Cool A biz bener deh! Tapi kata Cool di sini bukan bahasa slangnya bahasa Inggris yang berarti “keren”, tapi benar-benar cool yang sejuk. Cool Biz atau Cool Business, merupakan sebuah trend gaya busana yang didengungkan setiap menjelang musim panas oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Maksudnya setiap tahun mulai tanggal 1 Juni sampai 30 September, kalangan pebisnis/pekerja bisa memakai baju yang cocok untuk musim panas. Masalahnya orang Jepang itu kan biasanya kemana-mana pakai kemeja/jas. Nah kalau musim panas dan tetap memakai kemeja/dasi/jas maka ruangan kantor perlu dalam keadaan dingin dong. Tapi untuk menghemat energi, semua kantor/ruangan terutama di kantor pemerintah dipatok temperaturnya 28 derajat! Bisa bayangkan? Sedangkan kantor-kantor di Jakarta saja hampir semuanya dipatok 22 derajat-an kan? (Menurutku ini terlalu dingin dan tidak baik untuk kesehatan)
Musim panas di Jepang memang menyiksa. Suhu maximum bisa mencapai 40 derajat, minimumnya? 35 derajat hehehe. Jadi setting 28 derajat memang sudah cukup supaya perbedaaan udara di luar ruangan dan dalam ruangan tidak terlalu besar. Tapi memang yang menjadi masalah adalah waktu suhu belum mencapai 35 derajat, apalagi jika di luar masih 25 derajat-an, berarti tidak perlu pakai AC kan?
Gaya Cool Biz ini pertama kali dipelopori jamannya Koizumi menjadi perdana menteri (tahun 2005). Menteri Lingkungan Hidup saat itu Yukari Koike disuruh PM untuk mencari catch phrase (kata-kata yang menarik) , dan akhirnya kata Cool Biz yang diajukan perusahaan pakaian dalam Gunze terpilih. Saat itu PM Koizumi sendiri mempopulerkan pemakaian baju-baju Cool Biz. Apa sih bedanya gaya Cool Biz ini?
Yang pasti : tidak memakai dasi dan Jas. Sedapat mungkin bahan yang tipis dan sejuk. Coba lihat saja gaya pria-pria dengan baju-baju dari Uniqlo, toko baju casual terkenal di Jepang seperti foto di atas.
Pejabat Indonesia memang mempunyai baju safari yang katanya bapak saya memang “sejuk”, tapi kesannya birokrasi banget yah 😀 Indonesia juga punya batik, yang memang sejuk (aslinya) sehingga cocok untuk Indonesia yang panas sepanjang tahun. Atau Hawaii mempunyai baju “sejuk” dengan corak tetumbuhan. Masalahnya, di Jepang sebetulnya ada JINBEI, yaitu kimono pendek khusus untuk musim panas, tapi dirasakan tidak cocok untuk dipakai waktu bekerja (bawaannya ngantuk terus kali yah hehehe) sehingga tidak dicanangkan sebagai Cool Biz.
Baju Jinbei, kimono pendek untuk musim panas. Memang sih tidak cocok untuk dipakai kerja kan? heheheApalagi sekarang Jepang sedang kekurangan energi listrik sehingga perlu sekali penghematan listrik dengan tidak memasang AC. Disarankan sedapat mungkin memakai kipas angin, atau kalau terpaksa memasang AC ya dengan setting suhu 28 derajat itu. Setiap rumah tangga diharapkan kerjasamanya, dan yang aku rasa menarik juga, beberapa pemerintah daerah menggalakkan Green Curtain 緑カーテン, Tirai Hijau. Yaitu menghalangi sinar matahari supaya tidak langsung masuk ke kamar dengan memanfaatkan tanaman. Pemda Nerima tempatku tinggal bahkan memberikan harga khusus bagi warga yang membeli tanaman untuk Tirai Hijau itu.
Tapi yang pasti tanggal 1 Juni ini meskipun sudah bisa memakai baju gaya Cool Biz, tidak ada satupun orang di Tokyo yang mau pakai. Karena hari ini suhu maksimumnya 13 derajat! Sejak Sabtu kemarin memang Tokyo aneh, mulai masuk musim hujan, tapi kemudian datang juga badai No 2 (yang terlalu cepat a.k.a salah musim) sehingga sepanjang hari Minggu hujan terus , dan Senin angin kencang terus bertiup sampai malam. Rasanya hari ini warga Tokyo malah mencari jaket yang sudah keburu disimpan karena dinginnya seperti awal bulan April. Suhu yang naik turun seperti inilah yang juga membuat Kai batuk dan demam terus menerus. Hari ini dia sudah ke TK (Senin dan Selasanya aku boloskan), dan semoga Kamis dan Jumat tetap sehat sehingga aku bisa bekerja dengan tenang.