Belanja

23 Agu

Menjelang kepulangan ke Tokyo, masih ada “tugas” yang harus aku lakukan, yaitu …belanja. Kok tugas sih? bukannya hobby? hihihi. Tapi memang aku tidak hobby belanja dalam arti, window shopping, pergi ke mall lalu jalan-jalan, masuk keluar toko, melihat barang, memegang, menimbang-nimbang, lalu melakukan transaksi. Ngga gue banget!

Karena kalau mau ke Mall, aku harus punya tujuan! Tujuan misalnya lunch/dinner dengan teman atau saudara, atau membeli buku atau gadget. Kalau kebetulan lewat, lirik sedikit dan memang aku perlu, nah barang itu musti bersyukur bahwa bisa masuk tas dan dibawa pulang. Kecuali memang barang itu aku perlukan dan cari sudah lama. Biasanya barang yang terbeli tanpa pikir panjang adalah buku dan CD. Jarang sekali aku bisa menemukan baju atau sepatu yang sesuai selera (dan ukuran) .

Biasanya di Jepang saya belanja baju di online shopping, yang size, model dan warna nya benar-benar beragam. Sepatu? yah paling satu tahun sekali, dan biasanya sudah pasti di satu toko, karena cuma toko itu yang menyediakan sepatu untuk size 39 ke atas. Buku? online laah… amazon.co.jp bahkan selain menyediakan buku, CD, peralatan rumah tangga seperti bohlam, batere, pampers dan susu pun bisa. Dan dijamin sampai keesokan harinya! Bahkan terkadang harga barang-barang yang dijual di online shop begitu lebih murah dari di toko. Yup, barang-barang itu tidak butuh pramuniaga yang menawarkan produk, tidak perlu toko untuk ditaruh dalam display mereka, paling-paling mereka hanya butuh gudang penyimpanan.

Nah, aku sudah merencanakan untuk belanja barang-barang seperti kopi, teh, bumbu-bumbu, snack bahkan cabe keriting (kalau bawang merah dan cabe rawit ada di Tokyo) dua hari sebelum kepulangan di supermarket besar dekat rumah. Tapi aku mau mau membeli buku. Ada beberapa buku yang masih aku cari dan perlukan. Dan tidak enak belanja buku sambil menggendong koala. Koalanya sendiri sudah berat, masih musti membawa buku-buku yang berat itu ke cashier lagi… Soalnya pengalaman belanja di Gramedia Grand Indonesia waktu sekalian ketemuan dengan teman-teman alumni, payah bener deh. Tidak bisa tenang memilih, meskipun aku akhirnya bisa beli beberapa buku melengkapi koleksi Pramoedya A.T yang aku belum punya.

Karena waktu sudah mendesak, akhirnya aku ambil jalan pintas. Mumpun masih ada waktu seminggu sebelum pulang, aku coba belanja buku online. Dulu sekitar tahun 2000-2004 aku selalu belanja di gramedia online dari Tokyo, minta dikirim ke rumah di Jakarta, lalu tinggal aku bawa waktu pulang. Waktu itu aku masih “kaya” dalam arti masih punya budget banyak untuk buku, punya waktu banyak untuk membaca dan memilih buku meskipun lewat online. Sering browsing di suratkabar online, sehingga tahu juga ada buku baru apa saja yang baru terbit. Tapi sekarang? sulitlah!

Jadi meskipun aku berada di Jakarta, akhirnya aku coba untuk belanja buku online. Karena kebetulan buku-buku yang aku cari adalah buku lama dan tidak ada di gramedia online, terpaksa aku cari toko buku online yang lain. Ada dua yang saya coba pakai, yaitu http://khatulistiwa.net dan http://bearbookstore.com. Padahal sebelumnya aku sempat mendaftar di sebuah situs online bernama Amartapura, karena tertarik situs itu menjual juga buku bekas/langka. Padahal setelah aku mendaftar, ternyata buku langka itu tidak ada stocknya hihihi.

Ok aku tidak mau menyebutkan apakah layanannya bagus atau tidak. Nanti aku terkena kasus seperti Prita lagi hihihi. But, pengalaman belanja online di situs belanja buku online di Indonesia memang membutuhkan kesabaran yang besar, yang tidak akan terjadi jika kamu membeli di situs belanja online besar macam amazon. co.jp.

Pertama, stock buku jarang diupdate. Sehingga meskipun di web dikatakan ada stocknya, pada kenyataannya tidak ada. Dari 9 buku yang saya sudah pesan di situs X, ternyata hanya ada 4 buku, dan itu diberitahukannya pada saat barang diantar. Well, OK lah, karena servicenya cukup bagus, biarpun 4 buku, mereka tetap mengantar sehari setelah pemesanan. Tapi berarti aku harus cari lagi 5 buku yang tidak ada itu kan? Dan itu butuh waktu lagi untuk browsing, padahal tujuan belanja online sejatinya untuk menyingkat waktu!

Di situs yang lainnya lebih parah. Dari 5 buku yang aku pesan pertama, tidak ada semua! dan itu diberitahukan lewat email DUA hari setelah pemesanan. Padahal juga sudah aku melakukan pemesanan kedua sehari setelah pemesanan pertama, yaitu 8 buku (selain yang 5 tadi loh) dan alhasil…. hanya ada SATU buku yang bisa diantarkan 2 hari setelah pemesanan kedua, dengan alasan buku yang lain masih ada di gudang, dan baru bisa diantarkan 5 hari lagi (memang ada hari sabtu/minggu/libur diantaranya)…. tapi aku kan sudah di Tokyo kalo begitu… Dan perlu diketahui 8+5 buku yang aku pesan itu semuanya berstatus “tersedia” loh! (Dan rasanya tidak mungkin dalam saat bersamaan ada yang pesan buku yang sama…. )

Amat KECEWA dengan pelayanan situs belanja online di Indonesia. Memang tidak bisa dibandingkan dengan pelayanan di Jepang misalnya. Tapi kalau tidak dibenahi, percuma dong punya website keren-keren tapi mental pelayanannya tidak mendukung. Dan aku juga jadi teringat bahwa aku juga tidak boleh mempercayai informasi tentang toko misalnya di website tanpa MENELEPON langsung. Karena dua kali kejadian aku tidak bisa pergi ke toko tersebut, karena info di website tidak lengkap (i.e. tokonya pindah). Not up-to-date deh intinya. Jadi perlu cek dan ricek deh.

Well, buku yang aku cari memang agak sulit, meskipun tidak semua buku lama. Buku aneh? mungkin bisa dikatakan begitu. Makanya aku senang sekali waktu Bro Neo mengirim sms sebelum acara Kopdar, isinya…”Mau dibawain apa dari Pare-pare? Kebetulan aku di Gramedia nih”. Langsung tanpa malu-malu aku bilang, “Kalau ada Bukan Pasar Malam dan Anak Bajang Menggiring Angin…mau dong dibeliin”. Akhirnya Bukan Pasar Malam (PAT) yang dibelikan Bro Neo di Gramedia Pare-pare sekarang ada di tanganku. Terima kasih loh Bro (dan aku tahu Bro juga terus mencarikan Anak Bajangnya setelah itu… terima kasih untuk waktunya)

Buku (dan CD) memang harus dibeli waktu diterbitkan! Jangan menunda-nunda (kecuali emang ngga ada duitnya)… Menyesal belakangan harus ditanggung sendiri.

Jadi inilah hasil panen aku selama liburan di Indonesia selama sebulan kemarin. Hasil belanja online + belanja di saat terakhir di Aksara, Citos bersama Yoga + hadiah buku dari Krismariana berjudul Jakarta 1950-an.

Masalahnya sekarang adalah … kapan bacanya ya? hihihi

(Catatan: Bukunya Alan Greenspan itu dari papa, katanya untuk Gen …rasain! hihihi baca deh buku setebel itu **grin**. Buku Rara Mendut itu sudah dibeli sejak Februari lalu, dan selalu “terpaksa ditinggal” karena koper sudah berat. Kali ini pun dia harus menjadi penghuni lemariku di Jakarta. Filosofi Kopi aku sudah baca, tapi karena buku pinjaman jadi aku ingin punya juga… beli deh. )