Tidur ke dua ini merupakan terjemahan harafiah dari Nidone 二度寝, atau lebih sering kita sebut dengan Tidur Lagi. Jadi setelah kita bangun pagi, kita tidak langsung bangkit berdiri tapi tidur sekali lagi. Dan katanya Tidur ke dua ini nikmat sekali.Dalam buku “Tidur dan Mimpi” yang dikarang Prof Ishihara dari Universitas Toyama dikatakan bahwa, manusia tidak bisa masuk lagi dalam tidur yang nyenyak, jika dia sudah terbangun. Jadi tidur ke duanya merupakan tidur yang dangkal. Akan tetapi meskipun dangkal, indera penglihatan dan pendengaran tetap akan terputus, dan berlainan dengan tidur yang dalam, badan masuk dalam kondisi putus dengan indera langsung, sehingga badan terasa melayang, dan kondisi ini yang membuat Tidur ke dua ini menjadi nikmat. Kondisi ini sering dikatakan sebagai Natural hi yang membawa kita berpindah-pindah dari tidur kedua dengan kenyataan yang berulang kali. Kondisi nikmat ini merupakan satu kebahagiaan mewah yang sering dipilih oleh manusia. Seperti membayar tidur.
Saya sendiri jarang sekali Tidur ke dua, atau tidur lagi setelah bangun. Bagi saya tidur ke dua ini hanya akan menimbulkan sakit kepala saja. Lebih baik saya bangun dulu, beraktifitas, dan setelah mulai capek atau mengantuk baru take a nap, tidur singkat (meskipun pada kenyataan tidak bisa. KECUALI di dalam mobil—-sepertinya saya harus memindahkan tempat tidur saya di mobil. Atau inikah tanda bahwa saya ini Gypsy?)
Semalam Kai demam sampai 39,5 derajat. Tapi untungnya dia tidak menggigil seperti waktu kali lalu kami mudik yang cukup mengkhawatirkan saya. Sudah lewat 14 hari, dan anehnya anak-anak saya selalu demam atau sakit setelah 2 minggu di Jakarta. Hampir setiap kali pulang, mesti begitu. Malam tadi saya pikir kalau perlu saya akan memeluk dia seperti biasanya Riku jika sakit. Tapi sifat Kai dan Riku ternyata lain. Kai malah tidak mau diselimuti atau dipeluk. Jadi saya hanya stay alert jika dia mengeluh saja.
Tapi tak lama, justru Riku yang datang minta dipeluk. Dia bilang, “Mama aku takut. Aku melihat mimpi yang menakutkan” Lalu sambil saya peluk dia erat-erat, dia menceritakan mimpinya, sambil tidur…. ya sepotong-sepotong saja kata-kata yang keluar dari bibirnya. Ada cerita bahwa manusia disihir menjadi tinta, dan tinta-tinta itu dihapus…. jadi manusianya tidak kembali lagi. Hilang!
Untung saya memang mengantuk sehingga tidak terlalu memperhatikan cerita dia, dan mengajak dia tidur lagi. Karena entah kenapa akhir-akhir ini saya mudah untuk menjadi takut hehehe. Apalagi persis sebelum Riku bercerita, yaitu sekitar jam 3 itu, anjing-anjing yang berada di dekat rumah menyalak-nyalak.
Ketika Riku bangun pagi dalam pelukan saya jam 6 pagi, dia berkata,
“Mama bangun! Sudah pagi loh”
“Hmmm mama masih ngantuk….”
“Ya sudah mama bobo lagi aja. Mama…. maaf ya aku sudah bikin mama tidak bisa tidur dengan mimpiku”
Mendengar itu, aku malahan tidak bisa tidur lagi. Malah berpikir anakku ini perasa sekali sih. Kenapa dia tahu bahwa dia membuat tidurku tidak nyenyak, bahkan sampai minta maaf segala. Dan sifat “minta maaf” di saat yang tepat begini memang merupakan sifat dia. Dia tidak segan untuk minta maaf, bahkan untuk sesuatu yang sebetulnya tidak perlu. Anakku ini ternyata sudah lebih dewasa daripada orang dewasa lain atau mamanya juga yang masih saja sering merasa sulit untuk minta maaf. Dan yang pasti masih banyak orang Indonesia yang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya berbuat salah, merugikan atau mengecewakan orang lain dan sulit mengucapakan sepatah kata “maaf” itu. Ya, memang orang Jepang memang jauh lebih sering mengucapakan kata maaf.
So, kali ini saya mau minta maaf karena sebetulnya dalam 2-3 hari ini blog ini sulit untuk diakses, karena ada perpindahan server. Bahkan kemarin saya sendiri tidak bisa membaca posting terakhir saya, meskipun banyak komentar yang masuk, yang copynya masuk ke dalam inbox emails saya.Tapi saya amat berterima kasih karena masih banyak teman yang setia untuk membaca blog saya, seperti ANDA! Ya Anda yang sekarang sedang membaca tulisan tak bermutu yang ditulis demi memanfaatkan waktu sebelum Kai terbangun.
Jakarta 1 Maret 2009, 8:06 AM