Keluarga dari pihak mama berkumpul di Bogor hari ini, untuk memperingati Natal bersama. Om Lody (77), kakak mama merupakan yang tertua dan pandai memasak Turkey atau Kalkun panggang. Jadi semua saudara-anak-cucu berkumpul di sana.
Aku tidak tahu apa yang menyebabkan Natal diperingati dengan Kalkun Panggang atau Ayam Panggang. Memang menu ini menjadi dobel karena dalam perayaan Thanksgiving juga biasanya makan Kalkun Panggang. Menurut Om Wiki (sumprit….yang ini bukan saudaraku), kebiasaan makan Kalkun di Amerika itu dimulai kira-kira tahun 1800. Di Jepang juga penjualan ayam panggang mencapai puncaknya di malam Natal, selain dari christmas cake…. padahal mereka bukan kristen.
De Miyashita kemarin malam juga menikmati ayam panggang, yang aku panggang sendiri dengan resep ala imelda, alias jangan tanya hehehe. Yang pasti pakai bawang putih, bawang bombay, lada, garam dan kecap inggris/kecap manis. Ayam utuhnya aku beli dari toko halal, Bumbu-ya, yang harganya cuma 480 yen. Kalau membeli di toko Jepang biasa, selain jarang, kalaupun ada biasanya harga ayam utuh kira-kira 1500 yen dan tidak halal hehehe (meskipun bagiku halal atau tidak, tidak merupakan keharusan).
Karena banyak yang mesti dikerjakan, aku hanya sempat membuat ayam panggang dan macaroni schotel, serta christmas cake yang dihias Riku dan Kai. Tidak sempat membuat salad dan pudding. ….
Gen, “Aduh, orang Jepang tidak biasa memotong ayam utuh sih, jadi aku potongnya jelek.” sambil memotong ayam karena biasanya kepala keluarga yang potong.
Aku, “Maaf ya, ayamnya kecil. Ngga sangka setelah dipanggang jadi sekecil ini.”
Riku,”Tapi, Mickey Mouse punya ayam panggang keciiiiil sekali loh. Segini (sebesar satu paha). Dan dia harus potong itu untuk anak-anaknya.”
AKU TERPAKU DAN MENANGIS…..
Ya, memang dalam film Natal Disney itu digambarkan Mickey miskin yang bekerja di bawah Paman Gober yang pelit, yang mengharuskan dia bekerja setiap hari dengan gaji kecil, bahkan pada hari Natal! Waktu Mickey minta libur waktu Natal, hanya diberi setengah hari dan dipotong gaji. Tapi malam sebelum Natal, Paman Gober itu mengalami mimpi seperti Scrouge…. well lanjutan ceritanya tentu bisa ditebak, atau bahkan mungkin sudah pernah lihat film disney yang itu.
Riku dengan bicara begitu mengingatkan aku bahwa :
Aku HARUS bersyukur masih bisa menyediakan satu ayam panggang utuh meskipun kecil! dan makanan lain meskipun tidak mewah, tapi masih lebih bagus daripada hari-hari biasa.
Masih bisa mengelilingi meja makan, menikmati kehadiran keluarga, dan berdoa bersama (padahal waktu aku disuruh berdoa oleh Gen, aku berdoa singkat, karena kesal baru bisa makan malam jam 9 karena dia pulang larut, dan capek seharian masak dan bebenah).
Masih bisa merasakan kehangatan heater untuk melawan dinginnya udara musim dingin yang kemarin mencapai 6 derajat malam hari.
Ya, aku harus bersyukur untuk semuanya ini. De Miyashita sudah merayakan malam natal yang sederhana.
Pagi hari Natal di Tokyo….
Gen berangkat ke kantor pukul 7:30 pagi
Riku berangkat sekolah pukul 7:50 pagi
Kai berangkat ke penitipan pukul 8:30 pagi
Imelda langsung menuju sekolah Riku untuk kegiatan PTA pukul 9:00 pagi.
Untung dua temanku mau mengerti dan membiarkan aku pergi dari sekolah pukul 9:30 pagi…. naik bus dan mengikuti misa di Kichijoji pukul 10:30 pagi.
Misa dipimpin dua orang pastor. Yang satu sudah renta, jalan sambil bungkuk, meskipun suaranya masih mantap. Umat memenuhi gereja kecil ini, dan 90% dari mereka adalah orang tua yang pasti sudah berumur diatas 70 tahun! Semua kepala putih, bungkuk dan ada beberapa yang naik kursi roda. 10% lainnya, ibu dan anak, termasuk saya yang sendirian.
Memang dengan pergi ke misa sendirian, aku bisa konsentrasi berdoa. Tapi waktu ada seorang bayi menangis pas aku ingin berdoa setelah menerima komuni, aku menangis….. Kenapa aku harus sendirian ke misa? Kenapa aku tidak bisa bersama Riku ke sini? Karena Riku sekolah? Kenapa aku tidak bisa bersama Kai ke sini? Karena aku mau konsentrasi berdoa? Bukan, bukan karena aku kesepian dan homesick tidak bisa pulang ke Indonesia, tapi lebih ke kenapa aku tidak bisa aktif dalam kegiatan gereja, dan melayani.
Tapi…. aku dihibur oleh seorang pastor asal Indonesia yang memang bertugas di paroki Kichijoji. Pastor Epen (Steven SVD) namanya. Aku baru pertama kali bertemu beliau. Dan waktu berpisah dengannya itulah dia berkata, “Jangan merasa terbebani harus datang ke misa. Tuhan Maha Pengasih, dia tahu isi hati kamu”.
Untung waktu itu aku buru-buru mau pulang jadi tidak begitu perhatikan kata-katanya, kalau tidak pasti mewek di situ deh. Dan setelah aku renungkan sesampai di rumah, aku mengerti maksudnya. Sabar mel…. ada masanya. Semua akan indah pada waktunya.
Selamat Natal untuk semua teman yang merayakan.
We Wish You a Merry♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪ Christmas♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪We Wish You a Merry ♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪Christmas ♥ ♥ ♥We Wish You A Merry ♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪Christmas ♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪…And A Happy New Year!♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪…
Riku dan Kai dengan hadiah Natal mereka….