NHK pada tanggal 4 Desember yang lalu mengumumkan bahwa untuk ikut serta dalam Pencegahan Global Warming, maka pada tanggal 29 Desember nanti akan menghentikan (meliburkan) siaran TV Pendidikannya (NHK chanel 3) selama 13 jam termasuk siaran yang biasanya dilakukan siang hari. Yang diliburkan adalah acara dari pukul 5 pagi sampai 12:30 siang lalu pukul 9 malam sampai pukul 2:50 keesokan harinya. Dengan demikian diharapkan dapat menghemat sekitar 17.000 kilowatt hour, yang senilai 9.4 ton pengurangan CO2.
Hmmm memang kita tidak boleh sinis, dengan mengatakan yahhh baru segitu, sedangkan dibidang lain makan energi sedemikian banyak. Tapi yang terpenting, paling tidak ada sedikit usaha yang dipikirkan mengurangi pemakaian energi berlebihan.
Selama tinggal di Tokyo, saya memang merasakan kota ini terlalu banyak pakai listrik. Dimana-mana terang benderang…dan saya sudah terbiasa, sehingga waktu saya ke Jakarta dan tiba malam hari, saya merasa kota Jakarta itu gelap, dan suram. Penerangannya kurang. Memang manusia Jepang terlalu manja dengan energi. Hmmmm….. (mikir.com)
Tahun 2008 ini, Indonesia dan Jepang memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jepang, yang dirayakan dengan bermacam kegiatan baik di Indonesia dan di Jepang sendiri. Hampir sebulan lalu saya membaca juga laporan dari Mang Kumlod yang menceritakan tentang JI Expo di Jakarta, atau dengan kegiatan Javarizm oleh anak-anak muda Indonesia di Tokyo. Bahkan kegiatan dalam satu tahun ini diawali dengan penandatanganan EPA, dengan program utamanya mendatangkan perawat/pramurukti ke Jepang, yang pernah saya posting di sini.
Tahun 2008 hampir habis, dan sebelum habis saya ingin share kan satu koleksi saya dalam memperingati 50 tahun hubungan Indonesia Jepang, yaitu perangko khusus yang diterbitkan di dua negara bersamaan dengan latar yang berbeda. Di Jepang berlatar Candi Prambanan, sedangkan yang di Indonesia berlatar Pagoda di Kyoto.
Nominalnya 80 Yen, harga standar untuk mengirim surat dalam amplop tertutup di dalam negeri Jepang untuk berat tertentu. Dua gambar bersandingan, paling atas adalah Danau Kelimutu dan gunung Fuji, Kemudian Borobudur dan pagoda 5 tingkat Kyoto, Bunga Raflesia dan Bunga Sakura, Angklung dan Koto, dan terakhir Arwana bersanding dnegan Ikan Koi.
Sedangkan di Indonesia nominalnya adalah Rp.2500. Hmmm kalau yang diterbitkan di Jepang sih punya, tapi saya masih harus hunting dengan terbitan yang di Indonesia. Rp 2500 bisa ya untuk kirim surat di Indonesia? saya benar-benar ngga ngerti harga euy. Mungkin sekarang kalau kebetulan di Indonesia saya lebih sering terima surat dengan tiki atau yang diantar sendiri…… (kapan sih kamu terima surat mel —apalagi surat cinta — hehhehe) Sekarang jaman sms dan internet sih, perangko menjadi barang langka. Tapi, meskipun frekuensi membeli perangko sudah semakin berkurang, saya akan tetap mengumpulkan perangko sampai saya mati mungkin. Satu-satunya hobi yang saya tekuni sejak kelas 4 SD.
Mel, kamu kalau mau mempunyai hobi, lebih baik coba mengumpulkan perangko. Mama dulu punya teman yang suaminya suka sekali mengumpulkan perangko. Dia sendiri tidak tahu apa-apa tentang perangko. Yang dia tahu suaminya menghamburkan uang untuk sepotong kertas. Tapi waktu suaminya meninggal, ada kolektor perangko yang mencari koleksi suaminya. Si istri memperlihatkan koleksi suaminya, dan si kolektor berkata bahwa koleksi suaminya amat jarang, dan berharga mahal. Untung si kolektor ini orang yang jujur, semua koleksi suaminya akhirnya dapat terjual dengan harga yang tinggi, dan si istri menyadari bahwa suaminya telah meninggalkan warisan yang amat berharga. (Percakapan mama dengan imelda kecil usia SD)
Mama dan papa masing-masing punya beberapa koleksi perangko jaman perang, yang tidak pernah dia ijinkan saya menyentuhnya (untung saja karena jika waktu itu diberikan pada saya pasti sudah hilang. tapi sekarang buku album mama/papa ada di mana ma?pa? hihihi) Buku koleksi saya sekarang sebagian besar masih ada di Jakarta, dan semoga tidak ada yang “berani” menyentuhnya.
Hasil iseng-iseng di Buku Wajah… Katanya Angel itu ada bermacam-macam. Nah di situ ada kuis, kamu termasuk angel yang seperti apa, dan hasilnya kayak gini.
The Angel of Company and Nature
You are the angel of Nature mostly known and also company. You thrive on the atmosphere being filled with company and love, but you also love Nature. You love flowers, plants and most likely love gardening! Your at your highest point when you have all these things and love to think of lovely memories with people. Your trustworthy and people can confide in you without the fear of betrayal and stupidity. Your one of the most beautiful mentally.
Mana yang penting ya? Kalender atau istri? Mungkin sama-sama penting… atau mungkin lebih penting istri karena dia bisa mengingatkan hari itu tanggal apa dan ada keperluan/acara apa, sehingga berfungsi sebagai pengganti agenda (kayaknya kalo ini narsis sekali deh, but its the fact! hihihi).
aaah teringat awal mei 2000 gen menyusul saya utk menghadiri upacara pemakaman opa di makassar
::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Saya tidak suka kalender, karena kesannya besar, mengganggu keindahan dinding, apalagi kalau gambarnya aneh-aneh seperti cewek-cewek SPG (masih untung kalo dia berbikini, kalo ngga? mabok deh) dsb. Kalau gambarnya gunung Fuji atau pemandangan Jepang sih biasanya saya bawa untuk oleh-oleh ke Indonesia. Ada mantan murid saya yang mempunyai percetakan sehingga dulu saya sering mendapat kalender contoh. Tapi tidka pernah saya gunakan untuk sendiri.
Sejak saya menikah, dirasakan perlu untuk mempunyai kalender karena di kalender saya bisa mencocokkan jadwal suami dan saya, supaya jangan bentrok. Tapi karena menulis dgn kanji (irit tempat), saya selalu pilih kalender yang terkecil (ukuran A5) dan dihiasi gambar pelukis kesayangan saya Higashiyama Kaii (lukisan dia semua pemandangan bernuansa biru).
kalender buatanku - Kai mengenali foto dia
::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Setelah Riku lahir dirasakan perlu mempunyai kalender yang lebih besar sedikit, jadi saya membuat sendiri dengan ukuran A4, dihiasi foto-foto yang cocok (tentu saja foto anak-anakku hihihi narsis kan ) . Tapi 2 tahun yang lalu, Gen mendapat kalender dari JAL, berhubung ada petinggi JAL yang menjadi dosen di universitasnya. Jadilah kalender yang ukurannya tiga kali lipat A4 itu menghiasi dinding rumahku…. dan isinya lebih banyak jadwal TK nya Riku karena mamanya cuman sibuk paruh akhir minggu, kamis-jumat. Kalender 2008 juga sebentar lagi harus diganti…. Bagaimana kalender teman-teman? Gambar wanita? atau mobil? atau pemandangan?
Aaahhhh JAL kamu mahal sekali sih...kayaknya aku akan berpindah ke lain perusahaan deh
::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Sebetulnya saya menulis tentang Kalender bukan untuk memamerkan kalender saya. Tapi karena hari ini adalah hari kalender. Kok bisa? Kok bukan tanggal 1 januari? Rupanya ini ditetapkan jatuh pada tanggal 3 Desember karena perhitungan kalender Jepang yang berdasarkan Bulan itu pada 3 Desember tahun Meiji 5 diubah menjadi awal tahun Meiji 6 atau tahun baratnya 1873. Hmmm sulit ya kalau tidak saya terangkan sistem kalender di Jepang bagaimana.
OK… tahun 2008 ini disebut dalam bahasa Jepang Tahun Heisei 20. Sebelum tahun Heisei adalah tahun Showa. Karena kaisar Showa meninggal maka nama tahun diganti menjadi Heisei yang merupakan awal pemerintahan Kaisar yang sekarang Kaisar Akihito. Tepatnya pergantian itu diadakan tanggal 8 Januari 1989. Namun untuk tanggal dan bulan tetap sama seperti barat, karena kami memakai kalender barat. Yang berganti hanya penamaan tahun saja.
Tapi tentu saja ada penamaan bulan yang khas Jepang, yang masing-masing punya arti. Demikian pula penanggalan mingguan jepang yang satu minggu (satu putaran) bukan 7 hari tapi 6 hari. Mungkin saya akan bahas di posting lain ya…. soalnya ntar kepanjangan postingnya ini.
Nah lalu kenapa judulnya ada “istri” segala? Ternyata hari ini adalah hari istri (Geeeeennnn baca yah!) keterangannya gini:” Untuk menghormati kesibukan istri sepanjang tahun, maka ditetapkan (th 1995) tanggal 3 Desember sebagai hari istri. Kenapa tanggal 3? Karena kalau ditulis secara jepang maka 12-3 , 12 adalah bulan terakhir, dan 3 dibaca sebagai san …dan diplesetin menjadi sanks (thanks)…. ada-ada jepang ya heheheh.
So, para istri…bermanjalah hari ini. Jangan mau kerja (eh aku ngga ajak boikot loh)
Di Shibuya, Tokyo, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang sangat termasyur. Bukan patung pahlawan ataupun patung selamat datang, melainkan patung seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.
Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali.. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.
Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasiun Shibuya bersama Hachiko. Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.
Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.
Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,” saya akan menunggu tuan kembali.”
” Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!” teriak pegawai kereta setengah berkelakar.
Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,”guukh!”
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.
Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.
Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.
Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.
Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.
Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemudian, dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.
Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.
Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.
Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.
Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.
Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.
Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemudian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiko saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiko pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai mati.
Sungguh kisah yg menggugah hati….tak habis2nya saya meneteskan air mata membaca cerita hidup Hachiko….
Film ttg kisah hachiko dibuat d jepang tahun 1987 dgn judul “Hachiko Monagatari”. Film ini byk memperoleh penghargaan. ..
Dan saat ini versi hollywoodnya sedang dibuat dgn judul “Hachiko : A Dog’s Story” (Starring and Co-Producted by Richard Gere)….
Hachiko: A Dog’s Story,[9] to be released in 2008, is an American movie starring actor Richard Gere, directed by Lasse Hallström, about Hachikō and his relationship with the professor. The movie is being filmed in Rhode Island, and will also feature actresses Joan Allen and Sarah Roemer.[10]
(sumber dari milis IKAJA UI)
Depan patung Hachiko Shibuya, yang terkenal sebagai meeting point
NB: Saya heran kok Richard Gere lagi, soalnya sebuah film Jepang yang terkenal di sini “Shall We Dance” versi bahasa Inggris juga diperankan oleh Richard Gere. Saya pernah posting tentang film Shall We Dansu/Dance versi bahasa Jepang di sini
Bagi yang pernah ke Jepang, Anda mungkin pernah menemui tanda ini di LANTAI. Biasanya di tempat-tempat umum. Kalau di atas pintu atau tangga/pintu darurat sudah biasa. Tanda HIJOUGUCHI, atau emergency Exit. Tapi ini di LANTAI. Tahukah Anda kenapa di lantai?***
Dan bagi orang Jepang yang pernah ke Indonesia, pernahkah Anda memperhatikan ke LANGIT-LANGIT? Biasanya di tempat umum ada tanda ini. Arah kiblat untuk bersembahyang.
Bagi yang belum pernah melihat, mungkin baiknya sekali-sekali longoklah lantai yang Anda pijak, dan tengadahlah perhatikan langit-langit yang menaungi Anda. Banyak hal yang belum kita ketahui….. Begitu pula dengan hidup. Pandanglah ke bawah, jangan melulu ke atas.
(hmmm niatnya mau photoblog jadi sekian dulu)
*** Kenapa ada tanda itu di lantai? Jika terjadi kebakaran dan ruangan penuh asap, Anda diharapkan merunduk mencari jalan keluar. Jika tanda ini hanya ada di atas, maka kita tidak tahu arah yang benar. Tapi sambil merunduk, dan mengikuti arah ini. Maka ada kemungkinan kita bisa keluar dari jebakan kebakaran.
Saya suka otak-otak untuk dimakan …hmmm apalagi kalau pakai sambal kacangnya ya… Juga suka gulai otak meskipun sekarang harus hati-hati karena kolesterolnya tinggi dan tidak baik untuk kesehatan. Tapi Otak yang ingin saya tulis sekarang bukan otak yang untuk dimakan. Ini Otak kita , otak manusia yang menjadi pusat pikiran kita. Sudah banyak tulisan yang mengulas tentang otak, baik tentang otak laki-laki dan otak perempuan oleh Mbak Tuti, juga tentang High Concept, High Touch. Tapi tadi pagi saya bertandang ke blog milik deden di Samarinda, dan membaca tulisannya tentang Otak Kiri atau Kanan, dan menemukan test untuk melihat kesimbangan pemakaian otak kiri dan kanan di MindMedia Life Enhancement Network. Seperti biasa saya paling getol ikut kuis atau test-test semacam itu sehingga langsung coba. Eeee ternyata hasil saya sangat berbeda dengan orang-orang yang kebetulan komentar di blognya deden… saya emang aneh kali ya? So kalau penasaran silakan coba saja ikuti test itu (sukur-sukur kalau sekalian BW ke tempatnya deden hehehe).
Hasil dan review tentang otak saya sbb:
Your Brain Usage Profile:
Auditory : 60%
Visual : 40%
Left : 35%
Right : 64%
Emiko, you show a slight right-hemisphere dominance with a moderate preference for auditory processing, an unusual and somewhat paradoxical combination of characteristics.
You are drawn to a random and sometimes nonchalant synthesis of material. You learn as it seems important to a specific situation, and might even develop a resentment of others who attempt to direct your learning down a specific channel.
Your right-hemispheric dominance provides a structure that is only loosely organized and one which processes entire swatches of reality, overlooking details. You are emotional in your reactions and perceptual more than logical in your approach, although you can impose structure and a language base when necessary.
Your auditory preference, on the other hand, implies that you process information sequentially and unidimensionally. This combination of right-brain and auditory modes creates conflict, as you want to process data more rapidly than your natural processes allow.
Your tendency to be creative and free-flowing is accompanied by sufficient ability to organize and be logical, allowing you a reasonable degree of success in a number of different endeavors. You take in information methodically and systematically which can then be synthesized rapidly. In this manner, you manage to function consistently well, although certainly less efficiently than you desire.
You prefer the abstract and are a theoretician at heart while retaining the ability to be practical. You find the symbolism in a great deal of what you encounter and are something of a “mystic.”
With regards to your lifestyle, you have the mentality which would be good as a philosopher, writer, journalist, or instructor, or possibly as a systems designer or social worker. Perhaps most important is your ability to “listen to your inner voice” as a mode of skipping over unnecessary steps to achieve your goals.
Kampai (乾杯 かんぱい) adalah bahasa Jepangnya untuk Cheers, atau bersulang. Sambil mengucapkan KAMPAI, biasanya saling menyentuhkan bibir gelas bir baru kemudian mulai minum (Kalau wine, jangan pernah menyentuhkan gelas wine karena menyalahi aturan). Jika acara tersebut untuk suatu peringatan yang besar, maka biasanya yang dituakan akan memberikan sepatah-duapatah kata untuk memulai acara minum-minum itu. Sebuah ritual dalam pertemuan untuk memperingati sesuatu atau bahkan tanpa memperingati sesuatu yang khusus. Dan menjelang penutupan tahun biasanya banyak diadakan “pesta menutup tahun” atau bonenkai 忘年会 (harafiah : pertemuan untuk melupakan tahun), sehingga banyak akan kita dengar ucapan Kampai di bar-bar atau restoran di Jepang.
Lagu Kampai yang dinyanyikan Nagabuchi Tsuyoshi (September 7, 1956) ini adalah sebuah lagu yang terkenal yang sering dinyanyikan di pesta pernikahan. Dan believe it or not, banyak orang Indonesia yang tinggal atau pernah tinggal di sini biasanya tahu dan bisa menyanyikan lagu ini. Posting ini khusus untuk Pak Totok, genthokelir yang pastinya sekarang sedang mengenang hari-harinya di Nagoya, kemudian untuk temannya Lala yang sedang mempersiapkan pernikahannya sebentar lagi. Mbak N, semoga lagu ini bisa menjadi hadiah dariku. Terutama pada frase “Jangan menoleh ke belakang, jalanlah terus”. Jika diyakini semua akan bisa dilewati dengan baik. (Terjemahan bebas oleh Imelda)
KAMPAI
Sandarkan hatimu pada dasar yang teguh
Membicarakan masa muda yang tak habisnya
Kadang kala duka, dan kadang kala suka
hari-hari saling menguatkan hati
Sejak saat itu sudah berapa lama berlalu?
Sudah berapa senja tenggelam?
Teman sekampung
apakah hari ini masih ada di ingatanmu?
Kampai
Sekarang kamu berada di panggung besar kehidupanmu
mulai melangkahi perjalanan yang jauh
Bahagia untukmu!
Kalian berdua yang sedang menyalakan lilin
Saya pandangi kalian berdua
Rasa bahagia yang meluap dan sedikit rasa sepi
Kuingin bernyanyi dengan kata-kata penuh air mata
Sinar masa depan tercurah pada tubuhmu
Jangan menoleh ke belakang, jalanlah terus
Dalam curahan hujan dan terpaan angin
Jangan punggungi CINTA yang kamu percayakan
Kampai
Sekarang kamu berada di panggung besar kehidupanmu
mulai melangkahi perjalanan yang jauh
Bahagia untukmu!
Katai kizuna ni o omoi o yomossete
Katari tsukusenu seishun no hibi
Toki ni wa kizutsuki toki ni wa yorokobi
Kata o tataki atta anohi
Arekara dorekurai tatta no darou
Shimizu yuuhi o ikutsu kazoetarou
Furosato no tomo wa imademo kimino
Kokorono naka ni amasuka
Kanpai ima kimi wa jinsei no
Ookina ookina butai ni tachi
Haruka nagai michirinori o aruki hajimeta
Kimi ni shiwase are
Kiandoru raito no naka no futari o
Ima koushite me o sukoshi no samishisa o
Namida no kotobade utaitai
Asu no hikari o karada ni abite
Furikaerazu ni sanomama ikeba yoi
Kaze ni fukaretemo ame ni utaretemo
Shinjita aini o mukeruna
**************************
Lagu Kampai ini dirilis pertama kali tahun 1980 dan masih populer sampai sekarang, Penyanyinya, Nagabuchi merupakan salah satu singer-songwriters legendaris. Banyak lagu-lagunya yang mencapai top hits di Jepang padahal kebanyakan lagunya merupakan balada/folksong yang memang enak didengarkan apalagi suaranya memang tidak biasa, suara yang serak-serak begitu loh. Saya juga senang lagunya yang berjudul TOMBO (capung) …. ada hora hora nya hihihi (Yang mau lagunya email ke saya aja yah hehhehe)