Aku dan dunia mayaku

23 Jun

Ada bermacam peristiwa di dunia maya yang membuatku ingin menoleh kembali pertama kali aku menggunakan sarana internet, serta memikirkan dampaknya.

Pertama kali berkenalan dengan yang namanya internet itu sekitar tahun 1996, jaman nulis email musti konek jaringan lalu buka eudora segala macem. Saat itu untuk chat adanya MIRC, dan aku tidak pernah coba pakai. Browsing pertama kali pakai Netscape dan paling-paling aku buka kompas.com untuk cari berita radio dan bahan ngajar. Saat itu aku belum tergantung benar pada internet.

Ketergantungan pada internet timbul sejak aku hamil Riku tahun 2002. Aku harus membatalkan tiket mudik bulan Agustus 2002 karena tidak diperbolehkan dokter naik pesawat. Dia hanya bilang begini, “Ya terserah karena tanpa naik pesawat saja, kita tidak tahu bayi ini bisa bertahan atau tidak”. Ya karena calon “Riku” hidup berdampingan dengan myom (semacam kista) yang membesar terus hampir 10 cm. Terpaksa aku cepat-cepat membatalkan tiket pesawat sambil membayar denda pembatalan 20.000 yen. Dan saat itu aku kenal chatting di Yahoo Messenger.

Aku cukup addict dengan chatting untuk mengusir kesepian dengan ngobrol di room, membuat kelas bahasa Jepang, atau menjadi DJ dengan memutar lagu-lagu. Aku juga banyak belajar mengenai komputer dari chatting…dari cara menghubungkan beberapa komputer dengan LAN, sampai pengetahuan dasar menjadi webmaster.  Lumayan tidak usah membayar kursus komputer. Dari chatting, aku tahu dunia blog dan membuat akun di blogger Juni 2003 untuk memberikan komentar di blog teman. Aku sendiri mulai menulis blog Mei 2005 karena saat itu aku banyak memangkas jam mengajar dan merasa perlu mencatat perkembangan Riku saat itu… dan aku bersyukur memulai kebiasaan menulis itu dan melanjutkkannya sampai sekarang.

Sekarang semakin mudah untuk membangun hubungan di dunia maya. Koneksi internet yang jauuuh lebih cepat dibandingkan dahulu. Dulu masih pakai dial phone 28 Kbps, sekarang sudah FTTH dengan kecepatan koneksi 100MBps. Biaya nginternet juga jauuuuh lebih murah, dulu sampai 7000 yen, sekarang cukup 3800 yen. Hampir separuh! Selain chatting, blogging juga ada banyak jaringan pertemanan SNS (Social Networking Service) yang diciptakan oleh orang-orang pinter dengan tujuan dan fungsi yang berbeda. Sudah pernah mencoba semua service yang ada di dunianya si Maya ini. Friendster… yuhuu apa kabarnya FS aku ya? Dari dulu aku tidak begitu suka FS, jadi jarang log in. Lalu kemudian ada Multiply, Plurk, Facebook dan Twitter. Sebelumnya aku pernah coba MySpace, dan malas melanjutkan karena isinya pemusik semua hihihi.

Pernah coba imeem, tempat upload musik dan bisa embed ke blog juga. Untuk foto sampai sekarang aku masih pakai Photobucket, setelah mencoba Webphoto dan kurang asyik karena susah memasang embeb ke blog. Sampai dengan tahun 2007 aku masih pakai Multiply untuk mengupload foto-foto. Sekarang? Multiply ku sudah jarang sekali dibuka.

Pasti semua sudah pernah mendengar  bahwa katanya FB dan BB “Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat“. Banyak yang mengeluhkan betapa orang masing-masing kutak-kutik HPnya sendiri padahal sedang berkumpul rame-rame. Kalau menurut aku sih, itu memang terjadi karena kita sendiri tidak membatasinya, tidak kontrol diri. Jaman HP pertama kali diperkenalkan di Jepang pun, terjadi euphoriasemacam itu. Di mana-mana terlihat orang berbicara memakai HP nya, tanpa mengenal tempat dan waktu. Baru kemudian dibuat peraturan, “dilarang memakai HP di tempat umum dan set dering telepon menjadi vibrate”. Bahkan jika berada di tempat duduk “silver seat” (tempat duduk khusus untuk lansia, ibu hamil dan penyandang cacat) kami WAJIB mematikan HP. Alasannya, mengganggu frekuensi pengguna alat pacu jantung. Dan memang aku merasa gatal kalau mudik ke Indonesia dan melihat orang berbicara seenaknya di sembarang tempat. Persis seperti dulu di Jepang, nenek-nenek berteriak di HP karena tidak terdengar, atau pemuda pemudi berpacaran di HP dan kita sekelilingnya bisa mendengar percakapan mereka. TAPI, orang Jepang(cukup) taat peraturan, sehingga sejak ada larangan menggunakan HP di tempat umum seperti di kereta dan bus, tidak terdengar lagi suara-suara yang mengganggu itu. Sekarang yang menjadi masalah masyarakat justru semua DIAM sambil mengetik email/browsing dengan HP nya. Ironis…

Tapi, ada satu kejadian di Facebook yang membuat aku berpikir…cukup dalam. Facebook memang dipakai untuk mengumpulkan teman-teman lama. Tetap saja untuk bertemu teman lama itu, kita akan dan harus pergi ke luar untuk bertemu muka. FB hanya sebagai media yang mempertemukan kita. Tapi? pernahkah kamu berpikir bahwa FB itu membuat kita lebih “emosional”? Lebih memakai perasaan kita dibanding jika tidak ada FB. OK, memang maksud aku untuk sedikit membela FB. Aku tinggal di negara lain, dan bisa berhubungan kembali dengan teman-teman lama melalui FB. Semua info tentang teman itu bisa disampaikan lewat FB (kalau mau). Aku tahu jika ada yang ulang tahun, dan mengirimkan ucapan selamat ulang tahun. Tanpa FB? aku lupa dia ulang tahun kapan. Aku tahu dari statusnya kalau anaknya kecelakaan, dan ikut bingung sambil berdoa semoga anaknya tidak apa-apa. Aku bisa lihat aktifitas teman-teman yang kaya-kaya yang merayakan ulang tahun dengan piknik bersama ke singapore. Tidak, aku tidak iri, tapi justru bersyukur aku jauh, karena jika aku di jkt mungkin aku akan “maksa diri” mengumpulkan duit dan pergi bersama mereka. Karena jauh, aku bisa basi-basi, “Aduuuh enaknya yang jalan-jalan terus. Iri deh…” Padahal belum tentu aku mau ikut. basa-basi….

Dan satu lagi aku mulai berpikir, ketika salah satu friend di FB ku, yang sudah lumayan sepuh menulis begini, ” Wah ini temanku yang sudah mati, apa kuhapus saja ya idnya….” Lalu banyak yang memberikan komentar, sampai dia menjawab begini,”Ya aku cuma takut saja tiba-tiba dia menulis di tempatku”. OK…. Bercanda tentu saja. Tapi tak lama dari kejadian itu, seorang kontakku, kakak kelas di UI meninggal dunia karena kanker 🙁

Sedih… itu pasti meskipun aku tidak akrab dengannya dan tahukah kamu kalau membuka home di FB ada saran dari FB untuk “mencolek” teman-teman yang sudah lama tidak berhubungan. Dan kamu bisa bayangkan kalau foto teman yang sudah tiada itu terpampang di sana. Ingin rasanya bilang pada FB, ” oooi ini orang sudah meninggal, jangan sarankan saya menghubungi dia dong”.Akhirnya memang terpikir seperti joke temanku tadi bahwa dia mau menghapus nama orang yang meninggal (karena takut jika si almarhum menulis di tempatnya). Hapus? tidak hapus?

Aku justru tidak akan menghapus namanya. Karena justru dengan timbulnya foto di halaman “Home” ku, aku diingatkan …setiap kali diingatkan akan arti hidup ini, dan arti komunikasi. Dan memang menurutku FB membuatku (entah bagi yang lain) lebih emosional, lebih memakai perasaan dan memperhatikan keadaan teman-teman. Sekarang tinggal kita saja yang menggunakan sebaik-baiknya.

Dan satu lagi yang ingin kutulis di sini, yaitu bahwa sebagus-bagusnya Twitter dan FB, mereka hanya menyediakan sesuatu tulisan yang “timely”, begitu lewat akan hilang. Kamu tidak bisa search lagi percakapan status/komentar di FB dan twitter (kecuali di link/notes di FB). Semua akan tertelan oleh waktu dan karena aku tahu tentang hal ini, maka aku tidak pernah menghapus notifikasi lewat email yang penting dan berharga buatku. Tapi kamu masih bisa mencari kata/komentar yang pernah kamu tuliskan di blog! Karenanya aku lebih menyukai blog dibandingkan SNS lain. Benar, kan?

Beberapa waktu yang lalu aku pindah hosting. Mungkin karena aku terlalu banyak memakai plugin macam-macam, jadi setiap mempublish posting baru, pengunjung tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan berkunjung kemari. Karena itu mungkin teman-teman pernah menemukan halaman TE bahwa “This Account has been suspended” , well perkataannya itu loh suspended, seakan aku penjahat belum bayar, padahal maksudnya busy hehehe. Lalu beberapa tindakan dilakukan dengan bantuan sahabatku, Ria (you are really an angel Ri…couldn’t thank you enough) yang memang ahlinya IT sehingga TE bisa tetap “hidup”. Jadi saranku, hati-hati menambah plugin di blog kamu-kamu yang memakai domain pribadi. Dan mungkin sebagai imbas dari pengurangan plugin dll ada selang waktu yang cukup lama bagi komentar yang sudah tertulis untuk tampil di kolom komentar. Ada beberapa teman yang menuliskan nada putus asa karena berkali-kali menulis tapi tidak muncul. Coba tinggalkan TE dulu beberapa waktu dan kembali, pasti komentar kamu ada dan tidak hilang kok. Karena aku pun mengalami waktu menjawab komentar, terjadi lag time yang cukup lama. Aku mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.

Yang pasti aku memang hidup di dua dunia, dunia nyata dan di dunia maya. Tapi bagiku, teman-teman di dunia maya, bukan hanya sepotong gambar/foto/avatar saja. Semua mempunyai jiwa yang sangat aku hargai. Terima kasih jika pertemanan lewat blog ini dapat menjadi pertemanan yang baik, meskipun kita belum pernah bertemu.