Shiori

23 Okt

Kalau mencari di kamus kata shiori, akan keluar arti bookmark. Penanda buku, atau seperti yang pernah kutulis di sini, memang shiori adalah pembatas buku. Aku tahunya seperti itu, sampai pada saat aku menyekolahkan anakku. Mereka akan mendapat SHIORI jika akan mengadakan acara keluar sekolah, semacam kertas berisi daftar apa saja yang harus dibawa.

Kai sekarang kelas satu SD, dan setiap tingkatan kelas dalam kurikulumnya SD di Jepang mempunyai acara keluar sekolah. Karya wisata yang disesuaikan dengan tingkatan kelasnya. Untuk Kai, besok dia akan pergi ke taman besar yang letaknya lumayan dekat rumah kami. Aku katakan lumayan, karena sebetulnya perlu waktu jalan kaki 20 menit dengan kaki orang dewasa, dan mungkin 30 menit bagi anak-anak. Taman yang besar dengan danau dan treking untuk jalan-jalan. Di sana mereka akan mengadakan penelitian tentang tumbuhan dan hewan pada musim gugur. Memunguti daun-daun (dan mungkin akan dibuat kompos di sekolah) dan biji-bijian seperti donguri (semacam mlinjo). Mereka harus menggambar apa yang mereka temukan dan menulis laporan tentang itu. Tentu saja yang setaraf dengan kemampuan seorang anak SD (mereka baru selesai belajar huruf hiraga).

Dalam shiori untuk acara “Kunjungan sosial Kelas 1” ini tertuliskan :
bekal makanan obento, tempat minum suito berisi teh atau air (tidak boleh manis), alas duduk (shikimono biasanya berukuran satu orang terbuat dari plastik), jas hujan kappa atau payung lipat jika hujan, 1 kantong plastik binil bukuro untuk sampah dan 1 kantong plastik untuk daun/biji yang dibawa pulang, tissue basah oshibori, saputangan hankachi,  tissue chirigami, clip board untuk menulis dan kotak pensil fudebako, serta oshiori itu sendiri.  Setiap barang diberi kotak untuk mengecek apakah sudah lengkap atau belum.

Waktu Riku kelas satu SD, (bahkan sampai kelas 5) aku yang menyiapkan barang-barang yang harus dia bawa. Tapi tadi waktu aku pulang kerja, aku melihat Kai sudah menyiapkan sendiri bawaannya dalam ranselnya. “Aku sudah siapkan yang aku tahu ma, tapi chirigami itu apa? Oshibori itu apa? shikimono itu apa?” Ya, dia tidak tahu kata-kata itu! Dia tahunya tissue, wet tissue atau sheet saja. Memang sehari-harinya orang Jepang memakai kata-kata dari bahasa Inggris yang sudah dijepangkan :D. Tapi dalam situasi resmi, tentu memakai bahasa Jepang yang baku hehehe. jadinya aku menjelaskan pada Kai tentang kata-kata itu. Untung aku bisa bahasa Jepang hehehe.

Dan ada satu hal yang baru kuketahui dari Kai. Yaitu waktu aku menyiapkan wet tissue yang bekas kakaknya. Jadi sudah ada nama kakaknya. Aku bilang padanya, tidak apa ya pakai nama kakak? Atau mama potong nama riku, jadi miyashita saja ya?
Lalu Kai jawab, “Miyashita saja juga tidak apa-apa kok ma. Di SD ku kan yang namanya miyashita cuma aku dan Riku” Wah… untunglah punya nama keluarga yang tidak pasaran 😀

Jadi SHIORI itu artinya bookmark, pembatas buku dan DAFTAR  acara (dalam pertunjukan sekolah) /keperluan (dalam acara keluar sekolah) yang berupa leaflet. Yang pasti aku tidak pernah melihat guru-guruku dulu di sekolah di Indonesia menyediakan shiori jika ada acara. Ada?

shiori

11 Replies to “Shiori

  1. Kalau disekolah anakku (masih TK) paling diberi kertas pemberitahuan acara kemana dan apa saja yang perlu dibawa lalu apakah perlu membayar atau tidak. Daftar bawaanpun tidak dalam bentuk checkbox tp hanya seperti: Anak-anak diharap membawa sikat gigi dan air minum; pakaian bernuansa merah putih; silakan diantar jam xx di lokasi A dan dijemput di lokasi A pada pukul xx. Jadi tidak terlalu detil. Menarik juga checklist-nya. Oya, Kai pintar sekali dan punya inisiatif sendiri menyiapkan barang-barangnya ya.

  2. Kai pinter banget Mba. Hebat deh, mungkin karena sudah sering lihat mamanya siapin buat kakaknya ya. Shiori kayaknya ada di sekolah ponakan di Surabaya kalo misalkan mau ada acara apa gitu. Tapi emang gak semua sekolah ada sih di sini.

  3. kayaknya ga ada deh bun sekolah sini yang nyiapin semacam “shiori” begitu.
    paling anak-anak hanya diberitahu rangkaian acaranya sekali sebelum berangkat, lalu tinggal mengikuti instruksi dari gurunya~ 😐

  4. Di sekolah anak-anak saya …
    Jika ada Karya Wisata atau kegiatan di luar sekolah … entah kemping atau bakti sosial …
    para guru pasti mengeluarkan semacam Surat …
    isinya adalah :
    1. Pemberitahuan kegiatan (maksud-tujuan-waktu-tempat dsb)
    2. Rundown Acara
    3. Contact person + Nomer telpon
    4. Barang apa yang harus dibawa
    dan terakhir …
    5. Potongan Surat ijin yang ditandatangani orang tua lalu kemudian diberikan ke guru

    Demikian EM
    Salam saya
    (26/10 : 2)

  5. hebat euy Kai…
    di sekolahku tempat mengajar dulu ada buku penghubung guru-wali murid. tiap ada tugas (dan tagihan iuran) diinfokan lewat buku itu dan diparaf wali kelas. Murid menulis sendiri di buku penghubung. Untuk info resmi diketik dan print komputer lalu ditempel di buku itu, lalu orang tua/wali harus membubuhkan paraf sebagai tanda info tsb sudah dibaca/diketahui.

  6. Senangnya anak-anak udah dikenalkan dengan lingkungan sejak kecil.
    Dan anak-anak, didukung oleh ortunya, dikenalkan daftar apa saja yang perlu dibawa…daftar ini memang perlu agar dalam perjalanan kita terasa nyaman.

    Mesti dihafal nih…shiori…

Tinggalkan Balasan ke kristiana Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *