Kaisar Jepang yang sekarang pada tanggal 23 Desember berulang tahun yang ke 75. Dan sejak 20 tahun lalu, sejak diangkat menjadi Tenno (Kaisar) Heisei, tanggal 23 Desember yang merupakan hari kelahirannya menjadi hari libur nasional di Jepang. (Yang pasti hari kelahiran Nabi Isa Almasih tidak menjadi hari libur di Jepang).
Biasanya memang banyak orang yang lalu berkunjung ke Istana Kaisar, untuk paling sedikit menulis di buku tamu dan melihat (dari jauh) Kaisar yang keluar untuk melambaikan tangan dan menyampaikan pesan Ulang Tahunnya. Tapi saya sih daripada jauh-jauh berdesak-desakan di sana, mendingan menghangatkan diri di rumah saja.
Pagi-pagi seperti biasa, anak-anakku bangun dan mulai berantakin rumah (yang memang berantakan terus). Kemudian aku pikir, ah…mau buat kue kering ah… siapa tahu bisa disuguhin ke tamu. Biar Riku dan Kai yang mencetak. Jadi aku buat adonannya, dan setelah siap aku kasih satu loyang itu ke Riku…terserah dia mau buat bentuk apa. Hasilnya? Lumayan deh …sampai malam tinggal 2 biji hihihi.
Tapi karena sebetulnya dari hari Senin kami berencana untuk makan siang, lunch di sebuah restoran Italia di Saitama, karena di sana bekerja seorang mahasiswa dari universitasnya Gen. Sudah lama kita tidak makan di luar di tempat yang “layak” jadi kita rencanakan untuk merayakan ultah Kaisar (ngga nyambung deh kayaknya heheheh) di sana.
Tapi karena suamiku itu ketiduran, jadi kita lunchnya jam 2 siang. Bermobil ke Saitamanya sendiri makan waktu 1 jam, karena lalu lintas agak padat. Biasanya Riku duduk di depan samping supir, tapi kali ini dia ingin duduk di belakang bersama Kai. Wahhh sudah lama sekali aku tidak duduk samping pak supir yang mengendarai kuda mobil. Ada mungkin 5 tahun …. no …6 tahun karena sejak Riku lahir aku selalu duduk di belakang dan Gen menjadi supir sendiri di depan. Lihat deh dua anak tidur di belakang hehehhe.
Restorannya sendiri sih biasa-biasa aja menurut aku (padahal Gen bilang masakannya uenaaak banget heheh). Tamunya jam segitu cuma kita berempat. Memang mustinya kalau ke restoran begini malam hari, tapi harus berani membayar mahal. Restoran di Jepang biasanya membedakan harga makanan pada siang hari dan malam hari. Siang hari disajikan menu khusus pilihan seharga 800-1500 yen, sedangkan jika malam hari satu orang minimum mengeluarkan 3000 yen.
(Riku kasih suap Kai — Minum wine siang hari…. Gen musti nyetir sih jadi ngga bisa minum… foto diambil Riku)
Selesai makan, aku ingat bahwa di Saitama ada Carrefour. Toko skala besar ini setahuku hanya ada di 2 tempat yaitu Saitama dan Chiba (seperti Tangerang dan Bekasinya Jakarta deh hehheeh) , mungkin karena faktor lahan yang amat sangat mahal di dalam kota Tokyo. Karena aku memang harus belanja untuk persiapan Natal, tahun baru (bayangin musti sediakan makan untuk 3 anak laki-laki selama seminggu lebih —karena libur — 3 kali sehari…pusing deh)
Eh ternyata ciri khas Carrefour yaitu tangga ban berjalan dengan kereta dorong khususnya juga ada di sini. Dan luasnya kira-kira sama dengan Carrefour di Jakarta. Dan Gen dengan baiknya membiarkan Imelda berbelanja sendirian, sementara dia temani Kai dan Riku di pojok permainan. (Riku memohon-mohon dibelikan macam-macam hehhehe)
Di dalam carrefour ada promosi jenis jenis coklat yang berlambang “Paman Karl”, dan ada manusia boneka (apa sih sebutannya ini —orang yang memakai pakaian karakter tertentu?). Jadi Riku disuruh berpose oleh papanya di sebelah boneka itu. Biasa deh, Riku selalu malu untuk sendirian, jadi mamanya harus temani.
Sesudah ngamuk belanjanya menuju ke tempat parkir, lihat jam eeeh ternyata sudah jam 6 sore…. Jadi sambil menuju arah pulang cari makan malam deh…asyikkkkk satu hari ini aku ngga usah masak (tapi aku begadang masak untuk malam natal dan untung tadi sempat tidur di mobil heheheh)