Salah satu cara untuk menikmati liburan adalah dengan jalan-jalan, jalan kaki atau naik sepeda di daerah sekitar rumah tinggal. Ini sering kami lakukan jika malas keluar rumah seharian, atau ada acara lain yang menyisakan waktu kosong hanya setengah hari. Ya antara lain Gen mengajak anak-anak pergi ke taman dekat rumah untuk menangkap kupu-kupu. Karenanya aku juga senang membaca tulisan bu Enny yang berjalan-jalan di daerah Toyohashi, di sekitar kampus anaknya, dan tetap enjoy. Berwisata tidak harus jauh dan mahal kok.
Tapi tanggal 6 Mei yang lalu, karena kami menginap di rumah mertua, tanpa membawa apa-apa, tanpa mobil, tanpa bat baseball, tanpa jaring kupu-kupu, kami mati kutu di rumah paginya. Seperti biasa kami memang tidak pernah bangun siang. Paling siang pun jam 9 pagi. Padahal tanggal 6 itu, pukul 9 pagi kami bahkan sudah selesai sarapan. Sarapan bermacam roti yang ibu mertua dan aku beli di toko yang berbeda-beda. Aku memang suka roti, jadi senang sekali bisa mencoba berbagai jenis roti. Kalau anggotanya banyak, kan roti bisa kita potong kecil-kecil untuk sekedar tahu rasanya. Makanya aku sempat upload foto di FB dan memberinya judul “Bread Day @Yokohama”, yang kemudian disangka sahabatku, Whita, Bread Day itu nama cafe di Yokohama 😀
Sesudah makan, anak-anak terus di depan TV, dan Gen merasa sayang kok hari yang cerah harus dilewatkan di dalam rumah. Di depan TV lagi. Jadi dia mengajak anak-anak pergi. Awalnya Riku tidak mau ikut, karena kakeknya tidak ikut. Kai sih sejak awal sudah semangat untuk jalan-jalan. Anak itu memang atlit deh 😀 Hmmm lalu aku merasa, mungkin kalau aku ikut Riku akan mau juga ikut. Dan tiba-tiba neneknya Riku, A-chan juga mau ikut. OK jadi kami berlima bersiap untuk jalan-jalan, osampo dekat rumah. Aku tak lupa membawa kamera dan dompet kalau-kalau perlu membeli sesuatu.
Kami berjalan menyusuri sungai yang melintasi daerah Kohoku, jalan terus sampai akhirnya memotong highway yang biasanya kita pakai untuk datang/pergi ke Yokohama. Wah lumayan jauh nih jalannya. Tapi, sebenarnya kita mau ke mana sih?
Tadinya Gen pikir untuk menuju ke stasiun terdekat lalu pulang ke rumah naik kereta. Tapi A-chan bilang bahwa ada sebuah course jalan di dekat situ yang akhirnya akan menuju ke sumber air sungai. Jadi kami menuju ke tempat itu, saat itu saja kami sudah berjalan sekitar 3 km.
Ternyata memang ada course jalan kaki yang dibuat oleh pemerintah daerah, melewati taman-taman, apartemen yang semuanya sudah di pavement. Di sepanjang jalan ditanam pohon dan bunga-bunga, meskipun tidak terlalu teratur, cukup menghibur orang yang berlari/jogging lewat course itu. Aku sempat menemukan buah semacam raspberry yang namanya Jepangnya Kumaichigo (stroberi beruang). Atau menemukan burung pelatuk yang hinggap di pohon, terbanng berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Course itu sendiri sepanjang 8 km, tapi kami hanya sampai di tengah-tengah kolam (sekitar 4 km).
Kolam yang cukup luas itu sebagian dipenuhi oleh tanaman teratai dan bebek-bebek. Banyak lansia yang duduk-duduk di sekitar kolam sambil bercakap-cakap di bangku yang tersedia. Di situ juga ada rumah tradisional kuno yang dilestarikan. Matahari mulai tinggi dan panas! Riku sudah ribut bertanya, abis ini kita ke mana…. Memang sudah waktunya untuk makan siang, tapi waktu kami pergi ke restoran Italia yang ada di dalam taman, ternyata sudah penuh. Jadi kami mengarah ke stasiun untuk akhirnya masuk ke dalam restoran Jepang. Menu makanan juga sudah sedikit pilihannya. Yang kasihan pesanan Riku, yang sudah peko-peko (lapar berat), datangnya paling akhir 😀 Tambah manyun deh dia 😀
Selesai makan, kami naik kereta dan pulang ke rumah mertua. Lumayan juga kami melewati 4 stasiun rupanya. Dan perlu diketahui rumah mertuaku ini berada di atas bukit, sehingga dari stasiun masih harus mendaki lagi ke atas 😀 Yang hebat si Kai, tanpa istirahat dia jalan terus loh… dan tidak mengeluh sama sekali.
Tadinya kupikir begitu sampai di rumah mertua, istirahat sebentar, lalu kami pulang ke Nerima. Makan malamnya di jalan pulang saja. Eh, ternyata istirahatnya kebablasan sampai akhirnya kami makan malam di yokohama lagi.
Tapi meskipun capek, puas rasanya bisa menaklukan daerah sekitar rumah dan terutama menaklukkan keinginan diri untuk bermalas-malasan di rumah 😀