Wajah dalam tidur

21 Apr

Pernahkah Anda menatap Orang terdekat Anda saat Ia sedang Tidur???

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur.
Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun
bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur.
Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah Anda saat beliau sedang tidur.
Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu
kini semakin tua dan ringkih,
betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya,
betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.
Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.
Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda.
Hmm…kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu
kini kasar karena tempaan hidup yang keras.
Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita.
Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita
semata-mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya,
itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu… Ayah, Ibu, Suami, Istri,
Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya…

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.
Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan
saat menatap wajah lugu yang terlelap itu.

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras
ketika mengingat betapa banyaknya
pengorbanan yang telah dilakukan
orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi
oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur
agar pengorbanan itu bisa tampak lagi
melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.

Pengorbanan yang kadang melelahkan
namun enggan mereka ungkapkan.
Dan ekspresi wajah ketika tidur pun
mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata…
“betapa lelahnya aku hari ini”.
Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah?
Tak lain adalah kita.

Suami yang bekerja keras mencari nafkah,
istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah.
Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan
hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit
yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka.
Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan
seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi
jika esok hari mereka “orang-orang terkasih itu”
tak lagi membuka matanya, selamanya …

Teruskan email ini ke teman-temanmu yang lain agar
mereka juga boleh diingatkan untuk lebih mencintai
dan memperhatikan orang-orang terdekat, tercinta
dan yang terpenting adalah, yang telah berjasa besar sekali
membesarkan dan berkorban demi mereka,
sejak mereka masih bayi hingga kini

Tuhan Memberkati

Photobucket

3 Replies to “Wajah dalam tidur

  1. Apa yang Imelda tuangkan pada topik ini serupa dengan apa yang sering mbah sampaikan pada keluarga muda … Tataplah suami atau istrimu sewaktu dia tidur

    O ini ya suamiku, dulu aduh gantengnya, gagahnya tapi ya namanya juga sudah mulai tambah tua, hehehe rambut putihnya mulai tambah banyak, hehehe sudah rada loyo tapi nggak apa-apa namanya juga sudah tambah umurnya

    Ini toh istriku, aduh dulu cantiknya sekampung nggak ada lawannya, ya wong namanya juga sudah kepala 4 ya mulailah tuh kulit nggak kaya dulu lagi, hehehe mulai peot, mulai cerewet, ya nggak apa-apa wong namanya juga tambah tua

    Intinya sadarilah saat ini bukannya masih terbawa-bawa masa lalu atau berangan-angan akan yang datang … maka perselingkuhan atau bahkan perceraian tidak akan terjadi

    Hmmm kalo suamiku mungkin ngga pernah liat aku lagi tidur mbah. soalnya aku tidur sesudah dia tidur dan bangun sebelum dia bangun tuh. hehehe

  2. Makanya aku suka sekali memandang wajah keponakan-keponakanku saat mereka tidur…
    Lucu.. damai.. tenang…

    Kalau aku tidur?
    wajahku pasti belepotan iler.. hihihi..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *