Tahu Batik

3 Okt

Tentu saja semua tahu batik ! Gimana sih mama…. (gayanya Kai). Tapi maksudku benar-benar TAHU ,makanan yang terbuat dari kedelai  bukan ‘tau’. Nah lebih aneh lagi ya, kok ada Tahu bermotif Batik? hehehe. Ya paling di Jepang ada tahu seperti ini,

tahu yang dibakar bagian atasnya

 

yang disebut dengan Yakidofu, tahu bakar, tahu jenis momen tofu yang seratnya lebih kasar daripada tahu sutra (kebanyakan tahu di Indonesia termasuk jenis momen, tahu yang dibungkus dengan kain katun) tapi bagian atasnya dibakar, sehingga kalau dari jauh ya bisa saja kelihatan seperti batik hehehe. Yakidofu ini biasanya dipakai untuk memasak Sukiyaki. Nanti bisa juga mungkin dibakarnya dengan cap batik, sehingga bisa benar-benar terlihat seperti tahu yang bermotif batik 😀

Tanggal 2 Oktober  sudah ditetapkan menjadi Hari Batik Nasional, di Indonesia. Dan tentu saja aku mau dong berpartisipasi, jadi memang berniat untuk pakai baju batik untuk keluar rumah. Kebetulan kemarin itu aku ada janji bertemu dengan dua pastor dan seorang tante anggota gereja di Kichijouji. Sayangnya aku lupa mengingatkan ke 3 orang Indonesia itu untuk memakai baju batik…. terlambat deh. Kami janjian untuk lunch bersama kuliner rendah kalori yang bernuasa tradisional Jepang, karena ruangannya memang ruangan Jepang. Sayangnya kamar yang kami dapatkan adalah KUTANI 2 tidak begitu sesuai dengan bayangan aku. Aku inginnya Imari atau Arita yang pernah aku datangi sekian tahun yang lalu bersama mama. Ya restoran tahu “Ume no Hana” ini menamakan kamar-kamar privatnya dengan nama daerah penghasil keramik. Aku suka keramik, jadi sedikit sedikit aku mulai mengingat motif-motif khas suatu daerah. Memang aku paling suka dengan Arita(yaki) yang kerap memakai warna biru dan merah dalam hasil bakarannya.

Pertemuan itu sebetulnya untuk merayakan ulang tahun Tante Kristin yang jatuh tanggal 28 September, Pastor Ardy yang jatuh tanggal 30 September dan kedatangan pastor Denny dari Kumamoto ke Tokyo. Aku kenal dengan pastor Denny melalui multiply, waktu beliau masih di Italia dan sedang mempersiapkan kedatangan ke Jepang. Sayangnya beliau ditempatkan jauuuh dari Tokyo, di Kumamoto. Setelah ‘kenal’ di dumay (dunia maya)selama bertahun-tahun, baru tahun ini sempat bertemu. Jadilah hampir 3 jam kita bercakap-cakap sambil makan sajian course yang dibawakan bertubi-tubi. Hampir semua terbuat dari tahu, dan kami dilayani seorang pelayan pria yang memakai hakama (kimono untuk lelaki)… cakep juga loh, sayang kok aku tidak kepikiran untuk berfoto bersama dia ya? hahahaha… mungkin karena ‘jaim’ pergi dengan pastor hehehe. (Jadi ngga mau pecicilan gitu). Tapi dari dia kami mendapat info bagus tentang SkyTree 🙂

jenis makanan yang sebagian besar terbuat dari tahu

Sebanyak 15 piring jenis makanan diantarkan dan ditutup dengan nasi, sup kembang tahu dan desert. Meskipun semua jenisnya kecil-kecil kenyang juga euy. Dan waktu aku memesan tempat ini memang ditanyakan apakah ada yang berulang tahun? Karena jika ya, mereka akan memberikan hadiah berupa sumpit kepada yang berulang tahun dan memberikan foto bersama kepada yang hadir. Bagus juga jadi kami ada foto bersama tanpa harus mengeluarkan tripod.

Pelayanan yang sempurna. Foto dari mereka, dekorasi ruangan yang indah, bahkan sampai wc-nya pun nyaman, dan disediakan ruang membetulkan make up. Pintunya rendah seperti memasuki ruang untuk tea ceremony -chado/sado- sehingga kita memang harus membungkuk untuk memasukinya. Jaman dulu yang melakukan upacara minum teh adalah para samurai. Karena memasuki ruangan dengan menunduk, mereka HARUS melepaskan pedangnya dulu sebelum masuk. Memang upacara minum teh harus dengan perdamaian dan kesederhanaan. Wabi dan sabi.

Setelah selesai makan, kami berjalan menuju gereja Kichijouji dan berfoto bersama di depan gereja, juga melihat sepeda lipatnya pastor Denny yang dibawa dari Kumamoto. Jadi selama di Tokyo beliau bersepeda kemana-mana, bahkan malam harinya akan pergi ke Nagano untuk bertemu seorang suster Jepang di sana…. Buatnya jarak 17 km dari Shibuya sampai Kichijouji itu DEKAT! hihihi. (Aku aja dari rumahku bisa juga sih naik sepeda ke Kichijouji, mungkin makan waktu 50 menit… padahal kalau naik bus cukup 20 menit. Hmmm belum berani coba sih). Cukup tergoda juga sebenarnya, karena pastor Denny itu bisa turun berat badannya 20 kg selama 6 bulan hanya dengan mengubah pola makan dan  bersepeda. huhuhuhu pengeeen 😀

sempat juga berfoto di gereja. Pastor Denny dengan sepeda lipatnya.

Lalu kenapa aku menuliskan judul Tahu Batik? Ya, selain kemarin itu hari Batik di Indonesia, di Jepang adalah hari TAHU, karena 10/2 (2 Oktober) dibaca TOFU. Jadi cocok sekali kan kalau makan Tahu sambil pakai baju batik?

(Eh ternyata aku juga baru tahu bahwa tanggal 1 Oktober, selain hari Tokyo, juga hari KOPI … duh ada-ada saja nih orang Jepang. Tapi mungkin yang lebih ada-ada lagi waktu aku melihat iklan di TV pagi tadi tentang teh yang terbuat dari biji kopi yang dikeluarkan oleh Nescafe…. gimana ya bilangnya? Teh kopi? bingung heheheh)

Allt Gott

22 Nov

Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris artinya “All Good”. Semuanya bagus (enak). Pantas sebagai nama sebuah restoran Swedish yang berada di Kichijoji. Masakan Swedish itu seperti apa sih?

Terus terang aku tidak begitu tahu tentang negara Swedish, kecuali imagenya tentang salmon! Dan memang ada salmon marinate yang terhidang sebagai hidangan pembuka atau appetizer (hors d’ouvres atau bahasa swedishnya :  förrätt) . Lainnya? ada satu yaitu IKEA (dan kalau ingat IKEA pasti aku ingat si tukangnyampah yang pecandu IKEA sekali). Selain itu? Hmmm ternyata pas aku cari keterangan mengenai negara Swedia ini aku menemukan beberapa kata yang akrab di telingaku yaitu : Volvo, Ericsson, dan Electrolux. Kenal? 😀

Aku, Whita, Nesta dan Lisa, berkumpul di depan Atre Kichijoji dan sempat-sempatnya berfoto di depan hiasan Natal yang ada. Tentu saja banyak orang Jepang yang lewat dan berpikir “Aduh ini gaijin (orang asing) masak gitu aja difoto!” hihihi.

Empat ibu-ibu Indonesia di Tokyo narsis depan hiasan natal 😀

Kami berjalan sekitar 7 menit ke arah belakang  Tokyu melewati beberapa toko dan restoran yang menarik. Memang Kichijoji adalah daerah yang penuh dengan fashion dan restoran enak, yang harganya terjangkau, jauh jika dibandingkan dengan Ginza. Tapi aku suka kota ini.

Restoran Allt Gott berada di lantai 2. Kecil, hanya bisa menampung 20 orang-an. Untung aku sudah pesan tempat sejak hari Jumat, kalau tidak kami tidak akan bisa makan siang di situ. Kami memesan course menu seharga 2600 yen, dengan main dish steak anak sapi (veal) untuk aku, Lisa dan Nesta, sedangkan Whita memilih steak ikan Kakap. Selain salmon marinate, ikan nissin goreng dengan saus khas dan penne ditaburi flakes ikan, entree paling awal adalah udang rebus ala skandinavia. Supnya adalah sup kabu atau turnip (lobak bulat) yang sangat enak. Aku masih ingat kata-kata Lisa “Iya ini enak karena dimasakin dan sedikit jumlahnya. Coba kalau kita buat sendiri, sama enaknya mungkin tapi kita akan membuat satu panci sendiri, dan akan blenek kebanyakan makan sup” hihihi ada-ada saja si Lisa. Lisa memang paling pandai masak di antara kami berempat!

Sebagai penutup kami mendapat satu piring berisi maroon pie yang sangat lembut, serta framboisse glaze (serbet rasa strawberry) dengan kopi atau teh. Secara keseluruhan masakan Swedish ini cukup enak dan yang pasti halal. Waktu aku menanyakan pada pelayan soal ada tidaknya kandungan babi, dia langsung menanyakan langsung kepada chef, yang kemudian dijawab, sama sekali tidak memakai babi. Aku juga suka dengan servis pelayan di sini yang amat ramah.

Oh ya ada satu lagi yang belum tertulis yaitu course menu ini memang tidak ada nasinya, tapi kami mendapat roti ala swedish dan knäckebröd semacam cracker terbuat dari gandum yang keras, khas swedish. Untuk roti memang aku lebih suka roti perancis yang rasanya lebih lembut di mulut daripada roti swedish. Meskipun cuma roti dan cracker, dijamin perut akan kenyang! (kecuali bagi mereka yang perutnya jawa, belum merasa makan kalau belum makan nasi :D)

Dengan wiskul hari ini, aku bisa menambah daftar masakan negara-negara dunia yang pernah kucoba. Roma, Ghana, Turki, Perancis, Jerman, Belanda, Vietnam, Kamboja, dll. Sayang waktu dulu aku belum ngeblog dan belum ada kamera digital. Kalau sudah, mungkin bisa menyaingi Jalansuteranya pak Bondan deh. hehehe.

Next destination adalah masakan Rusia. Gen ingin mengajakku makan di situ tapi belum ketemu waktu yang pas, karena sudah pasti tidak bisa ajak anak-anak. Soalnya di situ pasti ada vodka! 😀

 

Info restoran:
Allt Gott
0422-21-2338
Kichijoji / Swedish
Kichijoji Honcho 2-28-1, Shibata Bldg. 2F. [walking from the station, turn left at the street just past Tokyu department store – it’s called Taisho-dori – and walk about 250 meters or around 4 blocks; Allt Gott is on the right-hand side] Open 11:30am-2, 6-9:30pm. Closed Mondays.