Yah, kalau di toko bunga sih sudah wajar ada bunga di mana-mana. Atau jika pergi ke Taman Bunga, baik itu Taman Anggrek, Taman Mawar dan lain-lain. Nah, kalau di sini sebetulnya begitu masuk musim semi sudah terasa pemandangannya akan berbeda dengan biasanya, karena hampir di setiap sudut kota, depan pagar rumah terlihat bunga. Namanya saja musim semi, musim bunga!
Kalau akhir pekan lalu kami mengunjungi Taman Tulip di Kasumigaura, Ibaraki, maka Sabtu kemarin, tanggal 1 Mei yang bertepatan dengan Mayday, kami pergi ke Chichibu, perfektur Saitama . Tidak biasanya Gen libur hari Sabtu, tapi karena kami memasuki Golden Week, tanggal 29 April, 3-4-5 Mei yang merupakan hari libur di Jepang, maka Gen bisa libur juga. Dari tanggal 1 sampai 5 Mei kami bisa berlibur sekeluarga.
Memang paling enak jika bisa berlibur ke luar negeri atau wisata domestik ke luar kota, tapi itu berarti harus siap macet, padat penumpang jika mau naik angkutan umum, dan mahal! Malah dalam liburan begini lebih enak wisata dalam kota, karena sebagian besar warga Tokyo akan pergi ke luar Tokyo. Nah, seperti biasanya kami tidak menentukan akan pergi ke suatu tempat, nariyuki 成り行き (seenaknya saja), jadi setelah makan brunch pukul 11 pagi, kami keluar rumah dan pergi ke arah Chichibu. Sudah lama aku ingin pergi ke sini. Tempat ini terkenal dengan Shibazakura, (kalau diterjemahkan langsung adalah Sakura Rumput) , tanaman perdu yang berbunga mirip sakura berwarna warni, yang berbunga memenuhi lahan laksana karpet patchwork bunga.
Chichibu terletak 80 km dari rumah kami di Nerima, ke arah Saitama. Kata Gen cukup lama kita akan bermobil, dan mungkin macet. Jadi kami bersiap membawa bekal minuman. Kai yang sedang toilet training pun aku pakaikan pampers. Tapi untung saja memasuki jalan tol, di luar dugaan lalu-lintas lancar. Dan kami sampai di tempat parkir terdekat Taman Gunung Domba 羊山公園 Hitsujiyama Koen pukul 2 siang. Dari tempat parkir (harga parkir 500 yen untuk mobil sedan) disediakan shuttle bus gratis p.p. Hmmm bagus juga layanannya. Kalau bukan hari Sabtu.Minggu dan hari libur, kami bisa parkir langsung di tempat parkir taman. Tapi karena hari ini hari libur, kami musti parkir di tempat yang agak jauh. Mungkin kalau semua mobil parkir di lapangan parkir, selain menimbulkan kemacetan, juga menyebabkan polusi!
Wahhh dari perjalanan kami memasuki Chichibu saja, kami sudah menikmati pemandangan gunung dan bukit yang menghampar luas. Hidup dan tinggal di Tokyo yang serba sempit, membuat kami merindukan pemandangan seperti ini. Langit bagaikan tanpa batas. Bus kami sampai di gerbang Taman Gunung Domba, dan dari situ kami harus berjalan kurang lebih 20 menit untuk bisa sampai ke tempat utama Bukit Shibazakura 芝桜の丘. Jalan setapak dengan pohon jenis sakura jenis yang masih mekar lambat, kemudian hamparan ladang dengan suara kodok. (Riku sempat mencari asal suara hehehe). Course jalan kaki cukup panjang tapi tidak berat. Sama sekali…tapi aku kagum karena melihat lumayan banyak lansia bertongkat yang berjalan di sini! Bahkan ada seorang nenek yang memang benar-benar susah payah berjalan (sepertinya sesudah stroke) tapi tetap bersemangat jalan! Hebat! Demi kesehatan jasmani dan rohani!
Kami sampai di depan pintu masuk taman Bukit Shibazakura 芝桜の丘 dan membeli karcis masuk seharga 300 yen. Untuk siswa SMP ke bawah gratis! Murah… meskipun ongkos transport ke sininya lumayan mahal jika naik kereta. Dan pemerintah daerah Chichibu benar-benar mengurus tempat wisata ini dengan baik.
Dan begitu kami memasuki pintu Taman Bukit Shibazakura, terhamparlah pemadangan seperti ini ………….
BUNGA!!!!
BUNGA!!!!
BUNGA DIMANA-MANA !!!!
meskipun banyak orang, tetap BUNGA yang dominan di sini. Coba kalau datang hari biasa pasti lebih sedikit orang. Perlu diketahui bahwa tempat ini hanya buka satu bulan (berbayar) dalam setahun! Dari awal April sampai awal Mei, karena bunga sakuranya sesudah itu akan habis, dan tidak ada lagi yang bisa dilihat. (Tapi orang boleh masuk gratis untuk jalan-jalan). Jadi untuk mengharap taman yang berbunga ini hanya milik kita sendiri adalah suatu hal yang impossible.
Banyak orang tapi masih bisa menikmati keindahan bunga. Semua orang mengeluarkan bakat narsisnya. Berfoto sana sini, dan aku menyesal aku terlupa membawa HPku di mobil, sehingga tidak bisa memotret lebih banyak lagi (Duilah segitu masih kurang mel? hihihi).
Memang hanya bunga, tapi mengelilingi tempat ini cukup memberi kesegaran bagi kami. Dan kami menuju ke peternakan domba yang terletak di sebelah taman. Riku dan Kai cukup banyak melewatkan waktu di sini, berusaha mendapat perhatian dari domba yang berada di dalam pagar. Aku sempat berkata pada Gen, seandainya kita orang kaya punya tanah ranch dan peternakan seluas ini…wahh. Tapi duitnya dari mana? Kita harus jadi orang kaya bener-bener untuk bisa tetap hidup, dan tinggal di ranch menjadi liburan sepanjang waktu. Toh kita tidak bisa menjadi cowboy eh sheepboy hehehe.
Dan kami meninggalkan kandang domba yang menjadi simbol tempat ini. Hitsujiyama Koen, Taman Gunung Domba memang tidak afdol jika tidak ada dombanya bukan?
Melewati arena makanan dan oleh-oleh, kami berjalan pulang melewati jalan yang lain dengan waktu berangkat. Dan pemandangannya lain lagi. Di tengah perjalanan pulang ada sebuah jinja kecil dengan torii (gerbang merah bertumpuk) . Benar-benar Jepang!
Kami menaiki bus pukul 4:50 kembali ke tempat parkir. Dan sesudah itu kami sempat mampir di beberapa tempat penjualan hasil tanaman yang ada di Chichibu, tapi tidak membeli apa-apa. Dan terakhir, kami tutup acara jalan-jalan hari Sabtu itu dengan makan di Restoran Saiboku, restoran yang dimiliki peternakan babi di Saitama.