Menjelang Hari Kebudayaan di Jepang yang diperingati setiap tanggal 3 November, universitas-universitas membuat festival di kampusnya. Ada yang mulai hari ini tanggal 1 November, ada yang mulai besok. Universitas W dan S tempatku bekerja juga mengadakan daigakusai atau festival universitas sehingga hari Kamis dan Jumat ini aku libur tidak mengajar. Kemarin aku pakai waktuku untuk bertemu teman lama di Shinjuku untuk makan masakan Thailand, tapi kurang enak masakannya. Ternyata aku memang bukan tipe yang gaul di Tokyo. Sama sekali tidak tahu tempat yang enak-enak. Anak mami (yang gede banget hehehe).
Hari Jumat ini sebenarnya aku ingin pergi berdua Kai dan Sanchan, tapi aku dan Sanchan ternyata kecapekan sehingga tepar di tempat tidur. Sayang sekali karena hari ini cerah sekali. Tapi biarpun hari ini kami libur, sesudah makan siang mulai lagi sibuk wara wiri, termasuk ke kantor pos untuk membayar rekening. Ternyata kantor pos Jepang mulai menjual kartu pos untuk tahun baru mulai hari ini, sehingga aku tergoda membeli kartu pos itu, dan tentu saja perangko-perangko baru.
Kembali ke Hari Kebudayaan di Jepang, seminggu menjelang hari Kebudayaan itu di sekolah-sekolah diadakan Pekan Baca 読書週間 Dokusho shukan. Menurut Riku setiap hari mereka diberikan waktu untuk membaca sebelum pelajaran atau waktu-waktu tertentu yang diberikan gurunya. Nah, tadi pagi dalam acara ZIP, diadakan semacam interview kepada anak-anak mengenai kegiatan membaca ini. Dan ternyata dibanding beberapa tahun yang lalu, anak-anak Jepang sekarang lebih banyak membaca buku. Rata-rata 10 buku dalam 1 bulan!
Wah hebat benar…. kupikir anak-anak Jepang suka manga (komik) saja, dan perlu diketahui manga itu TIDAK temasuk hitungan buku. Zukan (ensiklopedia) juga tidak dihitung. Yang dihitung adalah shosetsu (novel), monogatari (buku cerita), jiden (biografi) dll buku yang mempunyai tema dan tidak bergambar. Ternyata sekarang banyak cerita-cerita manga yang di-novel-kan. Jadi kalau komik anak-anak lebih memperhatikan gambar dan setelah itu alur cerita. Sedangkan untuk shosetsu pembaca diajak membuat “komik” sendiri di kepalanya. Kurasa ini bagus sekali!
Lalu kutanya Riku selama seminggu ini dia bisa baca berapa shosetsu? Ternyata dia bisa baca 3 buku! (Kalau dihitung sebulan bisa 12 buku kan) Wah hebat juga. Sayangnya pilihan bukunya masih cenderung ke tokoh-tokoh sejarah dan komik yang di-shosetsukan.
Kamu bisa baca berapa buku seminggu (atau sebulan) ini? Aku? Zero huhuhu!
Eh tapi aku boleh bangga ah, bisa menulis 31 tulisan untuk bulan Oktober kemarin. Masih banyak cerita yang belum aku tuliskan tapi ya begitu, pemilihan gambar dan mencari data tambahannya yang makan waktu lama. Biasanya satu tulisan aku tulis sekitar pukul 10 malam, sesudah Kai tidur. Kalau aku ketiduran ya gitu deh, cuma punya waktu 30 menit sebelum tanggal berganti 😀 Semoga semangatnya masih bisa dilanjutkan dalam bulan November ini.