Apa yang lebih berharga dari nyawa?

15 Nov

Duh kok bisa-bisanya Riku punya pertanyaan ini. 命より大切なものはなに? Apa yang lebih berharga dari nyawa?

Aku tahu dia mengharapkan jawaban “Riku”, tapi aku jawab begini,

“Inochi yori taisetsuna mono wa nai. Tidak ada yang lebih berharga daripada Nyawa. Karena tanpa nyawa kamu ngga hidup, ngga bisa ketemu mama dan tidka bisa sayang mama. Nyawa itu amat sangat berharga, jadi harus dijaga bener-bener.”

“Kalau Riku, Yang lebih berharga dari nyawa itu adalah mama. Aku mati pun ngga papa, karena aku sayang mama.”

“Mama ngga mau kamu mati. Kalau kamu mati, mama musti sayang siapa? Jadi jangan bilang gitu lagi!”

“Tapi emang di seluruh dunia ini aku paling sayang mama. Nomor satu mama. Nomor dua papa (ups keluar deh nomor-nomoran padahal dulu wkatu umur dua tahun dia bilang “sama sayang”. Nomor tiga Kai!

“Iya terima kasih Riku. Mama juga yang paling mama sayangi adalah Riku, lebih dari papa ….tapi rahasia ya. “

“OK…..(sambil dia cium aku)”

Fffffff aku tidak tahu dia belajar darimana, tapi dia memang pintar sekali membuat kalimat sejak kecil. Perbendaharaan katanya bagus, yang pasti dia dapat dari TV, atau dia dengar aku. Makanya aku berusaha sedapat mungkin jangan memaki-maki/mengumpat-umpat di depan dia.

Kemarin pulang ngajar sudah jam 5 lebih. Kai rewel terus, dan maunya digendong terus. Sampai aku ke WC pun tidak boleh. Akhirnya aku paksa dia tunggu di kamar tamu, sementara aku ke WC. Yang ada si Riku bilang , “Mama, Kai nangis terus loh”

Aku yang sedang sebel menukas, “Tau. mama ngga budeg, mama denger kok. biarin aja”

Riku liat mamanya spanning, diam, dan bilang, “IYa mama”

…………….

Riku suap Kai
Riku suap Kai

Masak makan malam, aku rebus spaghetti, tapi biar bagaimanapun aku berusaha pakai satu tangan (sambil gendong Kai), akhirnya tidak bisa juga. Sedangkan Kai tambah rewel. Aku marah pada Kai, dan bilang begini,

“Kai…. mama juga harus masak untuk Kakak kamu. Riku kan juga lapar.”

“Mama…. ngga papa kok. Riku belum lapar….. ” hmmmm keluar deh…padahal tadi dia yang minta makan. Demi adiknya dia berkorban.

Begitu aku bisa kasih tidur Kai, aku keluar kamar dan peluk Riku,

“Terima kasih ya Riku… sudah mau berkorban.”

“Daijoubu dayo mama. Di dunia ini yang aku sayangi kan cuma mama, papa, dan kai……..”

……………………………

Riku taruh pistol di celana belakang kai...
Riku taruh pistol di celana belakang kai…

Daijoubu dayo… It’ll be allright

16 Okt

Riku: “Mama kenapa menangis?”

Saya: “Oma sakit. Sakit kepala dan muntah-muntah”

Riku: “Riku juga sakit kepala….”

Saya: “Iya sayang. Tapi Oma pernah sakit berat (stroke)….. Jadi mama khawatir sekali”

Riku: “Ngga apa apa…. Kan belum mati…….”

Saya:  …..menangis…..

Riku: ” Kan masih ada Riku….”

Saya: “Iya sayang. Tapi gini…. misalnya Mama sekarang sakit…Riku sedih tidak?”

Riku: “Iya dong…”

Saya: “Makanya mama nangis,…karena mama sedih mendengar mama sakit…”

Riku : “Daijoubu dayo (It’ll be allright)”

Saya: “Iya sayang…kita berdoa sama Tuhan ya…supaya Oma sembuh”

*******************

and I have to rush to go to work today

Percaya ramalan?

15 Agu

Mungkin pria jarang membuka ramalan bintang, atau ramalan-ramalan lain (tarot dsb) dan menganggap perbuatan itu bodoh. Tapi hampir bisa dipastikan semua wanita akan mencoba membuka ramalan bintang, mencoba diramal dengan tarot atau garis tangan dsb. Dan kebanyakan wanita akan percaya dengan hasil ramalan tersebut.

Di Jepang, setiap pagi akan ada selalu ramalan bintang dalam program TV manapun. Hari ini bagi yang berbintang capricorn cocok pakai baju warna ini, ramalan keuangan bgini (jangan hambur uang atau belanja aja misalnya), lalu ramalan cinta bagi yang belum menikah…. bahkan anehnya ada ramalan berdasarkan huruf pertama namanya. Misalnya saya Miyashita, perhatikan ramalan dengan huruf awal MI. (huh apa pula dasarnya ini ya?). Suatu waktu juga di Jepang (bahkan sampai sekarang) percaya pada ramalan berdasarkan golongan darah. Dikatakan bahwa golongan darah A itu teliti, bersihan dsb (kalau ini saya kurang percaya… mana bisa manusia sebanyak ini di dunia hanya dibagi berdasarkan 4 golongan darah)

Saya sendiri suka melihat ramalan bintang di internet dan hanya percaya yang bagus-bagus saja. Apa salahnya kalau kita memperhatikan nasehat yang terkandung dalam ramalan itu. Dan hari ini ramalan bintang saya sbb:

今日の山羊座の運勢 – 8月15日(金)

身近な友達から、人生相談をされそう。本音を伝えてしまうよりも、相手の喜ぶことを話してあげて吉。笑顔を忘れないように。

Akan ada teman dekat yang akan berdiskusi pada Anda mengenai kehidupannya. Jangan mengatakan yang sebenarnya, tapi lebih baik mengatakan sesuatu yang menyenangkan dia. (waaah gimana sih ini, kayaknya malah saya yang perlu diskusi pada teman hehehe). Jangan lupa untuk tersenyum. Keep smiling…. (Nah ini boleh deh dilaksanakan)

So hari ini saya akan berusaha SMILE terus (asal jangan disangka gila ya), karena sesungguhnya saya juga sedih dan kesepian karena saya akan meninggalkan rumah, kampung halaman dan orang-orang yang saya cintai dalam beberapa hari lagi. But, jauh di mata dekat di hati kan?

Bukan Sabtu Biasa

3 Agu

Pagi-pagi aku sudah terbangun, dan membuka laptopku. Baca berita Jepang, dan buat satu posting ringan. Hari Sabtu ini bukan Sabtu Biasa. Karena Sabtu ini Tina akan kembali ke Jepang. My lovely sister ini sudah berkorban mengambil jatah cutinya untuk temani aku ke sini, dan tentu saja untuk bersama-sama merayakan ulang tahun papa. Dia worried bagaiman jika aku pulang sendirian nanti. Tidak ada yang membantu check in dsb dsb. Hei sister, aku harus bisa sendiri meskipun itu sulit. Malah aku worry sama kamu, apakah kamu bisa melewati perjalanan panjang sendiri tanpa merasa panik. Kita memang harus saling membantu ya. Sama-sama punya penyakit “jiwa” yaitu Panic Syndrome. How I hate that condition.

Mama juga belum apa-apa sudah khawatir… bagaimana aku bisa pulang sendiri. Duhhh masih lama ini (hmm and its ticking) And she said, “Tina kamu datang lagi jemput Imelda”. Huh… mending tiketnya dibeliin untuk my husband lah…or tante Mariko (eh Mariko bercanda loh… Aku tahu kamu juga worry, dan kalau kamu nekat mungkin kamu sudah beli tiket… but I’ll be ok!!)

Sabtu ini juga ada acara siraman/midodareni dari Ima, keponakan kami (duh berasa tua deh) anak dari Uud, Udiman. Dan itu siraman itu mama harus pakai kebaya. Jadi aku temani mama ke salon untuk set rambutnya. Jam 10 pagi sudah nongkrong di Kumarii. Sementara mama ditangani mbaknya, aku tanya apakah rambutku yang nanggung itu bisa ditangani juga. Soalnya ada warnanya jadi tidak bisa pake tempelan…. And tada…. si mbaknya buat modelnya berjambul gitu sih… Aku kaget juga waktu buka mata setelah memejamkan mata barang 10  menitan (dia pakai banyak sekali hairspray, and its itchy u know) Hmm jadi ingat fotonya si Audry Hepburn (Tina bilang…..jauhhh mel hahahah)

Selesai sekitar jam 11, pulang ke rumah sambil tunggu Lala dan mbak Neph. Mereka mau belanja di Melawai katanya. Tahu-tahu lala telpon, ngga jadi ke Melawai karena macet, so langsung ke rumah aja. Aku memang niat bawa Riku dan Kai hari ini. Penebus dosa aku telantarin Riku… Dia tidak mau makan kemarin malam, hanya karena tunggu aku dan mau makan dengan aku saja. Waktu aku pulang kemarin pukul 11:30 Mama langsung cerita bahwa dia tungguin aku di pagar rumah… Maafkan mama anakku.

Ootoya

So, kami berlima akhirnya sampai juga di Senayan City. Yang mengherankan Riku ingat tempat ini. Padahal baru satu kali kita ke sini, sekitar 2 tahun yang lalu, waktu aku belum hamil Kai, dan Senayan City baru dibuka, masih sepi, masih under construction sebagian. Dia ingat pernah makan es krim Baskin Robbins di sini. Hmmm Riku benar-benar seperti aku, he still remember the details. Dan aku tunjukkan dia restoran yang kita bersama Opa dan Oma dulu masuki.

Tujuan utama adalah Ootoya. Rupanya restoran Jepang itu terletak di lantai 5. So, kita naik lift yang ada. (Hmmm aku heran untuk tempat yang segini luas, kenapa liftnya hanya ada 2… dan selalu penuh. Sulit dong untuk yang bawa baby car kalau harus naik eskalator. Kayak gini ini Indonesia harus belajar. Kalau di Jepang Lift diutamakan untuk baby car dan disable person. Manusia-manusia sehat harus memberikan prioritas pada bayi dan orang tua… dimana saja).

(La…. I am not Wonder Woman kok… I am a woman wondering something maybe)

Makanan di Ootoya itu enak. Sama lah dengan Jepang. Harganya juga sama dengan Jepang, so mahal untuk ukuran Indonesia (eh ngga tau deh mahal atau ngga hehehe kan standar orang beda-beda). Tapi aku rela kok keluarin duit kalau makanannya enak. Sayang mereka tidak punya sushi/sashimi, dan belum ada soba dinginnya. Baru ada Udon saja. Pesen makanannya ngga tanggung-tanggung (as usual) sempet khawatir juga kalau tidak habis, but habis loh saudara-saudara. Riku banyak makan juga. Yappari Menrui ga suki dane. Kai juga makan nasi tororo/jako. Dan si Lala juga menikmati nasi Jepang (la, bener loh, kalo kamu di Jepang, kudu hati-hati dengan your appetite begitu). Mungkin Lala juga heran kali ya kok aku jarang makan tapi bisa segede gini heheheh. Otomatis kemarin aku ngga makan nasi. Ngga nafsu makan juga.

Anyway, kita meninggalkan Ootoya dengan piring yang bersih (hampir licin deh) dan menuju ke lantai 1, karena Riku mau main. Nah… dalam lift itu aku bertemu seorang bapak yang familiar, yang sedang mengetik PDA nya. Hmmm I’ve met him somewhere. Karena dia liatin Kai, saya tegur dia,

“Pak…. masih ingat saya?”

Dia liat ke mukaku, dan aku tahu dia tidak ingat. Ya jelas saja dong…. aku kan bersanggul hahhaah.

“Bapak dulu di KBRI kan… saya Imelda”

“Astaga… loh kamu sudah di sini?””Ini anak kamu””Masih di Radio?” bla bla bla. Akhirnya sempat bercakap-cakap.

But sesungguhnya sampai aku tegur dia, aku lupa namanya. Pak Sakidin? maybe. Yang pasti bapak mantan Atase Penerangan karena beliau pernah minta aku jadi MC untuk suatu acara. Duh gitu deh sekarang, I forgot the names. Too many people I’ve met.

Riku bermain sebentar di lantai 1 itu. Tadinya aku mau ajak kembali ke lantai 4 or 5 untuk main game, but… liftnya penuh terus jadi kita ngga bisa masuk lift. Akhirnya akirameru dan pulang. Senin or Selasa aku ajak kamu ke Kidzania kiddo. Just the two of us. It will be a date.

Sambil pindahin foto-foto dan ngobrol-ngobrol di rumah, menunggu waktu Tina harus diantar ke Cengkareng. Aku dan anak2 tinggal, karena Novi sekeluarga, opa, oma semua akan mengantar Tina. (Dan semua tumplek dalam satu kijang….) Kira-kira jam 7 malam, sesudah berdoa bersama Tina leave for Tokyo. Terima kasih banyak sis, untuk kehadiran kamu selama 2 minggu ini.

And jam 8 malam, aku harus melepas lagi kepergian my new sister, Lala. Dia akan pulang kembali ke Sby besok pagi. It was too short …our time together… Tapi begitu dipenuhi oleh emosi yang sulit dimengerti. Enggan melepaskan pelukan itu…but… as you said… Life goes on. Next year? I don’t know… I’ll try. Sarainen?  Or maybe this christmas? Nobody knows. Yang pasti, kita punya kehidupan yang harus dijalani. Time will tell…

Time will heal…

Que sera sera.

Yang pasti, setelah semua sepi. Aku masuk kamar karena Kai menangis. Biar aku gendong, biar aku bujuk, biar aku kasih susu, dia menangis terus. Seakan dia tahu bahwa Tantenya Titin tidak ada. And … Aku jadi menangis juga… sambil memandang tempat tidur di sebelahku. Dan Riku berkata,

“Mama jangan nangis…masih ada Riku”…

“IYa sayang…mama tahu.”

dan Riku juga menangis…. Jadi deh bertiga ibu-anak berpelukan dan menangis tersedu-sedu. Sambil dalam pikiranku, aku membayangkan tgl 18 nanti… duh apa kuat ya aku? Lalu aku tanya,

“Kenapa Riku nangis?”

“Kangen tante Titin… kangen semua yang di Jepang”

“Papa? Tante Mariko? A-chan? Ta-chan?”…

“Iya semua….”

HOMESICK.

Ok, kita telepon papa yuukk. Lalu aku biarkan dia bicara dengan papanya. Bercerita tentang satu hari kegiatan dia. Dia sempat berenang dengan Opa pagi-pagi sementara aku ke Salon.

Riku tertidur jam  9 malam, tapi Kai baru tidur jam 11:30 malam…. Padahal aku juga sudah capek dan ngantuk. Tapi setelah Kai tertidur, aku ngga bisa tidur. Sambil dengar The Lighthouse Family…. sambil chatting dengan Lala…sambil edit foto-foto…Sampai Lala memutuskan percakapan di YM, aku masih tidak bisa tidur…. Too much for today. But aku paksa tidur ketika jam di komputerku menunjuk waktu 4:30 (2:30 WIB) Sabtu ini memang bukan Sabtu BIASA.

LIMIT

30 Jul

Semua memang ada batasnya. Mana ada sih dalam kehidupan kita, kita benar-benar bisa free. Sedangkan untuk makan, minum saja ada batasnya. Jika melampaui batas itu maka…throw out. Bahkan sampai mencintai, dicintai, bercinta saja ada batasnya. entah itu dari diri kita sendiri atau faktor external.

Nah, kegiatan “bercinta” saya di blog hari ini dibatasi. Oleh yang namanya Bandwith. Yaaaahh tinggal satu hari lagi kok? Ngga bisa nambah? Negosiasi dulu deh.

Dan ternyata “bercinta” di blog saya bisa dinegosiasikan. Begitu saya membaca alert

The domain coutrier.com coutrier has reached its bandwidth limit (2007.32/2000.00 Megs).
Please contact the system admin as soon as possible.
!! Do not respond to this message. Your reply will go nowhere. !!

dalam email….  yahhhh system admin nya aku tapi aku tak tahu apa yang harus kuperbuat….so…langsung saya telepon Kalimantan,

“Marten help me…. tinggal satu hari sih, tapi satu hari itu kan lama… 24 jam jeh… dan dalam 24 jam apa saja bisa terjadi (beginilah kalau terbiasa hidup di negara gempa). Bagaimana solusinya?”

Dan si pakar IT tanpa gelar Sarjana IT itupun bereaksi. Dipangkasnya jatah bandwith dari domain saya yang lain… yang kurang pengunjungnya, untuk disuntikkan ke domain yang ini….. tada….. Dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya sekitar 10 menit sejak saya tahu situasi “alert” ini, bandwith saya yang tadinya 2 GB, menjadi 3 GB…. (pasti cukup untuk satu hari…secara saya bukan seleb seperti pak EWA hehehe)… Sambil bercanda si Marten itu berkata…”Yah untuk satu hari aman, tapi ngga tahu kalo untuk bulan depan loh mbak… Domain saya aja pake 7 GB….” OMG. Yaaaahhh.. Tapi ya sudah deh untuk sementara 3GB bisa menampung “kecintaan” saya berblog-ria. Dan mungkin kelak perlu yang lebih besar lagi.

BTW selamat untuk Marten yang sudah bisa menemukan “his saviour”, selamat bekerja, dan jangan lupa monitor domain-domain saya yah…. Untuk urusan domain saya memang hanyalah “pengguna”

Kerja Bakti

15 Jul

Sebetulnya Oosoji bukan kerja bakti, tapi artinya Pembersihan Besar-besaran. Biasa dilakukan di rumah atau kantor/sekolah setiap akhir tahun. Ceritanya mau membersihkan kotoran selama satu tahun itu untuk menghadapi tahun yang baru. Tapi hari ini ada Oosoji di TKnya Riku karena penutupan kwartal 2 menghadapi liburan musim panas. Jadi Kerja Bakti deh…. Masing-masing orang tua pegang lap basah, dan bersihkan apa saja yang bisa dibersihkan. Ada yang bersihkan blok mainan, ada yang bersihkan kursi, kaca jendela, loker anak-anak, gantungan hand towel dll. Dalam sekejap semua bersih (dari semula sebetulnya sudah bersih sih).Coba kegiatan seperti ini dilakukan di sekolah Indonesia ya…..

Setelah kerja bakti itu, kita ibu-ibu disuruh duduk dan mendengarkan pengumuman-pengumuman ttg kegiatan yang akan dilakukan selama liburan musim panas dan kwartal ke tiga nanti. Yang pasti banyak pengumuman untuk acara Otomari-kai (menginap semalam bersama teman-teman. pertama kali anak-anak berpisah dengan ortunya dan menginap bersama) yang akan diadakan akhir Agustus nanti. Riku dapat kamar dengan 8 temannya yang lain, laki-perempuan campur dan guru pembimbingnya adalah Maiko sensei, guru dia waktu di TK 2. Maiko sensei ini cantik tapi disiplin banget. I like her and respect her, meskipun dia masih 24 tahun saja.  Untung deh Riku dapat gurunya dia.

Selain acara menginap bersama itu, kita membicarakan kegiatan hari olah raga di bulan oktober dan acara perpisahan nantinya (bulan Maret). Ihhh ngga terasa udah ngomongin wisuda-an TK… TK aja ada wisuda-an. (Ngga mau kalah sama anaknya mas trainer)

Selesai pertemuan PTA itu, kami pulang jalan kaki. Tadi pagi juga jalan kaki. Jarak dari rumah ke sekolah sebetulnya tidak jauh. 10 menit untuk orang Jepang biasa. 15 menit berjalan sambil dorong kereta bayi dan 20 menit jika tambah Riku. Tapi tadi pagi Riku lupa bawa baju renangnya, jadi aku terpaksa pulang ambil baju renang, dan kembali lagi ke TK nya antar baju renang itu. So hari ini aku 4×20 menit +2×15 menit jalan kaki deh….bisa ngurangin kadar lemak di badan ngga ya????

percakapan antara aku dan riku:

“Mama, aku boleh makan salad (potatoes) ini?”

“Boleh dong”

“Kan salada bagus untuk kesehatan ya”

“Tentu”

“Nanti Riku bisa jadi lebih pintar dari Mama”

“Memangnya mama pintar?”

“Iya dong. Kan mama sensei.”

“Hmmm iya ya Kalau senseinya ngga pintar, muridnya tidak jadi pintar ya”

*********************************:

Riku telpon Tante Mariko:

“Tante, kalau di depan orang yang kita suka, biasanya berdebar-debar ya.”

“Iya…itu wajar ”

(wah anakku udah curhat ke orang lain nih…..)

Somewhere out there…

14 Jul

Somewhere out there,
Beneath the pale blue night,
Someone’s thinking of me,
And loving me tonight.
Somewhere out there,
Someone’s saying a prayer,
Then we’ll find one another,
In that big somewhere out there.

And even though I know how very far apart we are,
It helps to think we might be wishing
On the same bright star,
And when the night will start to sing
A lonesome lullaby,
It helps to think we’re sleeping underneath the
Same big sky.

Sambil menggumam lagu itu aku browsing kemarin sore. Kai aku pangku dan dia ikut bergumam denganku. lucuuuu sekali. ingin rasanya aku ambil kamera yang ada di depanku dan mengabadikan dengan video. But instead … aku enjoy aja suara lirih di sampingku ini. Lain dengan Riku, Kai sering menggumam kalau aku bernyanyi. Padahal aku tidak pernah menyanyikan lullaby untuk dia. Kasian kau nak. Tidur juga sendiri. Coba deh lihat mukanya waktu dia narik rok aku…minta perhatian…minta di gendong. very cute…(kalau di jepang disebut oyabaka…karena memuji anak sendiri)

Kadang aku kasihan pada anak kedua. Perhatian untuk anak kedua seakan dipangkas untuk si sulung dan kegiatan lain. Anak kedua seakan lebih tough, mandiri.

Indeed. Kai lebih mandiri bahkan sejak lahir.  Jadi teringat hari-hari menjelang kelahiran dia.  Starting from the 14th of July, midnight (so sudah tanggal 15). Pertama kali naik ambulans melewati daerah Shinjuku under thunderstorm, dibawa ke Rumah Sakit yang ada NICU, (ICU untuk baby) karena usia kandungan masih kurang 2 bulan from due date ….

dan dua hari terbaring dengan infus mempertahankan dia supaya jangan lahir. Karena kalau dia lahir dikhawatirkan paru-parunya belum sempurna. Dan untuk boost perkembangan paru-parunya disuntik steroid, 2×24 hours. Bermacam obat dimasukkan dalam infus. Obat yang efeknya membuat jantung berdetak lebih keras, muka dan badan saya terasa panas. Huh, belum lagi obat dosis keras yang disuntikkan membuat badan menjadi dingin dan dengan santainya si dokter bilang “karena kerasnya obat ini seseorang mungkin tidak tahan jantungnya. ” Shut up!!!

Sh*t, I don’t want to die. I have to be strong. Even if you operate me without anesthesia. I don’t care at all. Do whatever you can…

and I have to control my panic syndrome also. Sejak tahun 2000 sampai Riku lahir aku menderita panic syndrome… panic jika berada di ruang tertutup dan tidak bisa melihat langit…seakan nafas berhenti, dan sejak itu sampai sekarang aku tidak bisa naik kereta bawah tanah dan dalam keadaan gelap gulita. Nah waktu di rumah sakit itu tentu saja aku berada di ruang tertutup. Menempati salah satu bilik dari 4 bilik yang ada untuk ibu hamil bermasalah yang perlu dimonitor dokter sepanjang waktu. Tentu saja lampu menyala terus, dan suara detak jantung di monitor yang dipasang amat sangat mengganggu. Well, detak jantung janin itu 160 beat/menit, dua kalinya kita-kita. Bunyi itu harus aku dengar terus dan tentu saja pasien di sebelahku juga dipasang monitor yang sama. Bagaimana bisa istirahat, bagaimana bisa tidur? Tapi satu hal yang aku kagumi dari ibu-ibu Jepang ini, sama sekali tidak ada yang teriak-teriak kesakitan. Bahkan aku bisa dengar semua percakapan dokter dan suster di ruang tengah, dan juga waktu ada ibu yang melahirkan bayi kembar….

Akhirnya tanggal 16 pagi pukul 5 aku bicara pada dokter wanita yang merawat aku. Aku bilang, “Dokter, kalau bisa aku mau melahirkan dia tanggal ini, jangan besok. Karena tanggal ini setahun yang lalu merupakan peringatan bahagia keluarga kami. yaitu pesta ulang tahun nenek buyut Riku yang berusia 90 tahun.”  Di Jepang tentu saja tidak masalah untuk merayakan ulang tahun sebelum hari H nya. Dan kebetulan tanggal 16 juli tahun  lalu adik Gen dari Sendai juga bisa datang dan berkumpul sehingga kita mengadakan pesta di China Town Yokohama. Waktu itu Ibu Gen juga bisa ambil ijin keluar sebentar sebelum dia operasi dibalon jantungnya. Tidka disangka waktu itu adalah terakhir kalinya kami berkumpul lengkap bersama. Karena tepat di hari ulang tahun tgl 19 Juli, Nenek buyut Riku itu meninggal. Aku ingin tanggal 16 Juli itu juga jadi peringatan untuk nenek yang begitu baik padaku. Bayangkan aku orang asing, tapi dia selalu  memuji aku dan mendukung aku spiritually. Dan dokter berkata, “Iya pasti hari ini. Karena bayi kamu semakin lemah karena air ketuban semakin habis. Belum tahu apakah persalinan normal atau caesar. Kita akan informasikan lagi.”

Setelah itu aku merasa lega, yosh sebentar lagi kamu lahir anakku. Dan aku bisa dengar ribut-ribut di ruang tengah, karena ternyata Dokter yang merawat aku itu dimarahin bossnya. kenapa masih tunggu-tunggu untuk dioperasi. Harus secepatnya dikeluarkan. Dan si Boss sendiri juga turun tangan untuk operasi aku. Jadwal operasi jam 10 pagi, dan gen ditelpon untuk segera datang. Tanpa bertemu Gen, aku masuk kamar operasi… semuanya serba kilat. Yang tadinya anastesi separuh, menjadi bius total. Aku agak panik sedikit… takut bagaimana kalau aku tidak bangun lagi, karena pernah ada kejadian seperti itu. Aku berdoa terus, dan masih sempat menuliskan pesan di secarik kertas untuk Gen. Aku titipkan pada suster yang harus mendampingi aku terus.

Begitu masuk badan langsung dimandikan alkohol…. Brrr dingin bo… ngga tanggung-tanggung semua orang yang ada di situ kerja. berapa tangan ya yang ada. Masih pake acara perkenalan lagi. Ini si ini tanggung jawab soal ini, well …aku toh ngga akan ingat. (satu hal yang bagus di Jepang, semua org bertanggung jawab dengan pekerjaannya. dan kita sebagai pasien dijelaskan dulu sebelumnya akan diapakan) And… aku ngga tahu apa-apa, sampai aku dengar tangis bayi. LOH???? kok bisa dengar? Kan aku dibius? Kok? Dan aku sadar saat itu, aku berada antara sadar dan tidak sadar. Aku sadar bahwa tanganku tidak bisa digerakkan…. dan aku sadar bahwa saat itu aku tidak bernafas…aku tidak menghirup oksigen. loh? Saat itu aku berpikir, Tuhan tolong aku jangan panik. Aku ingat sebuah acara TV tentang latihan pasukan penyelamat kelautan bahwa jantung manusia masih bisa berdetak tanpa oksigen selama 2 menit. So, aku harus atur nafasku, tapi kenapa lama ya…. Akhirnya aku bisa bernafas entah sesudah berapa detik atau berapa menit…. Semua petugas yang masih ada di situ untuk membawa aku kembali ke kamar heran karena aku bilang aku dengar suara tangis bayi…. Aku puji terus ahli bius yang bisa membuat aku dengar padahal terbius…kok bisa ya? Tapi dalam hati aku tahu itu karya Tuhan yang masih memperbolehkan aku bertemu dengan anakku dan membesarkannya. Sebelum terbius itu juga yang menjadi permohonanku. Praise the Almighty Lord ….

Si bayi kami beri nama Kai yang berarti dayung, karena dia lahir tepat di hari Laut, tgl 16 Juli 2007. Kai masih harus dirawat di RS dalam inkubator selama sebulan karena berat waktu lahir hanya 1933gr. Aku sendiri keluar RS setelah seminggu, dan masih sempat ber-date ria dengan Riku sebelum Kai pulang ke Rumah. Juga masih sempat main kembang api, dan pergi ke Danau Yamanaka bersama Riku dan Gen, sembari memulihkan HB yang drop banyak serta luka operasi.

Kai dua hari lagi ulang tahun… dan selama ini selain campak, dia tidak pernah sakit yang serius. Berat badannya sama dengan bayi yang lahir biasa, hanya perkembangan motorik yang agak lambat. Ya seharusnya dia ulang tahun masih dua bulan lagi. Jadi tidak perlu diburu-buru untuk harus bisa berdiri dan berjalan. We love you Kai… Kamu juga mama no takaramono, seperti kakakmu Riku. My precious babies.

Sepeda

11 Jun

Hari Minggu yang lalu, Riku pergi sama papanya beli sepeda. Sebetulnya sudah dari Minggu lalu mau beli, tapi karena sudah larut aku bilang mending kalau mau beli pagi-pagi. Pasti Riku mau latihan naik sepeda barunya kan. Meskipun sepedanya beroda 4. Kenapa dibilang Roda tiga ya? Kan di belakang memang ada satu yang besar dan dua tambahan yang kecil. Dua roda kecil ini bisa dicopot kalau dia sudah siap untuk main sepedanya. Dulu papanya tidak dibelikan sepeda oleh orangtuanya karena di Yokohama, jalanan banyak tanjakan. Amat sangat tidak praktis untuk sepeda. Lebih baik jalan kaki deh.

Bangga sekali Riku pulang, datangi aku…. “Mama mau liat?”. Of course!!. Aku sekalian bawa kunci sepedaku, karena mau coba apa Kai sudah bisa naik di keranjang depan atau belum. Ternyata bisa. Juga sekalian latihan naik sepeda dengan Kai di depan dan Riku di belakang. Smooth…asyikk jadi bisa pergi agak jauhan tanpa capek deh. Hmmm musim panas tahun ini bisa ajak kedua anakku cycling. Di dekat rumah juga ada Ice cream Baskin 31…. yummy. (lupa deh niatan diet hihihi)

Ingat sepeda, ingat peristiwa dulu, adikku Andy dibelikan sepeda oleh papa mama waktu dia kelas 1 atau dua SD. Belum sampai seminggu sepedanya hilang, dicuri orang waktu dia pergi ke rumah temannya Glenn. Ntah lupa dikunci atau dia pikir toh di dalam pekarangan rumah. Hmmm Jakarta emang pusatnya maling sih. Kasihan juga dia, trauma dan jadinya tidak punya sepeda sampai akhirnya dia harus pergi ke London sama papa dan mama. Yang lucu Aku bertemu dengan kakak perempuannya Glenn, Anna di Tokyo. Dan itu juga karena Anna nya tanya, kamu punya adik namanya Andy? …..What a small world!!

Sebetulnya kemarin aku mau ajak Riku bermain sepeda di Taman karena udara cerah sekali. Tapi paginya dia tidak mau ke TK. Aku juga lagi PMS jadi …berantemlah kita hihihi. Kesal sekali aku. Aku bilang “Tidak mau pergi? OK but NO TV, NO CYCLING, NO Chocolate, NOthing!!! Emang karena PMS juga jadi aku bawaan pengen nangis…inget ortu juga, kangen….

“Mama dulu waktu kecil tidak pernah melawan orang tua. Selalu bangun jam 5:30, mandi, makan, siap-siap dan jam 6:30 mama sudah tunggu jemputan di depan rumah. Jam 8 malam pasti tidur. Kenapa sekarang anak mama ngelawan gini ya?”

Yang sebetulnya membuat aku berpikir adalah pernyataan dia begini, “Mama, aku ngga perlu apa-apa. Aku hanya mau tinggal dengan mama, papa dan Kai. Bagiku keluarga yang terpenting.” Dia masih belum mengerti kenapa harus pergi sekolah……

“Riku terus tinggal di rumah sampai tua. Berarti papa harus bekerja terus sampai tua. Kalau papa dan mama mati, Riku bagaimana? tidak bisa bekerja, karena tidak sekolah. Mam mau Riku jadi orang kaya, jadi orang yang terpelajar. Mama dan papa sekarang bisa bekerja karena mama dan papa banyak belajar di sekolah. ” Untung saja dia tidak bilang …aku juga ikut mati, kalau papa dan mama mati.

Saking keselnya aku sempat keluar rumah, kunci pintu dengan maksud mau ke bawah liat komputer yang aku buang sudah diambil belum. Riku sangka aku pergi tak kembali. Dia nangis-nangis minta dibukain pintu. Sadis juga aku….. Begitu aku buka, dia bilang “Mama…untung mama pulang…aku kangen…. Maaf ya ma!” Padahal aku pergi cuman 3 menit!!! Salah juga aku selalu ancam dia kalau dia nakal aku bilang, “Riku sama Kai tinggal sama papa di yokhama aja, mama pulang ke jakarta ke tempat opa dan oma”. Jadi dia selalu takut kalau aku pergi sendiri. Gimana ya yang punya anak 3 laki-laki kayak mas NH? Ini baru Riku, gimana ntar kalau Kai gede? Sabaaaar, sabaaaarrrr….. Cuman bisa urut dada, urut kaki, urut tangan hihihi.

Tadinya aku pengen telepon ibu mertua juga. Mau tanya gimana sih hadapin anak laki yang ngga mau sekolah. Tapi aku batalkan …. kenapa? Papanya Riku anak kembar. Jadi dia selalu bersama adik kembarnya. Dimana ada dia, pasti ada adiknya. Pergi ke TK juga berdua. Jadi pasti menyenangkan pergi ke TK. Tidak bisa jadi contoh untuk Riku. Punya anak kembar itu memang repot sekali. Tapi mereka selalu ada teman …tidak pernah sendirian. Itu keuntungannya.

So kemarin aku tidak bisa posting, karena aku juga tidak nyalakan komputer. Solider sama Riku yang tidak menonton TV. Dan payahnya, kekesalan aku tidak hilang, bahkan nambah dengan macam-macam pikiran. Harga bensin sekarang sudah 170 yen, dari 150 yen. Dan baca di koran bulan Juli akan 180 yen… duhh gimana nih. Macam-macam yang dipikirkan, sampai aku tidak bisa tidur, dan mulai beres-beres rumah dari jam 2 sampai jam 5 pagi. Cuma sempat tidur 1 jam…

(kai sekarang suka merangkak kemana-mana dan main …. jilat Lego dan mainan yang ada. Untung dia tidak sampai jilat lantai….bantuin mama ngepel hihihi)