Tusuk Gigi yang Urusan Istri

18 Jan

Wah saya jadi terpecut ingin menulis setelah saya membaca mengenai “Personal Branding” di tulisannya Pak EWA yang ini (http://webersis.com/2009/01/09/personal-branding/). Dan saya komentari bahwa blog saya itu “gado-gado” atau “pensil warna” (Themes pertama blog saya adalah pensil warna, mewakili tujuan saya ngeblog. Dan setiap saya ganti themes, mas trainer bilang bahwa yang pensil warna adalah “the top one”). Dan sambil saya menulis komentar itu saya kok terpikirkan untuk menulis tentang “tusuk gigi”. Entah kenapa.

Lah, ada apa dengan si tusuk gigi? Karena tusuk gigi dalam bahasa Jepang disebut TSUMAYOUJI つまようじ 爪楊枝. Sedangkan tsuma itu berarti istri dan youji bisa berarti urusan/hal (Kanjinya memang BEDA! tapi bacaannya (hiragananya) sama.  Jadi tusuk gigi adalah urusan istri? Hmmm untuk para wanita mungkin akan marah ya jika sampai tusuk gigipun menjadi urusannya para istri. Atau jika dikatakan urusannya para istri ‘hanya’ seperti tusuk gigi yang terbuat dari kayu/bambu pendek (kira-kira 10 cm) dengan ujung yang tajam. Apalagi fungsinya hanya untuk ‘mengorek-korek’ kotoran di gigi yang katanya mas trainer namanya slilit (terus terang saya baru tahu kotoran di gigi itu namanya slilit. Nah saya belajar lagi dari blogger kan! Silakan baca postingannya mas trainer yang di sini. ) Sebal ya para istri, kita-kita ini dihubungkan dengan kotoran gigi!!!!

Tapi coba bayangkan kalau tidak ada si tusuk gigi! Betapa susahnya kita mengeluarkan kotoran gigi itu. Mau pakai jari? kegedean. Mau pakai bolpen …jorok! Mau gosok gigi… iya kalau bawa sikat gigi. Dicari-carilah sesuatu yang bisa dipakai untuk menghilangkan slilit itu. Dan memang tusuk gigi itu yang paling tepat. PAS! Karena itu orang yang sering mengalami masalah dengan sisa makanan di sela-sela giginya pasti membawa tusuk gigi kemana-mana (kayaknya tergantung dari  jenis makanan yang dimakan dan susunan gigi juga ya. Kita serahkan masalah ini pada mbak Tanti dan mbak Noengki yang ahlinya. Silakan baca mengenai tusuk gigi yang diposting Mbak Noengki di sini)

Ada sebuah joke mengenai tusuk gigi yang diceritakan papa waktu saya kecil, dan saya rasa mungkin teman-teman yang lain pernah dengar. Begini ceritanya:

Di sebuah rumah, majikan mencari-cari tusuk gigi di meja makan dan sekitarnya tapi tidak ketemu. Dia yakin pasti tusuk gigi itu masih banyak. Lalu dia panggil pembantunya:

” Min……..!!! mana tusuk gigi yang ada di atas meja?”
“Ngga tahu bu. Mungkin bapak …”
“Mana mungkin bapak ke kantor bawa tusuk gigi sama tempat-tempatnya. Edan!”
“Saya bener ngga tahu bu. Wong saya kalau pake sesuatu saya selalu kembalikan pada tempatnya!
” Whaaaat………..#&$'(‘$&#”$!”  (Bayangin si pembantu kembalikan tusuk gigi yang habis dia pake yieks   hihihihihi)

Tusuk gigi ada di semua negara dan katanya telah ada selama ribuan tahun sebagai alat pembersih gigi. Bahkan katanya ada yang terbuat dari perak, atau dihias dengan permata segala. Maunya saya sih tusuk gigi bisa di daur-ulang …maklum enviromentalis …cieeee. Katanya Mas Wiki sih di Korea ada tusuk gigi yang bisa dimakan hehehhe. Bagus juga tuh idenya, asal jangan nanti tusuk giginya nyelip di gigi lagi hihihi.  Dan saya rasa di semua negara pun fungsi isteri sama pentingnya seperti tusuk gigi. Kecil, tapi dicari dan berguna. Jadi…. Eman-eman! meskipun seperti tusuk gigi, istri janganlah dibuang setelah dipakai! Nanti susah carinya loh….dan baru terasa pentingnya! Jangan lupa kembalikan istri Anda kembali ke tempatnya semula setelah dipakai ya! (seperti si pembantu gitu hahahaha)

tusuk gigi bagi environmentalis hehehe buatan Inggris dan harganya 13 ribu yen saja tuh hihihi (Rp 1.300.000 kira-kira)
tusuk gigi bagi environmentalis hehehe buatan Inggris dan harganya 13 ribu yen saja tuh hihihi (Rp 1.300.000 kira-kira). diambil dari : http://www.yumetai.co.jp/shop/g/g69226000000/

Nah, bener kan blog saya tuh “gado-gado” heheheh…..

Kalender dan Istri

3 Des

Mana yang penting ya? Kalender atau istri? Mungkin sama-sama penting… atau mungkin lebih penting istri karena dia bisa mengingatkan hari itu tanggal apa dan ada keperluan/acara apa, sehingga berfungsi sebagai pengganti agenda (kayaknya kalo ini narsis sekali deh, but its the fact! hihihi).

aaah teringat awal mei 2000 gen menyusul saya utk menghadiri upacara pemakaman opa di makassar

::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Saya tidak suka kalender, karena kesannya besar, mengganggu keindahan dinding, apalagi kalau gambarnya aneh-aneh seperti cewek-cewek SPG (masih untung kalo dia berbikini, kalo ngga? mabok deh) dsb. Kalau gambarnya gunung Fuji atau pemandangan Jepang sih biasanya saya bawa untuk oleh-oleh ke Indonesia. Ada mantan murid saya yang mempunyai percetakan sehingga dulu saya sering mendapat kalender contoh. Tapi tidka pernah saya gunakan untuk sendiri.

Sejak saya menikah, dirasakan perlu untuk mempunyai kalender karena di kalender saya bisa mencocokkan jadwal suami dan saya, supaya jangan bentrok. Tapi karena menulis dgn kanji (irit tempat), saya selalu pilih kalender yang terkecil (ukuran A5) dan dihiasi gambar pelukis kesayangan saya Higashiyama Kaii (lukisan dia semua pemandangan  bernuansa biru).

kalender buatanku - Kai mengenali foto dia

::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Setelah Riku lahir dirasakan perlu mempunyai kalender yang lebih besar sedikit, jadi saya membuat sendiri dengan ukuran A4, dihiasi foto-foto yang cocok (tentu saja foto anak-anakku hihihi narsis kan ) . Tapi 2 tahun yang lalu, Gen mendapat kalender dari JAL, berhubung ada petinggi JAL yang menjadi dosen di universitasnya. Jadilah kalender yang ukurannya tiga kali lipat A4 itu menghiasi dinding rumahku…. dan isinya lebih banyak jadwal TK nya Riku karena mamanya cuman sibuk paruh akhir minggu, kamis-jumat. Kalender 2008 juga sebentar lagi harus diganti…. Bagaimana kalender teman-teman? Gambar wanita? atau mobil? atau pemandangan?

Aaahhhh JAL kamu mahal sekali sih...kayaknya aku akan berpindah ke lain perusahaan deh

::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Sebetulnya saya menulis tentang Kalender bukan untuk memamerkan kalender saya. Tapi karena hari ini adalah hari kalender. Kok bisa? Kok bukan tanggal 1 januari? Rupanya ini ditetapkan jatuh pada tanggal 3 Desember karena perhitungan kalender Jepang yang berdasarkan Bulan itu pada 3 Desember tahun Meiji 5 diubah menjadi awal tahun Meiji 6 atau tahun baratnya 1873. Hmmm sulit ya kalau tidak saya terangkan sistem kalender di Jepang bagaimana.

OK… tahun 2008 ini disebut dalam bahasa Jepang Tahun Heisei 20. Sebelum tahun Heisei adalah tahun Showa. Karena kaisar Showa meninggal maka nama tahun diganti menjadi Heisei yang merupakan awal pemerintahan Kaisar yang sekarang Kaisar Akihito. Tepatnya pergantian itu diadakan tanggal 8 Januari 1989. Namun untuk tanggal dan bulan tetap sama seperti barat, karena kami memakai kalender barat. Yang berganti hanya penamaan tahun saja.

Tapi tentu saja ada penamaan bulan yang khas Jepang, yang masing-masing punya arti. Demikian pula penanggalan mingguan jepang yang satu minggu (satu putaran) bukan 7 hari tapi 6 hari. Mungkin saya akan bahas di posting lain ya…. soalnya ntar kepanjangan postingnya ini.

Nah lalu kenapa judulnya ada “istri” segala? Ternyata hari ini adalah hari istri (Geeeeennnn baca yah!) keterangannya gini:” Untuk menghormati kesibukan istri sepanjang tahun, maka ditetapkan (th 1995) tanggal 3 Desember sebagai hari istri. Kenapa tanggal 3? Karena kalau ditulis secara jepang maka 12-3 , 12 adalah bulan terakhir, dan 3 dibaca sebagai san …dan diplesetin menjadi sanks (thanks)…. ada-ada jepang ya heheheh.

So, para istri…bermanjalah hari ini. Jangan mau kerja (eh aku ngga ajak boikot loh)