Pagi-pagi aku bersihkan alat pembersih akuarium yang sudah penuh lumpur, dan ambil lumut yang ada di kaca depan akuarium. Sekaligus aku potong rumput yang sudah kebanyakan. Sebetulnya ini hobinya Gen, tapi karena dia sibuk dan hari ini juga ngantor, ya aku lah yang bersihkan. Setelah bersih, beberapa saat airnya mulai jernih, aku liat ada satu anak ikan ….ihhh lucu deh. Dulu setahun yang lalu kira-kira memang sering ikan di akuarium beranak. tapi setelah semua induknya mati, baru kali ini beranak lagi. Senang kalau bisa tahu anak ikan lahir karena berarti akuariumnya bagus sirkulasinya.
Riku seperti biasa menghabiskan waktu di depan TV. Sengaja aku gelar futon di depan TV, supaya Kai juga bisa main di situ. Lucu juga lihat mereka berdua, apalgi waktu lihat si Kai pegang punggungnya Riku hehehe. Cuma Kai kok agak hangat tadi pagi, sehingga aku tidak mau ajak mereka pergi ke gereja hari ini. Dan ternyata benar saja, sekitar jam 5 waktu bangun tidur aku raba Kai demam. Waktu diukur suhu badannya 38,4 derajat. Wahhh, padahal aku baru saja tulis email ke Gen, kalau mau keluar makan malam ok ok aja. Cepat-cepat aku tulis email, bahwa Kai demam, tapi percuma juga karena ternyata Gen tidak baca. Kali ini aku tidak sepanik waktu Kai pertama kali demam. Aku pikir kalau demamnya smapai 38,5 lebih baru aku kasih obat penurun panas. Selain itu Kai masih minum susu dan mau makan. Kalaupun ke dokter pasti cuman dikasih obat penurun panas. Lebih baik lihat saja dulu kondisinya. Karena ada kemungkinan musti ke RS malam hari, makan malam kita tidak berani minum alkohol deh.
Daily Archives: April 19, 2008
Karakter or Lambang or Simbol
Selama saya tinggal di Jepang, memang kagum dengan daya kreasi orang Jepang, yang sering membuat lambang/karakter untuk perusahaan atau event atau kota tertentu. Kadang-kadang dengan hanya melihat lambang itu saja, kita langsung tahu nama perusahaan itu. Misalnya Penguin dipakai sebagai lambangnya SUICA, kartu chips otomatic yang dikeluarkan perusahaan Kereta JR. Kalau kita melihat gambar Tokyo Tower pasti tahu itu simbol dari kota Tokyo, seperti juga gunung Fuji sebagai lambang negara Jepang.
Nah hari ini saya baca tentang lambang Kota Nara. Namanya Sentokun …. Pendeta Buddha yang berbaring dengan tanduk Rusa… Memang sih Nara terkenal dengan Kuil Buddha nya, yang didalamnya terdapat patung Buddha berbaring. Lalu Nara terkenal dengan Rusa yang ada di sekeliling Kuil, yang sangat nakal, sering makan kertas yang dipegang pengunjung, atau mengejar pengunjung yang mau memberi makan kerupuk. Kalau banyak kuil buddha tentu saja banyak pendeta Buddha…. tapi rasanya kok tidak ethis ya menggambarkan pendeta Buddha bertanduk. Apa pendeta Buddha di Nara tidak protes dengan karakter yang diciptakan itu ya? Kesan saya dan mungkin sebagian orang, manusia/wujud manusia bertanduk biasanya kan setan ya… yang buruk-buruk deh. Yah…ini hanya sekedar menuliskan rasa aneh melihat gambar karakter itu di layar komputer saya. Bagaimana ya?