Pesona Rok Kotak-kotak

15 Jul

(posting ini ceritanya lanjutannya Who I Am)

Kotak-kotak yang sebetulnya biasa-biasa saja ternyata bisa memukau perhatian dunia. Lihat saja Burberry dengan motifnya yang sebetulnya “begitu aja” dan “jimi” .. (jimi dalam bahasa Jepang artinya warna pucat yang tidak menyala/menarik) buktinya laku terus. Namun saya suka karena kesannya cool dan klasik. Dan ternyata saya sekeluarga penggemar rok kotak-kotak, tapi dengan variasi warna merah dan hitam. Apalagi kalau panjangnya dikorting sedikit (sedikit saja karena kalau banyak dimarahi suster). Rok kotak-kotak ini adalah seragam saya sejak TK sampai SMA.

Waktu kelulusan di SMP, semua ribut untuk menentukan akan melanjutkan kemana. Tentu saja bagi murid perempuan, masuk SMA Tarakanita merupakan impian. SMA ini terkenal dengan grup Marching Bandnya. Namun saya sendiri tidak tertarik untuk ikut kegiatan ekstra kurikuler ini , sebab saya tidak bisa menari apalagi bermain musik. Rasanya otomatis saya ingin melanjutkan ke SMA ini karena keinginan orang tua dan jaminan pendidikan bermutu tinggi. Tapi memang tidak bisa semua masuk ke SMA ini. Bayangkan kalau semua anak perempuan dari SMP yang ada 5 buah ini berminat masuk…. tentu harus ada seleksinya. Dan saya beruntung bisa masuk tanpa test, dengan rekomendasi dari SMP saya.

Dari SMP ke SMA seakan dunia yang saya masuki lebih dewasa dan lebih luas. Bayangkan dari 3 kelas setiap angkatan, menjadi 5 kelas setiap angkatan. Dan yang menariknya SEMUA perempuan. HEBOH aja judulnya. Kelas satu masih malu-malu. Dan ada juga semacam “tekanan” dari kelas senior, meskipun tidak terang-terangan. Selama masih bisa “DIAM” dan tidak menyolok maka akan terbebas dari gencetan kakak kelas. Jangan coba untuk CENTIL, apalagi berdandan …huaahhhh bisa diincer deh. Karena saya KUPER maka tidak pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan selama di SMA.

Tahun pertama kami harus mengambil semua jenis mata pelajaran yang disediakan. Termasuk bahasa Perancis. Guru perancis saya waktu itu seorang wanita muda (lupa namanya) dan mengajar anak-anak bandel dengan susah payah. Saya ingat saya duduk paling depan, dan terkagum-kagum dengan kecantikan dia. Saya berusaha mengikuti pelajaran dengan serius. Satu lagu yang dia ajarkan masih terngiang di telingaku (dan masih hafal).

CHEVALIER DE LA TABLE RONDE

Chevalier de la table ronde }
Goutons voir si le vin est bon }(x2)

Goutons voir oui oui oui, }
Goutons voir non non non, }(x2)
Goutons voir si le vin est bon }

dst dst….

Susah jeh bahasa Perancis. Yang tertulis dengan yang terucap lain banget. Meskipun nama keluarga saya seperti berasal dari perancis, kita sama sekali tidak bisa berbahasa Perancis. Bahasa Perancis ini hanya 6 bulan saya, dan waktu penjurusan aku masuk kelas IPA, sehingga mendapat bahasa Jerman. Gurunya Ibu Willy yang begitu tomboy juga. Untungnya bahasa Jerman mirip dengan belanda, sehingga untuk arti kata saya bisa cepat hafal. Yang susah ngafalin pengelompokan der, das, die aja.

Kelas IPA yah bisa diterka deh pelajaran apa saja. Dan ternyata yang namanya KIMIA benar-benar musuh saya. Pak Ibnu ngga bisa membuat aku tertarik dengan kimia. Meskipun daftar unsur aku hafal…. Dan meskipun om saya guru kimia…. sama sekali tidak mempengaruhi deh. Biologi paling suka. Fisika dan Matematika biasa-biasa saja. Dan mungkin mata pelajaran yang paling dinanti itu cuma pelajaran menggambar. Kenapa? Karena gurunya waktu itu masih muda, dan berjenis kelamin laki-laki….sesuatu yang jarang di dalam sekolah kami. Dasar anak-anak badung sukanya godain si bapak G. Akibatnya bapak G selalu menunduk terus kalau duduk di kursi guru. Oh ya, di kelas entah kenapa tempat duduk saya selalu yang terdepan…..

Yang selalu saya nanti-nantikan juga adalah Rapat Osis. Karena berarti pengurus OSIS diberikan dispensasi tidak mengikuti palajaran untuk rapat. Kebanyakan memang waktu jam pelajaran, karena yang IPA sesudah jam sekolah usai masih musti masuk lab praktikum. Atau mengikuti ekstra-kurikuler. Dua tahun menjadi pengurus OSIS, dan tugasnya adalah?…. Seksi ROHANI…duh…. Karena itu semua murid dan guru selalu menyangka saya akan menjadi biarawati selepas SMA.  Apalagi Suster Marietta, karena saya pernah tanya beliau menjadi suster sesudah selesai Sarjana atau sebelum. Jadi dipikirnya saya mau masuk biara.

Kegiatan OSIS yang masih terkenang sampai sekarang adalah kunjungan ke LP anak-anak. Cewe-cewe gini masuk ke sarang LP… agak ngeri juga. Dan memang sebelum masuk ke sana kami diwanti-wanti oleh kepala LP nya. (Padahal apa sih yang harus ditakuti…mereka masih kecil meskipun pernah melakukan kejahatan kriminal). Lalu yang juga masih teringat adalah waktu saya dan 2 orang pengurus lainnya harus mengantar surat ke SMA Pangudi Luhur. Sama seperti sekolah kami SMA PL ini sekolah satu jenis kelamin …alias sekolah laki-laki semua. Tetanggaan lagi. Saya juga heran kenapa kami harus mengantar surat itu waktu jam pelajaran (mungkin kalau sesudah jam pelajaran lebih bahaya ya hihihi). Waktu mobil kami memutari sekolah tersebut, mulai timbul kepala-kepala yang melihat ke arah mobil. Mungkin pikir mereka “Wah rok kotak-kotak!” Jadi begitu kami masuk halaman sekolah menuju ke kantor kepala sekolah, terdengar suara…”Wanita…!!!.” Wah ngeri juga…untung ada kepala sekolah yang langsung memarahi mereka.

Tapi sebetulnya kejadian berbalik juga terjadi di sekolah kami. Jangan coba-coba seorang pemuda datang sendirian meskipun ada urusan dengan kepala sekolah. Kebetulan kelas saya langsung menghadap kantor kep sek, sehingga kelas saya juga yang sering dimarahi, karena selalu menggoda cowok-cowok yang datang.

Soal disiplin memang sekolah kami terkenal disiplin (tapi mungkin masih kalah dengan Canisius College yang memberlakukan kosek wc sebagai hukuman). Setiap hari senin, Suster kepala sekolah akan berkeliling mausk kelas untuk memeriksa kuku. Kuku yang panjang dipukul dengan penggaris kayu. Selain kuku juga diperiksa panjangnya rok. Harus tidak boleh lebih dari 10 cm di atas lutut. Juga tidak boleh berbuntut rambutnya (waktu masih mode buntut, menyisakan rambut sedikit yang panjang). Dasar anak badung, ya ada saja cara untuk menghindar hukuman. Sebelum pemeriksaan menggigit kuku yang panjang, atau melepaskan lakban dari rok yang pendek sehingga memenuhi syarat (biasanya jauh lebih pendek), atau menyembunyikan buntut dengan jepit rambut halus ke dalam rambut sehingga panjangnya sama. So kebiasaan disiplin ini membuat saya terbengong-bengong melihat kelakuan mahasiswa yang tidak disiplin waktu melanjutkan ke UI.

Sebagai kegiatan ekstra kurikuler, saya mengikuti dua kegiatan. Sebetulnya cukup satu, tapi kebetulan suka dua-duanya sehingga tidak bisa melepaskan keduanya. Science Club, kumpulannya orang pinter (meskipun saya tidak pinter). Kami mencoba membuat taman kimia, tippex, atau membedah binatang dll. Memang seakan perpanjangan dari praktikum saja. Tapi ada satu kegiatan gabungan dengan PL (lagi-lagi) yaitu membuat solar system. Gara-gara ini saya membeli buku bahasa Inggris di sebuah toko di Blok M…ih lupa namanya di sebelahnya es krim rendezvous. Kerja sama dengan cowo-cowo cakep cukup membutuhkan ekstra tenaga untuk berkonsentrasi (tapi terus terang sampai sekarang saya tidak tahu nama mereka). Dan ada satu kenang-kenangan dari ikut SC ini, yaitu masuk majalah gadis…. bukan cover sih, tapi halaman pertama euy. Sayanya sedang bedah burung…. sayang ngga ada copy nya)

(Science Club —– hmmm…saya yang mana?)

Exkul yang lainnya adalah Sanggar Fotografi. Modalnya kamera Fujicanya papa. Mempelajari teknik pemotretan, hunting (kalo ngga salah ke Ancol deh), kemudian belajar cuci cetak foto hitam putih. Gurunya dari studio foto apa gitu (om om hihihi ngga nafsu deh) dan tentu saja dikasih liat juga contoh n*de pic…hualah cewe model nya jelek hehehe. Ini ada satu foto aku yang dinilai cukup bagus dan dipajang waktu itu.

(Hayo….modelnya siapa? Yang pasti bukan Riku ya… Tapi mirip Riku kan…or tepatnya Riku mirip Om nya)

Masa-masa di SMA penuh dengan kegiatan dan berakhir dengan sekejap mata. Sekolah yang cewe semua ini juga membuat saya (entah yang lain) jadi berdikari. Saya ingat untuk acara pertunjukan saya diberi tugas untuk lighting. Dan waktu itu dengan bantuan teman (cowo) dari SMP menjadi operator lighting. Pengalaman ini juga nantinya dipakai waktu di universitas.

Yang paling membingungkan mungkin adalah pilihan akan melanjutkan ke mana. Ikut ujian di Trisakti untuk elektro dan akuntasi… dua-dua diterima. Ikut ujian Sipenmaru dengan pilihan Elektro, Biologi, Ekonomi dan Sastra Jepang, semuanya di UI. Waktu menerima kabar sipenmarunya lolos ke Sastra Jepang, jadi bingung. Diambil atau ngga? Dan berdasarkan Test Bakat juga opini papa, akhirnya masuklah aku ke Sastra Jepang (dengan cibiran …. lah kok IPA masuk bahasa)

So, dari rok kotak-kotak beralih ke jaket kuning….. (bersambung)

Mutiara

11 Jul

Semua wanita di seluruh dunia tahu dan mungkin menginginkan untuk memiliki seuntai mutiara. Di Jepang, semua wanita punya mutiara, karena mutiara adalah satu-satunya perhiasan yang bisa dipakai untuk segala waktu, pesta ataupun pemakaman. Mutiara diperingati tanggal 11 Juli ini, karena pada tanggal tersebut di tahun 1893, Mikimoto Koukichi berhasil membudidayakan mutiara untuk pertama kalinya. Mikimoto akhirnya terkenal menjadi Bapak Mutiara. Jika Anda menerima hadiah mutiara Mikimoto, bisa dipastikan Anda menerima hadiah yang sangat berharga dan terjamin kualitasnya.

Mutiara berbentuk bulat putih. Sering untuk mengungkapkan gigi yang putih bersih dipakai ungkapan seputih mutiara. Masih terbayang di benak saya seorang wanita cantik yang menggigit seuntai mutiara, memamerkan giginya yang putih dan bibir yang merah….. ah… iklan apa itu ya? Meskipun sekarang sudah banyak mutiara yang tidak bulat dan tidak putih. Saya pernah melihat mutiara yang berwarna keemasan. Indah!

Tapi… entah kenapa saya tidak begitu suka mutiara. Sehingga tidak pernah terlintas di kepala saya untuk membeli atau menerima mutiara yang mahal. Karena bagi saya mutiara perlambang air mata. ntah dari mana pemikiran ini, tapi saya tidak menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan air mata. Tanpa mutiara saja saya mudah untuk mengeluarkan air mata…..

Mutiara merupakan perhiasan bagi mereka yang berulang tahun bulan Juni. Menurut bahasa “permata” (saingan dengan bahasa bunga) Mutiara adalah kesehatan dan kekayaan.

Daftar permata sesuai dengan bulan kelahiran:

Januari : Garnet
Februari : Amethyst
Maret: Aquamarine, Coral, Bloodstone
April:Diamond, Quartz
Mei: Emerald, Jade
Juni: Pearl, Moonstone, Alexandrite
Juli: Ruby, Carnelian
Agustus: Peridot,
September: Safire
Oktober: Opal, Tourmaline
November: Topaz,
Desember: Turqouise, Lapis Lazuli, Zirconia

Duh, kalo aku pengennya sih ganti aja ulang tahunnya ke April deh hihihi. Ngga puas dengan Garnet aja, padahal garnet juga bagus, berwarna merah tua, ada juga yang keunguan, atau hijau. Anggun. Bahasa Permatanya : Companionate love and sincerity.

NB: tanggal 11 Juli = 7-11…. coba dibaca dalam bahasa Inggris… seven eleven. Nama toko convinience, waserba yang banyak ditemukan di Jepang. Di Indonesia belum ada ya…..

Ketik cepat = baca cepat?

9 Jul

Pada suatu waktu saya pernah chatting dengan Bang Hery, Dia bilang “ngos-ngos-an” chatting dengan saya, karena saya terlalu cepat ngetiknya. Lalu saya bilang, itu karena saya bacanya cepat. Apakah baca cepat = ketik cepat? Belum tentu juga sih, kalau misalnya ketiknya pake dua jari….(padahal saya pakai 11 jari loh…alias telunjuk kiri dan jari tengah kanan). Tapi tentu saja hukum baca cepat =membalas/menjawab cepat bisa dimengerti. Terlepas apakah jawabannya benar atau tidak.

Saya sendiri boleh bersombong sedikit, bahwa saya pembaca cepat. Jika suatu bacaan dibagikan, mungkin yang lain masih setengah, saya sudah selesai membaca. Pernah saya coba dengan suami saya membaca surat bersamaan… waktu saya selesai baca, dia baru setengah…dan itu bahasa Jepang. So membaca cepat sebetulnya tidak tergantung pula bahasanya (tentu saja harus bahasa yang dikuasai) Saya harus berterima kasih pada bapak saya yang memperkenalkan pada Speed Reading ini.

Ya, waktu bapak saya masih menjadi kepala Pusdiklat, dia pernah mengajak saya menemui pembaca tercepat di dunia, Maria Calderon. Maria waktu itu datang atas undangan perusahaan untuk memberikan ceramah mengenai speed reading itu. Dari sekian banyak peserta orang Indonesia, bapak saya adalah yang tercepat di seminar itu, meskipun masih jauuuh dari Maria tentunya. Saya lupa bapak saya mengajak dinner Maria entah ke restoran atau malah ke rumah kami, dan saat itu saya bertemu dia. Papa memperkenalkan saya padanya, sebagai anak perempuannya yang sangat kutu buku karena dia pernah membelikan 40 buku dan semua habis dibaca dalam dua hari. Maria Calderon, seorang wanita Filipina yang terlihat cerdas dengan rambut pendeknya. She encourage me to learn the trick from papa, dan belajar untuk membaca cepat. Waktu itu saya sendiri masih SMA, dengan bekal bahasa Inggris pas-pasan bercakap-cakap dengan orang terhebat di dunia.

Waktu saya cari dengan mas google tentang Maria Calderon saya hanya menemukan informasi sbb: ”

World’s Fastest Reader
As a student at the Northwestern University in Chicago, Illinois, Maria Teresa Calderon became the world’s fastest reader. She set the record of having read 80,000 words per hour.
That’s about 22 words per second! [:)]

Dan saya praktekkan apa yang dikatakan papa bagaimana untuk membaca cepat. Dan benar sejak saat itu kecepatan membaca saya yang sebetulnya sudah cepat untuk ukuran anak-anak bisa menjadi lebih cepat lagi. Apalagi ditambah dengan vocabulary bahasa Inggris yang bertambah karena sejak kelas 2 SMA saya sudah terbiasa membaca novel bahasa Inggris (meskipun kebanyakan romancenya Mills and Boon).  Rahasianya supaya bisa baca cepat? cuma satu sebetulnya…. yaitu jangan menggerakkan bola mata mengikuti kata-kata …tetapi fix kan pandangan mata selebar kalimat …. so harus membaca per kalimat bukan per kata. Sulit kalau yang tidak biasa, tapi begitu kita temukan caranya sendiri, maka kecepatan membaca kita pasti akan lebih cepat. Membaca cepat berarti dalam waktu yang singkat bisa membaca informasi yang ada, dan itu merupakan keuntungan tersendiri. Tapi perlu diingat membaca cepat, bukan hanya membaca begitu saja, tapi harus mengerti pula isinya. reading + comprehension. Jadi kecepatan membaca tentu saja tergantung pada berat tidaknya buku yang Anda pilih.

Anda mau tahu berapa kecepatan membaca Anda? Coba saja di Speed Reading.

Waktu saya coba di sini, saya mendapat angka 469 wpm dengan comprehension 73%…. soalnya hari ini saya lagi ngantuk dan pusing….  Siapa tahu di lain hari bisa meningkat (atau malah memburuk hehehe). Anyway, apa salahnya mencoba kemampuan Anda…mumpung gratis.

Early Bird

8 Jul

Saya selalu ingat kata-kata mama dalam bahasa belanda. “De morgenstond heeft goud in de mond” arti harafiahnya, Matahari memberikan emas di mulutmu. Early birds catch the worms.atau dalam bahasa Jepangnya 早起きは三文の得。

Siapa yang bangun pagi akan mendapat rejeki yang banyak. Saya sendiri tidak pernah sulit untuk bangun pagi, juga tidak pernah sulit untuk tidur di mana-mana, kecuali kalau tidak mengantuk. Saya akan enak sekali tidur di dalam mobil, atau kereta, tapi tidak di dalam pesawat. Goncangannya lain kali ya.

Kata penelitian seseorang akan sehat jika bisa tidur 7-8 jam sehari. Tapi bagi pebisnis rumusan itu tidak akan berlaku. Seperti yang bang Hery pernah tulis juga di begadang, tidak ada orang sukses yang jam tidurnya sama dengan yang dinasehatkan dokter 6-8 jam sehari. Tapi kalau saya sih lain, bukan orang sukses, atau pebisnis yang tidur sedikit untuk berpikir dan bekerja keras. Hanya sulit tidur sedikit karena badan sudah terbiasa bangun setiap 2 jam sekali waktu Riku bayi dan terbawa terus. Dulu waktu kecil saya sering dibilang “Huh imelda kalau sudah tidur, biar ada bom di sebelahnya tidak akan bangun”. Tapi saya rasa seiring dengan pertambahan umur, jam tidur itu akan dipangkas entah untuk keluarga, kerjaan atau pikiran. Saya ingat dulu mama hanya tidur 3 jam sehari, sehingga saya pikir, semakin tua saya semakin mirip mama. Tapi kalau saya tanya sekarang, dia sudah mulai banyak tidur, tidak seperti dulu. Mungkin karena beban pikirannya juga sudah mulai berkurang atau pengaruh umur.Berarti? nanti saya juga gitu?

Yang anehnya saya jarang ngantuk kalau tidak ada kerjaan. Pasti terbangun lalu mulai cuci piring, beres ini itu, dan lihat jam tahu-tahu sudah jam 5 pagi jadi tanggung untuk tidur. Tapi kalau mengerjakan terjemahan, duuuh tuh mata kok rasanya mau nutup terus ya. Ngantuk terus bawaannya.

Yah, siapa yang bangun pagi akan mendapatkan rejeki lebih banyak. Cocok buat si penjaga warnet yang 24 jam, pasti lebih banyak uang masuk. Tapi tidak bagi yang menggunakan warnetnya tentu, karena justru dia harus membayar banyak. Sama juga dnegan saya, kalau bangun pagi langsung ngopi bercangkir-cangkir, sambil ngenet (untung di sini bayar paket), trus ditambah ngemil …tidak baik ya untuk kesehatan dan untuk kantong hehehe.

So, are you an early bird? or malah tukang begadang? Banyak rejeki ngga ya? Kalo banyak, bagi-bagi dong… 🙂

::::::::::::::::::::::: sambil nulis early bird aku teringat sebuah lagu dari Anne Murray, yang judulnya Snowbird. Enak deh lagunya::::::::::::::::::::::::::::::::::

Jumlah orang asing di Jepang berapa sih?

3 Jul

Jepang sebenarnya sedang mengalami krisis penduduk. Wah, kenapa bisa? Ya, karena sebetulnya jumlah penduduk Jepang mulai cenderung berkurang, tapi jumlah penduduk warga asingnya makin bertambah. Selama 10 tahun terakhir, warga asing yang terdaftar menjadi 1,5 kali lipat dan jumlahnya 1,69% dari jumlah penduduk Jepang sendiri. Mereka tentu saja terbanyak tinggal di Tokyo sebanyak 380.000 orang, selanjutnya Prefektu Aichi (Nagoya) dengan 220.000 orang, Osaka 210.000 , dan ini untk pertama kalinya Aichi melebihi Osaka.

Sejak  diadakannya pencatatan warga asing pada tahun 1959, warga asing yang terbanyak di Jepang adalah warga Korea Selatan/Korea Utara. Tapi dalam sensus kali ini pertama kali Korsel/Korut menduduki peringkat ke dua dengan penurunan jumlah 4730 orang sehingga berjumlah 27,6% dari seluruh jumlah warga asing. Peringkat pertama dipegang oleh China dengan jumlah 606.889 (28,2%). Warga China sejak tahun 1975 bertembah terus, dan dibandingkan tahun lalu bertambah 8,2%.  Peringkat ke tiga Warga Brasil sebanyak 316.970 dan kedudukan ini tidak berubah lebih dari 10 tahun.  Jumlah orang Indonesia di Jepang berapa banyak? Ternyata dari hasil sensus itu ada sebanyak 136.840 orang. Perlu diingat ini adalah warga yang tercatat. Mungkin saja ada yang tidak tercatat sehingga jumlahnya lebih dari angka ini, meskipun tidak banyak.

人口減少が懸念されている日本だが、その一方で外国人登録者数は増えている。外国 人登録者数はこの10年で約1.5倍に達しており、日本の総人口の1.69%を占める。都道府県別で見ると、東京都が38万人で最多、次いで愛知県が22 万人、大阪府が21万人で、初めて愛知県が大阪府を上回った。

少子化などが原因で人口減少が社会問題となっている中、2007年末時点の外国人登録者数は215万2973人と、引き続き過去最高を更新していること が、法務省入局管理局の調べで分かった。外国人登録者数は2006年末と比べ67万266人(3.3%)増加し、10年間で約1.5倍に達した。日本の総 人口1億2777万1000人(2007年10月1日現在)に占める外国人登録者の割合は、前年比0.06%増の1.69%。外国人登録者が増え続ける理 由として「中国人(台湾・香港含む)の増加と特別永住者※の減少がある」(法務省入局管理局)としている。

※特別永住者:終戦前から日本に居住している外国出身の人で、サンフランシスコ平和条約の発効によって日本国籍を失った後も、引き続きに日本に在留している人とその子孫のことをいう。

外国人登録者数が最も多い都道府県は東京都(38万2153人)で、全国の17.8%を占めている。2位は愛知県(22万2184人)で、大阪府は愛知県 と入れ替わり3位(21万1758人)となった。次いで神奈川県、埼玉県、千葉県、兵庫県、静岡県、岐阜県、茨城県となり、上位10都道府県で全国の7割 に達している。日本での在留が認められている在留資格「永住者」は前年比4万5280人増の43万9757人。「特別永住者」の43万 229人を上回り、過去最多となった。前年と比べ「技術」「研修」は、それぞれ27.2%と24.9%増えている一方で、「興行」は25.3%減少した。
中国人が初めてトップに
1959 年に外国人登録者数の統計を始めて以来、国籍で最も多かったのは韓国・朝鮮だったが、今回の調査では初めて前年比4730人減で2位(全体の27.6%) となった。韓国・朝鮮に代わって1位になったのは中国で、60万6889人と全体の28.2%を占めている。中国は1975年頃から増え続け、前年比でも 8.2%の増加。3位はブラジルの31万6970人で、これは10年以上変わっていない。10年前と比べ、登録者数が1万人以上増えた のは中国(35万4725人)、フィリピン(10万9327人)、ブラジル(8万3713人)、ベトナム(2万4963人)、タイ(2万715人)、ペ ルー(1万9302人)、インドネシア(1万3684人)、インド(1万3111人)だった。フィリピンは2005年に減少に転じたが、2007年は前年 比で9104人(4.7%)増となり、登録者数が20万人を超えたのは初めて。

Masih tentang 18

28 Jun

Delapan belas atau Juhachiban.

十八番

Aku baru teringat suatu episode di karaoke:

“Imelda, lagu If hold on together itu juhachibannya kamu ya. ”

“Kok juhachiban, bukan ichiban?”

“Iya juhachiban disebut juga ohako, itu artinya sesuatu keahlian yang kamu kuasai”.

Lalu kenapa justru angka 18 yang dipilih bukannya angka 1 atau yang lain. Ada beberapa keterangan yang bisa dipakai. Pertama seorang Artis Kabuki yang bisa mempertunjukkan 18 adegan kabuki yang dikuasai, disebut Kabukijutsu juhachiban. Kedua, Waktu Buddha menjalankan 48 janji dalam perjalanan rohaninya, pada nomor yang ke 18 adalah menyelamatkan semua makhluk hidup. Dan yang ketiga, Seorang Bushi (prajurit) harus menguasai seluruh senjata seperti panah, pedang dsb sejumlah 18 jenis. Jadi angka delapan belas berarti menguasai sesuatu keahlian tertentu atau bahkan keseluruhan. Bagus ya….

Saya baru ingat ini setelah menulis “Ada apa dengan 18

Sweet Paradise

26 Jun

Hujan… padahal aku sudah berencana untuk pergi ke imigrasi ambil pasportnya Riku dan Kai. Mumpung Mariko san bisa temani aku. Dia akan datang jam 11, padahal kalau kita mau pergi harus di atas jam 2 jemput Riku dulu. Karena hujan dan dingin… brrr cuma 17 derajat max, aku bolosin Riku (payah nih ibu). Sambil beres-beres, trus masak Rawon dan balado kentang (si Mariko san suka banget pedes), begitu datang aku ajak makan siang dulu lalu sekitar jam 12 siang kita berangkat. Saat itu tidak hujan lagi.

Sesampai di Imigrasi, beli meterai untuk pembayaran pembuatan paspor sebesar 6000 yen /anak. Kemudian langsung ke counter pengambilan. Dicocokkan foto dan pemohon (juga data yang terdapat dalam IC) selesai sudah. Tidak sampai 5 menit untuk 2 anak. Keluar dari Imigrasi itu, Riku minta dibelikan craypas….dan kebetulan di toko itu sedang ada campaign potongan harga 20%. Jadi deh craypas 30 warna seharga 2000 yen (= harga 1 lembar foto dari Laquan tuh) berpindah ke tangan Riku.

Dari lantai 9 kita turun ke lantai 1 untuk beli Krispy kreme…soalnya penasaran banget. Antrinya katanya 25 menit. Begitu masuk antrian ternyata kita diberi semacam keterangan dan semua yang antri diberikan donut yang glaze gratis… wah…bagus juga tuh…. gimana kalau cukup satu donut itu lalu pulang atau beli kopi aja yah hihihi. Terus terang saja, bukan selera aku. terlalu manis. Harga satu donut 180 yen. Jadi aku berdua Mariko beli semua rasa untuk cobain.

Sesudah itu dari sta Tachikawa kita pulang menuju Kichijoji. Lalu tiba-tiba aku teringat ada restoran Cake -all you can eat di Kichijoji. Mumpung sama Mariko bisa ke situ, soalnya my hubby ngga suka manis-manis dan would never go there. Apalagi Riku jejingkrakan begitu denger mau makan cakes. So begitu kita sampai di sta Kichijoji, kita langsung cari toko itu. Namanya Sweet Paradise. Untuk Dewasa 1480 yen, anak-anak 840 yen. Terus terang aku tidak terlalu berharap, soalnya dulu aku pernah makan cakes all-you-can-eat di sebuah hotel di Shinjuku, dan NO WAY…manis banget. Manis dan mahal. Tapi di sini ternyata tidak manis at-all. Selain kue-kue ada ice cream, spaghetti, sandwich and coklat cair yang mengalir dari Fountain. Aku pikir pasti manis deh…eeee ternyata tidak loh. Enak malah. Si Kai juga kenyang makan sandwich satu lembar.

Waduh hari ini makan yang manis-manis, jadi begitu pulang rasanya eneg juga. Udah ngga selera untuk makan malam lagi. Tepat jam 8 malam aku temani Riku bobo, sedangkan Kai sudah pulas dari jam 7.

Oh ya melengkapi yang manis-manis hari ini, beli dagashi (snack jaman dulu) berupa botol dari wafers yang isinya bubuk ramune, dan lolipop untuk Riku. Dulu waktu kita pergi ke Taman Safari di Gunma, Riku lihat lolipop besar, dan dia ingin sekali, tapi aku lupa untuk beli padahal sudah janji. Jadi kemarin lihat lolipop itu (meskipun kecil) dia minta dibelikan.

Photo Studio

25 Jun

Saya rasa, yang punya foto keluarga yang dipajang di ruang tamu dengan ukuran besar hanya orang Indonesia. Keluarga Indonesia waza-waza (dengan sengaja) akan pergi ke Photo studio untuk mengambil foto keluarga. Ada yang dengan seragam batik, atau kebaya/baju nasional, ada yang dengan baju hitam semua, ada yang dengan baju warna-warni alias bebas. Orang Indonesia boleh dikatakan suka berfoto. Kalau lihat blog orang Indonesia pasti ada isi foto sendiri/keluarga. Berlainan dengan orang Jepang, biasanya isinya foto anjing/kucing kesayangan, makanan, benda, pemandangan. Jarang yang memasukkan foto diri sendiri, foto keluarga, foto teman sekolah dll. Selain bermasalah dengan privacy orang, orang Jepang jarang mengabadikan sesuatu dengan foto. Anak muda Jepang sekarang, dengan adanya fungsi kamera di handphone mulai mengabadikan apa saja, dan mulai menjadi narsis seperti orang Indonesia hehehe.

Orang Jepang biasanya membuat foto di studio pada waktu mempunyai bayi yang berusia sekitar 30-40 hari, sekaligus dengan upacara Omiyamairi (Kunjungan perdana ke Kuil Shinto). Sesudah ke Kuil biasanya orang tua akan membawa bayinya ke foto Studio untuk dipakaikan kimono sewaan, lalu diabadikan. Kadang bersama orang tua + saudara kandung. Setelah upacara Omiyamairi, biasanya mereka akan ke studio lagi pada waktu perayaan shichi-go-san (7-5-3) . perayaan untuk anak perempuan berusia 3 dan 7 tahun, dan bagi laki-laki umur 5 tahun. Anak-anak itu akan memakai kimono, yang biasanya disewakan oleh Photo Studio itu. Setelah upacara7-5-3 itu, tergantung kondisi keluarga itu, ada yang pergi ke studio waktu upacara masuk TK (3 atau 4 th) atau masuk SD (6 th).

Sesudah itu biasanya akan membuat foto lagi pada waktu upacara menjadi dewasa Seijinshiki yaitu waktu usia 20 tahun. Waktu itu, seorang gadis akan memakai kimono yang dinamakan Furisode (lengannya panjang). Orang tua akan membelikan kimono ini untuk anak gadisnya, yang biasanya mahaaaaaaaaaaal sekali. yes, KIMONO is expensive. Ada mantan murid saya yang dibelikan kimono seharga 1.000.000 yen. Katanya, ini adalah pemberian termahal kepada anak perempuan, karena soro-soro (sebentar lagi) akan menikah. Sesudah menikah, furisode miliknya akan dipotong lengannya yang panjang sehingga bisa dipakai lagi dalam kesempatan yang lain. Tapi karena corak kimono untuk usia 20 tahunan biasanya cerah, tidak begitu cocok untuk mereka yang dianggap sudah berstatus ibu. Jadi? bagaimana nasib furisode itu? Ya , mungkin dijual atau menjadi penghuni lemari, dan bisa diberikan pada anak perempuannya kelak.

Setelah umur 20 tahun, foto berikutnya waktu lulus sarjana dan menikah. Untuk foto wisuda, mantan mahasiswi itu akan memakai Hakama, seperti kimono laki-laki tapi bercorak bunga. Sudah menikah? Tentu saja yang menjadi pusat perhatian adalah bayi yang baru lahir, dan kembali lagi ke siklus di atas tadi. Jadi foto keluarga biasanya hanya foto Bapak-Ibu-bayi (anak) dari . Dan sekali lagi, tidak semua orang Jepang menjalankan kebiasaan berfoto bersama satu keluarga.

—– hakama (perempuan dan laki-laki) serta furisode.—

Kalau di Jakarta, saya selalu membuat foto keluarga di Yo Photography di jalan Puloraya, dekat SMA ku dulu. Asal semua sudah siap, langsung difoto dan langsung minta cetak ukuran berapa, lalu pilih pigura, selesai. Kayaknya tidak pernah lebih dari satu jam deh. Lalu fotonya sendiri biasanya lebih artistik daripada foto di studio di Jepang. Foto di Jepang kebanyakan latarnya berwarna putih atau pastel. Sedangkan di Indonesia latar biasanya gelap, sehingga lebih menarik. Gaya orang Indonesia juga lebih beragam, lain dengan orang Jepang yang lebih kaku.

But, saya ketemu satu Photo Studio di Tokyo, di daerah Kichijoji, yang hasilnya sama dengan di studio Indonesia. Namanya Laquan Studio. Saya coba pertama kali di situ untuk pemotretan Riku kira-kira seperti Omiyamairinya. Tapi tidak menyewa pakaian dari mereka. Kebetulan ibu mertua berulang tahun ke 60, lalu adik dan adik ipar dari Sendai juga bisa hadir, sehingga kita membuat foto keluarga Miyashita yang pertama (di luar foto perkawinan). Sedangkan foto Riku bayi dengan oma opanya dibuat di Yo, jakarta. Nah anak kedua emang selalu kasihan deh. Kai sudah 11 bulan tapi belum pernah pergi ke photo studio. Lalu, tahun ini Riku berusia 5 tahun, jadi ada perayaan 7-5-3 (biasanya november). Karena mendekati november pasti studio penuh, mumpung masih banyak waktu saya pikir ambil foto sekarang saja. Apalagi kalau fotonya bisa jadi sebelum pergi ke jakarta. Bisa dijadikan hadiah untuk opa-omanya.

Jadi saya buat appointment hari Selasa kemarin jam 3, Riku dengan memakai kimono dan tuxedo, dan Kai memakai Kimono untuk bayi yang namanya odenchi. Wahhhh ternyata Kai nangis terus sehingga tidak sukses foto dengan odenchinya. Jadilah dia difoto hanya dengan pampers. Sedangkan Riku cerewet sekali. Dia sendiri yang pilih kimono dan tuxedo (baju pesta)nya. Waktu aku lihat kok hitam semua. Oi oi kamu masih anak-anak jangan pilih warna dewasa gini dong. Baju pestanya terbuat dari kulit, sehingga memang kita kasih nama baju Rockstar. Aku bilang tukar salah satu dengan yang warna cerah. Jadi dia tukar kimononya dengan yang berwarna biru dengan lukisan tradisional Jepang.

Hasilnya? Bagusan dengan Baju Rockstarnya itu daripada kimono. Mariko san yang menemani kita berkata, “Abis Riku bukan orang Jepang kan…lebih cocok yang Rockstar!” hehehe. Tapi emang benar aku lebih senang gayanya dia dengan baju Rockstar. Tidak sabar untuk menunggu hasil cetakan fotonya. Kemarin sebetulnya sudah pilih 30 lembar foto dari 148 lembar yang ada untuk dicetak. Tapi masih mikir karena mahal bo. Masak ukuran yang terkecil (L) biayanya 2100 yen ( Rp168.000) Kalau aku jadi cetak semua yang dipilih berarti 63.000 yen… wah bisa nangis deh. Memang sih biaya pemotretan, sewa baju semua gratis. Dan kalau dipikir-pikir 30.000 satu anak itu termasuk murah untuk Photo Studio di Jepang. Huhhhh, jadi bisa mengerti ya kenapa orang Jepang jarang berpotret sekeluarga hehehe. Kita akan lihat lagi foto-foto itu hari minggu bersama papanya Riku, dan biar dia tentukan berapa lembar yang akan kita pesan. Nanti kalau sudah jadi saya scan dan kasih liat deh…. ditanggung yang cewe-cewe berebut minta fotonya …hahaha (oyabaka.… arti harafiahnya orang tua bodoh, tapi ungkapan ini diucapkan jika orang tua memuji-muji anaknya sendiri. memuji keluarga sendiri seakan tabu dalam masyarakat Jepang. berlainan dengan masyarakat Indonesia ya…)

Reuni Yuuuk!!

24 Jun

pengen dateng….kebetulan di jakarta…. ahhh kangen deh …tapi pergi sama sapa. Sabtu -minggu lagi….ngebayang macetnya aja deh. Ayoooo sapa mau jadi supir… C’mon HIMAJA 86 (Himpunan Mahasiswa Japanologi) sekalian reuni deh.