Bakwan Malang

7 Des

Perjalananku bersama MakDea yang amat singkat sebetulnya sudah direncanakan dengan matang oleh MakDea. Sebelumnya di chat dia sempat tanya apakah aku suka rawon, atau soto atau bakso. Dan aku bilang bahwa aku paling suka Bakwan Malang!

Tapi wiskul yang direncanakan MakDea untukku ternyata bukan sembarang bakwan/bakso tapi Bakso Sumsum yang katanya belum lama masuk koran! Konon bukanya jam 4 sore dan kalau tidak cepat-cepat bisa kehabisan. Jadi setelah dari Musium Angkut, kami segera menuju Bakso Sumsum yang fenomenal itu, dan ternyata cukup jauh. Tempatnya dekat Candi Singosari, di jln Kertanegara. Kami parkir di pinggir jalan besar, dan harus jalan kaki masuk gang. Sudah gelap waktu kami sampai di sana. Nah loh… masih kebagian ngga ya?

Eh, ternyata masih! Rupanya si MakDea sudah langganan di sana sehingga sudah telepon dulu minta dipersiapkan untuk tamu dari Jepang 😀 Langsung deh kami duduk dan menunggu dihidangkan. Eh tapi sambil menunggu aku sempat dikenalkan dengan yang punya toko, Cak Hadi. Tuh sempat berfoto bersama (yang membuat MakDea tertawa si Cak Hadi sok akrab bener sama aku hahaha)

Cak Hadi si pembuat bakso sumsum di Malang

Menurut cerita yang bisa dibaca di sini, Cak Hadi yang bernama lengkap Hadi Prayitno itu sudah lama berjualan bakso dan menemukan sendiri resep khasnya untuk Bakso sumsum. Aku sendiri tidak ada bayangan bagaimana sih itu bakso sumsum, kupikir dalamnya ada semacam lapisan lembut putih seperti tahu, ternyata ya seperti cairan saja. Jadi kalau makan harus kunyah di dalam mulut, jangan gigit di luar mulut gitu hehehe. Lucu jadinya Riku dan Kai otomatis menutup mulutnya setelah aku wanti-wanti jangan muncrat 😀

tampangnya jadi lucu makan bakso sumsum

Rasanya memang enak, tapi kata MakDea musti hati-hati jangan keseringan makan bakso ini karena tensi bisa naik tak terkendali. Untung saja aku tidak tinggal di Malang ya, karena bakso /bakwan merupakan kesukaanku 🙂

haduh jadi lapar lihat bakso malam-malam dingin begini hehehe

Setelah selesai makan, kami berpisah karena kami langsung kembali ke Surabaya sedangkan MakDea pulang ke rumahnya di Malang tentunya. Tapi dalam perjalanan ke Surabaya, kami sempat mampir dan membuat foto Mesjid Cheng Hoo Pandaan dari depan.

Mesjid Cheng Hoo Pandaan waktu malam

Kami sampai di hotel Surabaya sekitar pukul 9 malam sudah capek dan malas cari makan malam lagi. Hotel kami malam itu adalah MidTown yang terletak di jalan Basuki Rachmat. Hotel yang masih baru dan lumayan murah, dengan interior berwarna hitam. Aku sebetulnya kurang suka interior hitam, tapi lumayan lah karena masih baru (dan cuma untuk 1 malam saja). Tadinya aku berharap bisa menginap bersama Apikecil dan Masbro di sini, tapi karena Apikecil sakit jadi terpaksa batal bermain bersama kami. Yang keenakan Riku karena  dia bisa tidur sendiri di satu kamar, mungkin ini pertama kalinya Riku tidur sendiri di satu kamar hotel. Takut? Dia sama sekali tidak takut tuh tidur sendiri hehehe.

Setengah hari di Malang memang tidak cukup, tapi aku berharap kelak bisa kembali lagi ke kota yang sejuk ini. Dan kuharap jarak waktunya tidak selama kunjunganku ke Malang pertama kali yaitu 30 th lalu… harus lebih cepat ya 🙂