From Paris with Love

27 Apr

Ya, sebuah judul film yang dibintangi John Travolta, Sabtu lalu  menjadi tema perbincangan aku dan Gen dalam kereta. Tidak biasanya Sabtu pagi Gen harus dinas luar dan harus menggunakan kereta. Dalam hujan, Gen, aku dan Kai naik bus menuju stasiun. Setelah menitipkan Kai, kami berdua naik kereta sampai Shinjuku. Canggung juga rasanya berduaan naik kereta, kapan terakhir kami berdua naik kereta ya? Mungkin sebelum Riku lahir…lebih dari 7 tahun yang lalu.

Kesempatan ini kami pakai untuk bercerita macam-macam dengan suara lirih tentunya. Tentang apartemen-apartemen yang baru dibangun, tentang tempat tujuan kunjungan di liburan golden week (29 April-5 Mei) nanti (yang sepertinya dia tetap harus bekerja–dan akhirnya aku juga ada terjemahan baru)…dan saat itu kami melihat poster filmnya John Travolta, From Paris with Love di dalam kereta.

bukan ini sih poster yang kami lihat. yang ini masih pakai alfabet semua

Bukan, bukannya kami mau menonton. Selain membicarakan John Travolta yang sudah “gaek” (duh filmnya yang dulu Saturday Night Fever… waktu itu aja kita sudah SMP kan, sekarang  dia masih juga main film), terlambatnya film-film hollywood diputar di Jepang (bahkan lebih cepat Indonesia daripada Jepang untuk hal penayangan begini. sebabnya bisa dibaca di sini) , kami juga membicarakan tentang terjemahan JUDUL film.

Judul filmnya si Travolta itu dalam bahasa Jepang adalah パリより愛をこめて (Pari yori ai wo komete), dan setelah aku cari info di HP, memang benar jika diterjemahkan kembali adalah “From Paris with Love”. OK berarti terjemahan judul bahasa Jepangnya sama dengan judul aslinya. TAPI hal ini jarang terjadi! Maksudku, jika kita menonton film Hollywood atau yang aslinya bahasa Inggris di Jepang, harus siap-siap BINGUNG dengan judul bahasa Jepangnya. Karena biasanya jika diterjemahkan kembali maka tidak sama bahkan jauh dari judul aslinya. Dan …itu cukup membuat pusing kepala orang-orang asing alias gaijin di Jepang.

Yang aku tahu misalnya film “Basic Instinct” nya Sharon Stone, judulnya menjadi 「氷の微笑」(Koori no bishou – Senyum Es) 1992. Atau “Sliver” menjadi 「硝子の塔」 (Garasu no Tou – Menara Kaca 1993). Atau untuk film baru, contohnya film Disney yang di dalam bahasa Inggris hanya “UP”, diterjemahkan menjadi 「カールじいさんの空飛ぶ家」(Ka-ru jiisan no Soratobu ie — Rumah Terbang Kakek Carl  2009).

Well, memang akan kaku rasanya jika semua film berbahasa Inggris diterjemahkan secara harafiah, atau memakai tulisan katakana semua.” Blue Pasific Stories” ditulis katakana semua : ブルー・パシフィック・ストーリーズ, “Alice in Wonderland” アリス・イン・ワンダーランド, kalau pendek seperti “Avatar”  アバータ sih masih mudah membacanya, tapi kalau panjang, bisa puyeng juga (yang puyeng emang aku yang gaijin orang asing sih…orang Jepang ngga puyeng karena katakana kan tulisannya mereka juga). Tapi pusing juga kalau harus mengira-ngira judul dengan tulisan kanji itu judul aslinya apaan. Sering aku pikir, kenapa sih tidak “begitu saja” tulis judul dalam bahasa Inggris dengan alfabet? Supaya orang Jepang terbiasa baca alfabet nih! Katanya mau globalization…jangan nanggung hehehe.

Aku jadi berpikir, orang Indonesia ternyata tidak mempunyai masalah dengan penerjemahan film seperti di Jepang ya? Ah, aku juga sudah lama sekali tidak menonton di Jakarta, jadi tidak tahu kondisi film asing sekarang. Apakah juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan apakah memakai subscript atau dubbing? Yang pasti kita tidak harus pusing menerjemahkan judul.

foto jadulku yang aku kasih judul: from rusia with love..tuh kan narsis, bilang aja mau mejeng foto hahaha

First Errand

15 Apr

Aku dulu sering menonton sebuah program televisi Jepang, yang berjudul “Hajimete no Otsukai“. Di dalam program itu diliput bagaimana seorang anak kecil melakukan tugas pertama yang diberikan oleh orang tuanya sendirian. Tugas itu bisa berupa mengantarkan surat/barang, atau membeli sesuatu di toko/pasar. Anak-anak yang tampil tentu saja BALITA, belum sekolah… sehingga menjadikan pengalaman pertama seumur hidup bagi anak itu, pergi sendirian. Lucu dan kadang membuat menangis yang menonton, orang tua yang was was cemas menunggu anaknya kembali, dan tentu saja tidak jarang, si anak juga menangis terus sampai ke rumah.

Karena ini adalah tayangan televisi, maka si anak dilengkapi mike, kamera kecil dan staff yang tersebar di mana-mana untuk mengawasi, serta kerjasama dari tetangga, juga orang atau toko yang menjadi tujuan. Tapi dalam kenyataan (bukan tayangan televisi), saya rasa perlu rasa TEGA yang kuat, kalau bukan orangtua yang KDRT, untuk bisa menyuruh si balita pergi sendiri. Jika ada kakaknya, maka tugas itu tentu tidak sulit. Tapi sendiri untuk balita? hmmmm

First Errand adalah bahasa Inggris untuk tugas pertama, atau dalam bahasa Jepangnya Hajimete no Otsukai, disingkat Otsukai. Saya kok jarang mendengar anak Indonesia yang disuruh pergi belanja sendiri ya? Atau karena saya orang kota? Kalau di desa mungkin anak-anaknya lebih berani? Tapi saya rasa tidak ada kata yang tepat untuk Otsukai dalam bahasa Indonesia ya? Tugas  (rasanya terlalu luas artinya) ? Disuruh? hmmm ahli bahasa Indonesia… Help!

Well, saya hanya mau bercerita, bahwa hari ini RIKU sudah berhasil menjalankan Otsukai pertama, sampai pergi ke toko yang agak jauh dari rumah. Pakai acara menyeberang! (Duuuh gitu aja kok bangga ya?) But, aku senang karena dia sendiri yang menawarkan untuk pergi ke Konbini Circle K.

“Mama mau apa, aku belikan di Circle K” katanya.
“Hmmm mama maunya senbei (kerupuk) saja”
“OK aku belikan ya”

Duapuluh menit sebelumnya dia membelikan aku Ginger Ale dan coklat di toko sebelah rumah. Cukup waswas aku menunggu dia kembali. Dan akhirnya,

“Tadaimaaaa” (aku pulang… I’m home)

“Wah terima kasih Riku, Kerupuk yang ini yang mama mau. Terima kasih ya”
” Sama-sama. Aku kan sayang mama. Mama kerja terus, jadi aku belikan itu”

Dan memang saya sedang kerja keras mengerjakan terjemahan yang seabreg. Sehingga sebetulnya tidak ada waktu untuk posting, …. tapi karena Riku berhasil mengalahkan ketakutannya untuk pergi sendiri, aku pun tergoda untuk menulis posting ini. Mama Riku mau narsis, mau mamerin Riku. 自慢したいさ。hehhehe

So, aku lanjutkan kerja dulu ya… and have a beautiful Wednesday.

Sebagai hiburan pada teman-teman… aku beri hadiah coklat rasa KECAP ASIN dari Morinaga … selamat coba hihihihi (aneh kan Jepang, masa ada coklat rasa kecap asin. Tapi waktu saya coba… mmmm yummy)

Catatan:

Otsukai berasal dari kata tsukau =pakai. Jadi Otsukai = dipakai untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan orang lain, atau untuk kepentingan orang lain/kantor/organisasi. Untuk menaikkan derajat kata pembantu, bisa dipakai kata ini pula.