Wah saya jadi terpecut ingin menulis setelah saya membaca mengenai “Personal Branding” di tulisannya Pak EWA yang ini (http://webersis.com/2009/01/09/personal-branding/). Dan saya komentari bahwa blog saya itu “gado-gado” atau “pensil warna” (Themes pertama blog saya adalah pensil warna, mewakili tujuan saya ngeblog. Dan setiap saya ganti themes, mas trainer bilang bahwa yang pensil warna adalah “the top one”). Dan sambil saya menulis komentar itu saya kok terpikirkan untuk menulis tentang “tusuk gigi”. Entah kenapa.
Lah, ada apa dengan si tusuk gigi? Karena tusuk gigi dalam bahasa Jepang disebut TSUMAYOUJI つまようじ 爪楊枝. Sedangkan tsuma itu berarti istri dan youji bisa berarti urusan/hal (Kanjinya memang BEDA! tapi bacaannya (hiragananya) sama. Jadi tusuk gigi adalah urusan istri? Hmmm untuk para wanita mungkin akan marah ya jika sampai tusuk gigipun menjadi urusannya para istri. Atau jika dikatakan urusannya para istri ‘hanya’ seperti tusuk gigi yang terbuat dari kayu/bambu pendek (kira-kira 10 cm) dengan ujung yang tajam. Apalagi fungsinya hanya untuk ‘mengorek-korek’ kotoran di gigi yang katanya mas trainer namanya slilit (terus terang saya baru tahu kotoran di gigi itu namanya slilit. Nah saya belajar lagi dari blogger kan! Silakan baca postingannya mas trainer yang di sini. ) Sebal ya para istri, kita-kita ini dihubungkan dengan kotoran gigi!!!!
Tapi coba bayangkan kalau tidak ada si tusuk gigi! Betapa susahnya kita mengeluarkan kotoran gigi itu. Mau pakai jari? kegedean. Mau pakai bolpen …jorok! Mau gosok gigi… iya kalau bawa sikat gigi. Dicari-carilah sesuatu yang bisa dipakai untuk menghilangkan slilit itu. Dan memang tusuk gigi itu yang paling tepat. PAS! Karena itu orang yang sering mengalami masalah dengan sisa makanan di sela-sela giginya pasti membawa tusuk gigi kemana-mana (kayaknya tergantung dari jenis makanan yang dimakan dan susunan gigi juga ya. Kita serahkan masalah ini pada mbak Tanti dan mbak Noengki yang ahlinya. Silakan baca mengenai tusuk gigi yang diposting Mbak Noengki di sini)
Ada sebuah joke mengenai tusuk gigi yang diceritakan papa waktu saya kecil, dan saya rasa mungkin teman-teman yang lain pernah dengar. Begini ceritanya:
Di sebuah rumah, majikan mencari-cari tusuk gigi di meja makan dan sekitarnya tapi tidak ketemu. Dia yakin pasti tusuk gigi itu masih banyak. Lalu dia panggil pembantunya:
” Min……..!!! mana tusuk gigi yang ada di atas meja?”
“Ngga tahu bu. Mungkin bapak …”
“Mana mungkin bapak ke kantor bawa tusuk gigi sama tempat-tempatnya. Edan!”
“Saya bener ngga tahu bu. Wong saya kalau pake sesuatu saya selalu kembalikan pada tempatnya!”
” Whaaaat………..#&$'(‘$&#”$!” (Bayangin si pembantu kembalikan tusuk gigi yang habis dia pake yieks hihihihihi)
Tusuk gigi ada di semua negara dan katanya telah ada selama ribuan tahun sebagai alat pembersih gigi. Bahkan katanya ada yang terbuat dari perak, atau dihias dengan permata segala. Maunya saya sih tusuk gigi bisa di daur-ulang …maklum enviromentalis …cieeee. Katanya Mas Wiki sih di Korea ada tusuk gigi yang bisa dimakan hehehhe. Bagus juga tuh idenya, asal jangan nanti tusuk giginya nyelip di gigi lagi hihihi. Dan saya rasa di semua negara pun fungsi isteri sama pentingnya seperti tusuk gigi. Kecil, tapi dicari dan berguna. Jadi…. Eman-eman! meskipun seperti tusuk gigi, istri janganlah dibuang setelah dipakai! Nanti susah carinya loh….dan baru terasa pentingnya! Jangan lupa kembalikan istri Anda kembali ke tempatnya semula setelah dipakai ya! (seperti si pembantu gitu hahahaha)
Nah, bener kan blog saya tuh “gado-gado” heheheh…..