tapi apakah benar? Dan raksasa apa sih Gaban itu?

Setahuku Gaban itu dari bahasa Jepang. TAPI, jika mencari GABAN begitu saja baik dengan tulisan katakana ガバン atau huruf latin GABAN, yang keluar nomor satu di situs pencari adalah MEREK LADA PUTIH! Ya Anda bisa menjumpai kaleng bertuliskan GABAN di semua restoran ramen (mie) di Jepang, karena bagi orang Jepang jika mau memberi rasa pedas, tambahkanlah pepper/ lada.

Tentu bukan GABAN yang lada putih itu yang menjadi sumber kata gaban yang berarti besar di Indonesia, bukan? Sempat sih bertemu salah satu monster yang bernama Gaban, tapi kok tidak terkenal ya? Lalu aku tanya ke Gen, tahu GABAN ngga? Dan dia bilang, “Pasti GYABAN 宇宙刑事ギャバン (film seri TV Asahi, rilis th 1982) deh, memang karakter itu terkenal dulu!” Dan ternyata waktu aku googling dengan kata kunci “sebesar gaban” keluar deh kata aslinya. Space Sheriff Gavan atau Space Cop Gavin yang menjadi GABAN dalam bahasa Indonesia. Bahkan ada tambahannya:

Indonesia and Malaysia’s screening of Gavan (translated as Gaban) on local TV has gained itself a cult following, and the word Gaban itself has become a meme. It’s used after adjectives to give an image of bravery e.g. “sebesar Gaban” (“as big as Gaban”, epically big) or “Gaban betul” (“truly Gaban”, really brave).

Tapi emangnya benar Gaban ini besar ya? Aku sendiri tidak menonton jadi tidak tahu, tapi menurut wiki tingginya 200cm dengan berat 90 kg, dengan kekuatan lompatan 150 m. Wah ya untuk ukuran manusia memang besar ya. Film seri Gaban ini kemudian pernah menjadi film bioskop dengan judul Gokaiger vs Gavan th 2012.

GYABAN dalam bahasa Jepang, GAVAN dalam bahasa Inggris, dan GABAN dalam bahasa Indonesia :D. Sumber foto: TV Asahi

Memang sih Jepang jago menciptakan karakter-karakter hero, pahlawan, dengan keistimewaan masing-masing, dan menjadi idola anak-anak Jepang. Waktu kutanya ke Kai dia paling suka hero yang mana, dia jawab Kamen Rider. Kalau Riku dia suka Ultraman Mebius, Gekiranger dan Kamen Rider Kabuto. Hmm Aku sendiri sama dengan Riku suka Mebius dan Gekiranger tapi tidak pernah suka Kamen Rider. Semakin ke sini rasanya tokoh-tokoh hero itu semakin lembek, semakin “genit” semakin tidak macho hehehe. Tapi ini kan pandangan seorang ibu. Kalau anak-anak (lelaki) pasti lain cara pandangnya 😀

Kamu suka pakai kata Gaban? Atau memang yang tahu kata Gaban itu angkatan 80-an saja? hehehe Yang mau tahu isi film GABAN ini silakan baca detilnya di sini.

 

Suteki vs STEAK

18 Des

Suteki 素敵 adalah bahasa Jepangnya untuk sesuatu yang bagus, menarik, cakap, cantik, splendid, wonderful…. apa saja deh yang bagus-bagus. Jadi bisa saja katakan baju Anda suteki, atau sutekina hito (orang yang menarik). Tapi jika kata yang sama mendapatkan pemajangan di suku kata te menjadi sute–ki ステーキ maka ini adalah pelafalan untuk bahasa Inggris STEAK.

Hari Jumat yang lalu, aku masih sempat mengantarkan Kai ke acara Mochitzuki, 餅つき membuat kue mochi, yang merupakan kegiatan tahun TK tempat Kai sekolah. Giliran kelas Kai jam 10:15 dan selesai kira-kira jam 11 (rencananya). Semestinya Gen yang mengantar Kai, karena aku ada kuliah. Tapi karena dia harus mengantarkan mobil untuk pemeriksaan tahunan shaken 車検, maka aku harus menunggu Gen datang baru bisa ke univ. Untung aku sudah memberitahukan ke tiga muridku untuk mengerjakan tugas yang memang sudah kubagikan minggu yang lalu.

Sambil menunggu kue mochi diberi rasa, dicampur kacang tumbuk dsb nya, aku bercakap-cakap dengan ibu N, ibu dari teman Kai, yang boleh dibilang mamatomo, teman antar ortu murid yang paling akrab denganku. Aku berkata bahwa aku mesti cepat-cepat pergi mengajar dan sedang menunggu suami untuk tukar tempat. Sambil aku juga berkata bahwa ternyata aku tidak punya no HP atau emailnya. Dia juga bilang, “Iya aku selalu lupa menanyakan ya”. Setelah bertukaran nomor HP, baru dia bilang, “Mmmm sebetulnya aku tidak enak, tapi ini kartu nama saya….” Dan kubaca di kartu namanya, dia adalah pemilik toko, sebuah restoran yang bernama Texas Steak. Dan ternyata tempat itu sering kulewati setiap hari kamis. Restoran yang terletak sebelah toko buku. Sering kok aku berdiri di depannya, bingung antara mau coba masuk, tapi kok sendirian ya makan steak hehehe. Lagipula selalu waktunya aneh, bukan jam makan siang, karena biasanya aku di sana sekitar jam 3 siang. Eeeeeh ternyata itu restoran dia! Kalau tahu begitu kan aku bisa sering-sering mampir ke sana. Dan dia memberikan aku kartu diskon, khusus karyawan.

Jadi, hari Minggu kemarin karena aku seharian di gereja (acara natalannya selesai jam 1 jeh), aku dan anak-anak makan di luar, cepat-cepat. Karena tadinya Gen akan menyusul kami setelah dia pergi ke pemilihan gubernur Tokyo dan parlemen. Tapi rencana kami untuk pergi jalan-jalan batal…. masing-masing malas untuk keluar lagi, padahal cuaca amat sangat bersahabat. Cerah dan hangat!

Karena aku malas masak makan malam, Gen juga mau pergi makan di luar, jadi dia mengajak kami makan ramen. Tapi aku teringat Ibu N, temanku yang cantik dan terlihat pintar itu. Dan aku mengajak pergi coba makan steak di tempatnya. Meskipun kemungkinan dia tidak ada, aku bisa ambil foto dan memberitahukannya bahwa kami sudah pergi coba. Ternyata… dia ada, dan menyambut kami dengan senyumannya yang khas. Kami pun memesan steak yang ditawarkannya, dan ternyata yang paling enak steak pesanan Gen yang dibakar dengan cara medium rare…. masih setengah mentah gitu hehhee. Empuuuk dan yummy.

pesanannya Gen, medium rare… hehehe bagi sebagian besar orang Indonesia pasti tidak bisa makan kalau masih terlihat seperti daging mentah begitu kan? Tapi ini enak dan empuk!

Sambil ingat Kang Yayat, aku memotret masakan yang ada, meskipun tidak ingat lagi pointers dalam memotret makanan 😀 Asal foto saja pakai kamera G12 dan iPhoneku. Maaf ya kalau yang membaca ini jadi ngiler hehehe. (Padahal katanya harga daging di Indonesia sedang naik ya?).

pesananku hitokuchi sute-ki (hitokuchi =satu suap)

Kami memang jarang makan daging sapi karena mahal. Biasanya ayam atau ikan saja di rumah. Atau kalau sempat beli daging halal (meskipun aku bukan muslim) potongan atau giling yang murah meriah 😀 Daging sapi Jepang apalagi wagyu muahal bo…. Tidak  mampu kami untuk beli wagyu 🙂

tacos, satu-satunya menu selain steak

Tapi memang kalau makan daging, badan menjadi hangat dan bisa bertahan menghadapi angin dingin malam di musim dingin. Kami pulang dengan perut kenyang, meskipun aku masih menyesal tidak sempat berfoto dengan Ibu N, penjual sute–ki yang suteki itu ;). Tapi kami sempat berjanji untuk bertemu dan mengadakan pesta tahun baru.

 

 

Huruf Titik

10 Okt

Bukan hurufnya tulisan teman kita, si Titik, tapi memang huruf yang terdiri dari titik-titik. Setidaknya itulah terjemahan dari 点字 Tenji , atau yang kita kenal dengan huruf Braille. Kenal? Pernah lihat? Aku ragu apakah orang Indonesia pernah melihat langsung (bukan foto) pemakaian huruf Braille di sekitar kita. CMIIW

Ini sebetulnya tugas pelajaran Bahasa Jepangnya Riku (4SD). Kami memang libur berturut dari hari Sabtu, Minggu, Senin lalu. Bahkan hari Jumatnya sebetulnya adalah akhir semester satu SD nya Riku. Dan tidak ada libur antarsemester karena sudah banyak libur pada musim panasnya. Jadi hari Selasa adalah hari permulaan semester dua, dan Riku mempunyai PR yang harus diselesaikan. Padahal seperti yang kutulis di posting kemarin, kami sampai di rumah pukul 12 malam. Jadi?

Tugas Riku adalah mencari pemakaian huruf Braille di sekitar kehidupan kita, dan menuliskan laporan singkat, untuk kemudian dipresentasikan dalam grup mereka di kelas. Ini merupakan bagian pelajaran Bahasa Jepang yaitu menulis sakubun 作文 dan presentasi happyou 発表. Bagian ini menurutku penting sekali, karena dengan demikian mereka terbiasa memresentasikan pendapat mereka, sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Teratur deh kalau mendengar orang Jepang happyou, karena mereka sudah biasa dari kecil. (Indonesia bagaimana ya? hehehe)

Biasanya ‘Huruf Titik’ ini bisa dijumpai di stasiun. Banyak! Seperti daftar harga tiket ke setiap tujuan, lalu di lift juga banyak yang memiliki huruf braille. Pegangan tangga untuk memberikan informasi tangga itu ke mana, dan …(mungkin) berapa anak tangga (aku tak bisa baca jadi tidak tahu info apa yang tertulis). Tapi sebetulnya tidak usah jauh-jauh, karena di jalanan atau di stasiun pun ada biasanya berwarna kuning, dengan ‘tonjolan) bulat atau panjang, khusus untuk pejalan kaki tuna netra.

garis kuning dengan tonjolan, juga merupakan tenji bagi penyandang tuna netra

Tapi masalahnya Riku tidak sempat mencari contoh sebagai bahan penulisan. Waktu di rumah mertua di yokohama, aku sempat menemukan sebuah contoh yaitu tenji di kaleng minuman bir. Mungkin untuk memberitahukan kepada penyandang tuna netra bahwa kaleng minuman itu beralkohol. TAPI rasanya kurang cocok untuk dipakai sebagai contoh oleh Riku yang kelas 4 SD (kok minuman alkohol gitu). Jadi waktu pulang, sebelum kami pulang ke rumah, kami bermaksud mampir ke stasiun lalu mengambil foto untuk bahan PR nya Riku. Riku sendiri waktu itu sudah tertidur di mobil. Dan tiba-tiba aku teringat pernah melihat di bus surat di depan kantor pos dekat rumah kami. Kantor pos itu lebih dekat daripada stasiun, dan pastinya tidak banyak teman Riku yang “menemukan” pemakaian braille di bus surat. Jadi aku langsung memotret bus surat itu. Dan kalaupun perlu, Riku bisa ke kantor pos pagi harinya (pasti lewat sini juga kalau pergi ke sekolah).

Pagi harinya Riku menulis laporannya berdasarkan foto yang kubuat, dan menurutnya memang tidak ada temannya yang menulis sama dengannya. Horree…..

Dan secara tidak sengaja kemarin itu rupanya Hari Pos Sedunia. Rasanya pas sekali memadukan pos dengan huruf braille sebagai pengetahuan untuk Riku.

Bagaimana? Pernah lihat pemakaian huruf ini di tempatmu? Atau mungkin malah bisa membacanya? Hebatnya di buku pelajaran bahasa Jepangnya Riku ada loh daftar huruf braille itu lengkap dengan ‘tonjolan’nya.

pengenalan huruf braille kepada murid SD kelas 4

Penggalan dari postinganku di sini :

Pada tanggal 1 November 1890 untuk pertama kalinya huruf Braille yang memakai 6 titik dipakai untuk menggantikan huruf titik bagi penderita tunanetra di Jepang yang 12 titik. Yang merupakan bapak huruf titik untuk tuna netra di Jepang adalah Ishikawa Kuraji ( Huruf titik di Jepang berlainan dengan huruf yang dipakai di luar negeri, mungkin dikarenakan Bahasa Jepang tidak memakai alfabet, sehingga tidak cocok jika huruf Braille dipakai begitu saja. ) Yang pasti penderita tuna netra di Jepang sejak tahun 1890 ini sangat diperhatikan dengan pemakaian huruf titik ini di hampir semua fasilitas umum. Bahkan di kaleng-kaleng minuman, atau pegangan tangga, pasti didapati tulisan titik ini. Bila mau melihat dokumen mengenai huruf titi silakan baca wikipedia ini , yang memang berbahasa Jepang, tapi dengan melihat fotonya saja mungkin dapat kita lihat usaha-usaha melakukan Barrier Free bagi penyandang Tuna netra.

Surat Kabar untuk Anak SD

3 Jun

Kapan Anda mulai membaca surat kabar? Saya sendiri sudah mulai membaca surat kabar sejak saya mulai bisa membaca. Karena dulu kami tidak mempunyai bacaan yang cocok untuk anak-anak. Paling-paling membeli majalah Bobo dan Kawanku. Baru setelah SD tahun-tahun akhir (1980-an), kami sering pergi ke pameran IKAPI untuk memborong buku cerita anak-anak. Saya ingat suatu kali kami pergi ke pameran buku dan membeli 20-an buku …yang saya lalap dalam satu hari.
Sampai mama bilang, “Mbok yo kalo baca di eman-eman, satu hari satu biar ada bacaan tiap hari kan?”.
Tapi tidak oleh papa, yang berkata, “Biar saja mumpung mau baca. Kalau sudah habis ya bisa diulang baca lagi berkali-kali kan?. Dan memang itu yang kulakukan.

Kembali ke surat kabar, memang karena saya “kekurangan” bacaan, jadi terpaksa  membaca surat kabar juga. Hingga suatu hari saya menemukan kata “diperkosa” tertulis besar-besar sebagai judul di halaman tengah.
“Mama? Apa artinya diperkosa?”
“Kamu baca di mana? Koran ya? sudah tidak usah baca koran!”
Baru setelah saya cari artinya di kamus W.J.S. Poerwadarminta, saya menemukan arti “dipaksa”. Hmmm kenapa mama marah ya?

Memang surat kabar adalah konsumsi manusia dewasa. Di Indonesia, rasanya aneh juga jika ada anak-anak yang hobinya membaca surat kabar, atau menonton dunia dalam berita. Padahal di Jepang, banyak ujian masuk sekolah SMP/SMA ternama yang mengambil bahan dari surat kabar. Karena itu murid-murid yang akan juken 受験(mengikuti ujian masuk) wajib rajin membaca surat kabar dan berita TV.

Surat kabar juga merupakan “ujian bahasa” karena untuk membaca  surat kabar bahasa Jepang, Anda harus tahu banyak kanji. Tidak cukup hanya kanji yang diujikan di JLPT level 4 atau 3.  Di surat kabar umum, hanya kanji yang amat jarang dipakai saja yang memakai furigana (tulisan keterangan cara baca dalan hiragana) .Jadi untuk bisa mengerti satu artikel dalam surat kabar diperlukan pengetahuan kanji yang tinggi.

Kami sudah lama tidak berlangganan surat kabar. Dulu sebelum Riku lahir kami pernah berlangganan harian Asahi (Asahi Shimbun), tapi kami hentikan dengan kelahiran Riku. Karena sering kali surat kabar tersebut masih dalam keadaan terlipat masuk ke dalam tempat surat kabar bekas. Mubazir. Tidak disentuh. Karena Gen tidak ada waktu untuk membca di pagi hari, dan saya sendiri…. buat apa membaca berita dalam bahasa Jepang kalau ada beritanya di televisi, atau bisa membacanya di internet?

Padahal berlangganan surat kabar juga tidak terlalu mahal juga sih. Apalagi jika berlangganan surat kabar, di selipkan juga banyak pamflet promosi dari toko/departemen store dll. Kadang kala pamflet ini lebih banyak dan lebih tebal dari korannya sendiri. Ibu rumah tangga sangat menyukai pamflet-pamflet ini, karena bisa mengetahui ada obral “merek ini” di Toko Anu. Atau ikan hari ini murahnya di toko A, sedangkan sayur di toko B. Setelah mendapat informasi ini, pergilah ibu-ibu ini ke pasar untuk berbelanja. Tapi… saya tidak perlu, karena saya juga tidak suka belanja. Saya masih menganut paham belanja “seminggu sekali” yang saya bawa dari jakarta. Tapi ibu-ibu di sini belanja setiap hari! (Akhir-akhir ini saya juga begitu sih untuk sayuran dan ikan)

Nah, sejak Riku masuk SD, kami merasa perlu berlangganan surat kabar. Paling tidak membiasakan Riku untuk melihat huruf! Daripada dia menonton TV terus.  Saya sudah siap untuk menelepon agen koran Asahi lagi, waktu Gen memberitahukan soal “Surat Kabar Khusus Murid SD”. Katanya adiknya yang bekerja sebagai wartawan, mungkin lebih baik coba langganan surat kabar khusus ini. Juga dari penerbit surat kabar Asahi.

Jadi beberapa hari menjelang akhir Mei, saya membuka internet dan memesan langganan melalui online untuk diantarkan ke rumah mulai tanggal 1 Juni. Sayangnya uang langganan tetap pakai cara lama, menagih di pintu menjelang akhir bulan. Kadang heran juga kok tidak pakai cara yang lazim yaitu dipotong otomatis dari rekening bank. Tapi bisa dimaklumi juga, karena biasanya agen koran suka membagikan hadiah-hadih dari sponsor, misalnya sabun atau tiket gratis menonton base ball dan lain-lain. (Dulu bahkan saya pernah dapat gift card seharga 5000 yen… hanya supaya pelanggan jangan berhenti atau lari ke surat kabar lain)

seorang kakek berusia 84 tahun menanam daun semanggi (clover) berkelopak 56 lembar. Empat sudah biasa, bukan ajaib lagi.

Jadi mulai tanggal 1 Juni kemarin, datanglah surat kabar khusus murid SD. Besarnya persis surat kabar biasa, dengan 8 halaman (2 lembar A0 — eh bener ngga ya ukuran A0— setahuku A1 dilipat empat jadi A4 jadi mustinya bener hihihi). Yang pasti membedakan dengan surat kabar biasa yaitu setiap tulisan kanji ada tulisan hiragananya di sebelahnya. Topiknya juga terpilih, topik-topik yang menambah pengetahuan umum. Juga terdapat cerita komik dengan tokoh Ninja Rantarou.

Memang masih sulit untuk Riku, tapi lumayan menghibur saya yang sudah lama tidak memegang surat kabar. Dan setelah Riku pulang sekolah bisa membaca berdua, topik yang menarik sebelum bersama-sama menjemput Kai di penitipan. (Akhir-akhir ini saya mulai dipusingkan  dengan pertanyaan Riku seperti… “Mama kenapa burung hinggap di kabel listrik tidak kesetrum padahal manusia kalau pegang kabel listrik kan kesetrum”. Dan dia tanyanya pas saya lagi mengayuh sepeda. Hayooooo ada yang bisa jawab ngga? Jangan-jangan musti buka buku SD nya semua hihihihi)

Dengan kehadiran surat kabar di rumah, Riku juga ingin meniru membuat (menggambar) surat kabar sendiri…. yang akhirnya malah menjadi komik hihihi.

NB: Penjelasan sedikit mengenai huruf Jepang. Huruf Jepang ada 3 macam, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Sekarang Riku sedang belajar hiragana sejumlah 50 buah, setelah itu katakana 50 buah. Hiragana dan katakana ini layaknya alfabet dalam tulisan kita. Aiueonya, tapi hiragana dipakai untuk umum dan katakana untuk nama atau kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Kanji (karakter Cina) sendiri jumlah amat banyak. Satu kanji mewakili satu arti, dan perpaduan 2 kanji untuk arti yang lain. Jumlah kanji yang harus dikuasai murid SD sampai lulus kelas 6 sejumlah 1006 huruf.

Kakak Perempuan

6 Des

Kakak perempuan dalam bahasa Jepang disebut dengan onesan atau kalau merefer pada kakak sendiri adalah ANE 姉 (meskipun pada kenyataannya untuk menyebutkan kakak perempuan sendiri banyak yang tetap menyebut onechan).  Hari ini adalah peringatan kakak perempuan, dan ini rupanya merupakan peringatan kelanjutan dari peringatan untuk Kakak laki-laki tanggal 6 Juni (6-6), lalu adik perempuan tanggal 6 September (9-6) dan 3 bulan sesudahnya yaitu hari ini tanggal 6 Desember adalah peringatan untuk kaka perempuan (12-6) . Nah, kalau sudah tahu polanya seperti ini tentu saja, Anda bisa mengira kalau tanggal 6 Maret adalah hari adik laki-laki ya….

  • 姉妹型・兄弟型研究の第一人者、畑田国男6月6日の「兄の日」、9月6日の「妹の日」に次いで提唱した日。

Sebetulnya dulu saya pernah dipanggil sebagai “Anego”, oleh murid-murid bahasa Indonesia yang perempuan waktu kita sering bermain bersama (bermain di sini biasanya dibaca sebagai : makan-makan dan minum-minum bersama). Mungkin ada yang pernah mendengar istilah Anego ini di film-film yakuza, ninja, anime bahasa Jepang. Anego adalah sebuah sebutan hormat untuk onesan, kakak perempuan. Tapi biasanya dipakai untuk suatu komunitas tertentu dan biasanya di komunitas yang “agak hitam” seperti gangster, atau ninja, sebuah organisasi.  Memang kalau mencari artinya, didapatkan bahwa yang disebut Anego itu juga merefer istri dari kepala komplotan, yang “mengasuh” dan memperhatikan kesejahteraan “adik-adik” nya. Waktu saya kasih tahu Gen, bahwa saya dibilang Anego, dia tidak suka…mungkin karena kesannya “kasar”. hehehe tapi saya sih masa bodo aja, dan tetap enjoy dipanggil anego. Apalah artinya sebutan sih …..hehehe.

Yang menarik lagi yang saya temukan waktu mencari arti anego, adalah penulisan kanji nya sebagai 姉御. Bagi yang pernah belajar Kanji, pasti tahu bahwa kanji 御 ini bisa dibaca menjadi tiga, yaitu [o], [go] dan [mi]. Biasanya diletakkan di depan suatu kata untuk mengekspresikan rasa hormat.  Pengucapannya yang tiga itu tergantung dari kata yang dipakai. Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa, teh adalah o-cha,  mangkuk adalah o-wan, sumpit o-hashi….. hampir semua kata ‘asli’ Jepang (biasanya ditulis dalam hiragana saja) itu ditempeli kanji 御 di depannya , dan dibaca sebagai o-. Sedangkan kata-kata go-han (nasi),  go-kazoku (keluarga Anda) , go-honnin (Anda sendiri) asalnya merupakan kata “pendatang” dari Cina, yang biasanya bercirikan terdiri dari dua kanji. Saat itu kanji 御 dibaca sebagai go-. Sedangkan untuk mi-kotoba (Sabda) , mi-haha (merefer Bunda Maria) kanji 御 yang diletakkan untuk sesuatu yang suci dibaca sebagai mi-. Nah yang lucu, onesan kan sudah ditempeli 0- didepan kata ane sehingga dibaca onesan お姉さん.  Untuk anego, meskipun go ini adalah penghormatan tidak ditempati di depan kata ane. Pikir-pikir aneh juga kalau membaca go-ane atau go-nee …heheheh, jadi dalam bahasa Jepang juga menganut sistem “di luar teori atau kekecualian” pada kata-kata tertentu. Bukan hanya bahasa Indonesia saja yang mempunyai daftar “kekecualian” yang amat-sangat panjang itu. (maaf paragraf ini agak ilmiah ….. dilihat dari morfologi kata, bagian ilmu linguistik yang sangat saya sukai, terutama jika membahas asal kata)

Film Anego...lihat fotonya aja ngeri.... uuuh itu tato hihihi

(ISENG) : 10 syarat disebut sebagai Anego:

  1. lebih sering mendengarkan curhat orang, daripad curhat ke orang lain
  2. cepat dalam memutuskan sesuatu
  3. disukai oleh pria-pria muda
  4. disukai juga oleh wanita-wanita muda
  5. pernah putus hubungan dengan laki-laki dengan cara yang “heboh”
  6. tidak suka hal-hal yang tidak ada dasarnya (harus bisa memberikan alasan)
  7. tidak ada yang tahu bahwa sebetulnya dia pernah selingkuh
  8. sebetulnya amat suka ramalan (ramalan bintang dsb)
  9. pernah merasakan kemewahan-kemewahan masa lalu
  10. biarpun disebut sebagai “loser” (perawan tua dsb) cuek aja…

Nah katanya kalau 8 syarat di atas sudah dipenuhi, maka Anda layak disebut sebagai Anego. heheheh lucu juga syarat-syaratnya. Dan…. saya bisa mengerti kenapa ada orang yang memanggil saya sebagai Anego.

Kamu OL?

25 Nov

OL…. sebuah singkatan yang sering dipakai di dunia maya. Tentu saja semua sudah tahu artinya.. yaitu Online. Tapi terus terang memang pemakaian kata OL ini membuat kami yang tinggal di Jepang agak bingung karena OL di Jepang berarti Office Lady, wanita yang bekerja di kantor. Jadi, mungkin Office Lady itu online, tapi mungkin juga tidak .

Waktu saya browsing kebetulan menemukan sejarah kata OL itu. Pada tanggal 25 November 1963, pertama kali kata Office Lady dimuat dalam majalah mingguan wanita “Josei Jishin“. Dengan penerbitan majalah itu, istilah OL menempati peringkat satu dari angket yang mereka lakukan kepada pembaca untuk menggantikan istilah BG atau Bussiness Girl yang dipakai sampai saat itu. Karena pemuatan di majalah ini maka kata OL menyebar luas ke seluruh Jepang dan dipakai sampai sekarang. Di sini kita bisa juga melihat betapa besar pengaruh media terhadap penyebaran sebuah kata. OL, OB dan OG adalah kata-kata yang ada hubungannya dengan kantor. OB adalah Old Boy dan OG adalah Old Girl, alumnus.

Dan tentu saja hari ini tanggal 25 November merupakan peringatan untuk pegawai wanita or wanita karir di Jepang.

San-Chan-Kun

19 Jun

Pasti pada berpikir, judul kok aneh begitu. Ceritanya posting ini mau menjawab pertanyaannya Ai-san mengenai perbedaan sapaan (atribut) orang Jepang (gara-gara nonton Naruto tuh hihihi).

  1. さん san.  Ini yang paling sering dipakai dan paling sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Ikkyu_san juga memakai san, bukan chan.  Seperti yang sudah saya katakan di posting yang lalu, san hanya dipakai untuk orang lain, bukan diri sendiri (atau anggota keluarga yang dianggap sudah merupakan bagian diri sendiri). Jadi saya tidak bisa mengatakan Imelda san.
  2. ちゃん chan. Ini dipakai biasanya untuk perempuan, atau anak kecil baik laki-laki atau perempuan. Mengandung nuansa “manis, imut-imut”. Jadi seandainya ada yang panggil saya Ime chan atau  Emi chan itu menganggap saya manis (doooh narsis…)  Sebetulnya sih biarpun tidak manis dan tidak lucu juga bisa dipanggil chan. Anak saya Riku, sejak kecil kita panggil Riku chan. Tapi di penitipan dia selalu dipanggil Riku-kun (sebabnya lihat penjelasan nomor 3).
  3. Nah くん kun ini apa? Kun adalah panggilan untuk anak kecil laki-laki atau untuk lelaki yang lebih muda dari kita. Naruto kun, Riku kun, Kai kun…. Yang sering saya dengar di universitas Keio pakai istilah Sho-kun 諸君 (Anda sekalian) daripada minna san. Jadi saya juga tidak bisa panggil Hery kun untuk Bang Hery (karena faktor umur, atau faktor penghormatan). Tapi saya bisa panggil Ata –kun untuk si Septarius, karena jauh lebih muda .
  4. さま sama. Merupakan bentuk hormat dari -san.  Jadi kalau menulis surat  ~~様, atau dalam suasana formal dipakailah kata ini. Tanpa memandang umur. Jadi mungkin ada yang berkata danna sama kepada suaminya, berarti dia hormat sekali pada suami sampai suaminya dipanggil Tuan. Ya sama ini bisa diterjemahkan sebagai Tuan (Sir).
  5. 殿 どの dono (tono). Ini lebih sopan lagi dari -sama.  Dan biasanya dipakai dalam penulisan saja. Misalnya kepada yth Imelda  いめるだ 殿. Jaman dulu sih  ada penggunaan Tonosama, yang merupakan penggabungan dari dono dan sama. Bahasa Inggrisnya jadi Lord (Bangsawan bukan Tuhan loh).
  6. selain itu ada juga pemakaian 氏 shi. Biasanya ini di penulisan yang tidak melihat pangkat atau status, misalnya di koran. Karena di percakapan tidak pernah dipakai, shi ini tidak usah dihapal deh.  Padahal shi itu kan mirip dengan si. Si Tanaka, Si Yamada dll.
  7. Nah yang buat kepala pusing sebetulnya jika pemanggilannya memakai “jabatan”. Misalnya yang paling sering dengar adalah sensei. 先生 Kalau Anda belajar huruf kanji bisa lihat artinya dia itu lahir duluan …sakini umareta. Jadi dia lebih “tahu”. Jadi guru dipanggil sebagai sensei. Kalau Anda mengikuti kuliah saya, ya harus panggil saya “Imelda sensei”. Yang lucunya orang Jepang yang belajar bahasa Indonesia, menerjemahkan secara harafiah dan memanggil saya “Guru Imelda”…. padahal cukup dengan Ibu Imelda saja. Dan kata sensei ini juga dipakai untuk mereka yang berprofesi Dokter, Pendidik (termasuk pekerja di penitipan bayi/anak karena mereka belajar dan punya license untuk menjadi itu), dan yang amat sangat tidak cocok menrut saya adalah dipakai juga untuk politikus. Jadi kalau Anda berkunjung ke parlemen jepang, semua dipanggil Sensei deh. Padahal belum tentu mereka pantas disebut sebagai sensei :D. (Saya bisa tahu ini karena saya pernah tinggal di rumah anggota parlemen Jepang).
  8. Panggilan lain menurut jabatan yaitu misalnya Imelda-shacho 社長(direktur), Imelda Kacho 課長(Kepala bagian), Imelda Bucho 部長(Kepala Divisi — lebih tinggi dari Kacho), Imelda Tencho 店長(pemilik toko), Imelda Senshu 選手(atlit), Imelda Ana アナウンサー(singkatan dari announcer –penyiar TV), dll nanti kalau saya inget saya tambahkan lagi deh.
  9. Di toko-toko, pelayan toko akan memanggil pelanggan atau tamunya dengan okyakusama (kyaku = tamu). Padahal kalau di Indonesia gampang sekali tinggal memanggil Ibu atau Bapak.
  10. Bagi yang sudah berumur untuk memanggil Anda tanpa perlu menyebut namanya (kadang lupa kan?) bisa memakai otaku お宅 bukan otaku オタク (yang nerd・freak) tapi bentuk sopan dari Anda.

Semoga Ai-san dan mungkin yang lain yang sedang belajar bahasa Jepang bisa mendapat pencerahan :D.

BTW, hari ini adalah hari peringatan seorang pengarang Jepang terkenal yang bernama Dazai Osamu. Dia lahir tanggal 19 Juni 1909, dan meninggal (bunuh diri) tgl 13 Juni 1948 dalam usia 38 tahun. Karyanya yang berjudul Ningen Shikkaku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi No Longer Human. Kalau terjemahan harafiahnya “tidak memenuhi syarat menjadi manusia”. Buku ini kabarnya merupakan novel terlaris/ternama ke dua di Jepang, setelah “Kokoro” karangan Natsume Soseki. Pengarang ini benar-benar terobsesi pada kematian dan bunuh diri. Yang heran banyak orang Jepang yang suka, termasuk suami saya. Terus terang saya belum pernah baca karyanya, dan sepertinya kok malas ya membaca karya orang yang bunuh diri. prejudice lagi 🙁