Dara-dara

7 Jun

Kalau bahasa Indonesia memang artinya para dara (gadis) , tapi masak sih aku mau menulis soal Tiga Dara? (ada yang kenal ngga yah hehehe)

Dara-dara adalah onomatope bahasa Jepang, atau kata berasal dari bunyi-bunyian yang menunjukkan suasana santai, tidak mengerjakan apa-apa. Ongkang-ongkang kaki 😀  kalau mamaku bilang. (Masih ada yang pakai istilah itu tidak ya?)

Nah, deMiyashita melewati hari Sabtu lalu dengan ongkang-ongkang kaki, santai di rumah. Tadinya papa Gen berencana untuk ke kantor, jadi aku sudah prepare untuk melewati hari bersama anak-anak membuat prakarya apa saja. Tahu-tahu papanya membatalkan ke kantor, jadi Riku dan Kai amat gembira dan mereka bertiga pergi ke taman untuk jalan-jalan dan kalau ada kupu-kupu mau menangkapnya. Mereka pulang pukul 2 siang dan membawa kue Jepang yang mewakili bulan Juni. Namanya Minazuki and Wakaayu. Minazuki adalah nama kuno bulan Juni. Ayu adalah nama ikan air tawar yang dipanen bulan Juni. Jepang selalu menikmati setiap bulan, demikian juga kulinernya.

Minazuki dan Wakaayu

Tapi sebelum mereka pergi, Riku dan Kai merendam perangko bekas. Ya, mereka ingin memulai hobi baru (lagi) gara-gara menonton film Chibi Maruko chan Minggu lalu yang menceritakan Maruko chan menyimpan perangko hadiah dari gurunya. Nah, kesempatan aku mengajari mereka cara mengumpulkan perangko yang merupakan hobiku sejak SD!

Pertama mereka merendam dalam air, lalu setelah perangko lepas dari sampulnya, dikeringkan di kain. Sebetulnya cara penguapan lebih bagus (seperti yang biasa dilakukan Imoe) tapi karena penguapan makan waktu dan bahaya buat anak-anak juga, jadi aku pakai cara merendam di air saja. Lagipula perangko Jepang bagus buatannya, tidak tipis dan mudah luntur seperti perangko Indonesia (jaman dulu) hehehe.

Riku merendam perangko bekas

Jadi sesudah mereka kembali dari taman, perangko itu sudah kering dan bisa dimasukkan ke dalam album. Sayangnya mereka belum punya album, dan kami terlalu malas untuk pergi ke toko buku membelinya. Jadi dipending sampai keesokan harinya.

Kai dengan perangkonya

Sementara Riku dan Kai “bermain” dengan perangko bekas, Gen membaca buku dan aku? Aku membuat clipping! sambil membereskan tumpukan koran yang sudah menggunung. Jadi di harian Asahi Shimbun, ada kolom kecil yang bernama “Shitsumon Doraemon”, sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan umum, yang jawabannya juga ada dalam harian tersebut, tapi harus cari sendiri di halaman berapa. Karena bisa menambah pengetahuan umum tentang Jepang juga buatku, jadi aku pun mengumpulkan dan membuat clippingnya. Semoga berguna untuk Riku dan mamanya :D. Sepertinya sekarang sudah tidak jamannya membuat clipping ya hehehe.

Clipping pengetahuan umum. Aku paling suka baca seperti beginian. Buku yang dipakai juga buku tulis bekas Riku waktu di kelas 2 😀 Recycle deh 😉