Waktu aku mendengar nama Pasir Mukti memang terlintas di benakku nama pemusik Hari Moekti sih. Tapi kelihatannya tidak ada hubungan apa-apa antara nama tempat ini dengannya. Bahkan setelah kucari infonya di website, aku mengetahui bahwa yang mempunyai tempat ini adalah orang Manado, sehingga tidak heran nama Restoran dan makanannya khas Manado.
Nama ini kuperoleh dari saudaraku yang suka memancing. Katanya dibanding tempat lain, Pasir Mukti lebih indah pemandangannya. Aku memang mencari tempat pemancingan di Jakarta, karena aku menjanjikan anak-anak untuk pergi memancing. Mumpung ada waktu (hari biasa meskipun puasa), ada supir(untung supirku tidak puasa karena sama-sama katolik), ada mobil, ada Lia juga yang mau menemani, jadi meskipun sepupu Riku dan Kai tidak bisa ikut, aku menetapkan untuk pergi mancing di Pasir Mukti, tanggal 1 Agustus 2013. Malam sebelumnya aku sempat menyapa Krismariana kalau-kalau mau ikut bersama kami. Dan Kris menyetujui ikut.
Kami berangkat sudah agak siang. Untung Lia ikut karena Pak Indra yang menyetir tidak biasa naik jalan tol jadi hampir salah masuk tol. Dan karena sudah siang juga aku khawatir soal makan siang. Masak musti nunggu dapat ikan dulu baru makan. Iya kalau dapat. Jadi aku masih menyempatkan beli BK di rest area. Lucu juga ada rasa rendang, jadi coba deh. Ternyata rendang emang paling cocok makan dengan nasi 😀 No way deh Burger Rendangnya 😀
Dengan berbekal peta yang kami dapat di website Pasir Mukti, kami melewati jalan yang…. rusak dan dipenuhi dengan sepeda motor. Cukup jauh juga sesudah keluar dari tol Citeureup-Cibinong, kami akhirnya sampai ke komplek PasirMukti. Harus berhati-hati karena papan masuknya tidak begitu kelihatan, sehingga kami hampir kelewatan. Masuk membayar Rp 10.000 per orang dan kami langsung ke tempat pemancingan.
Kami menyewa alat pancing dan membeli umpan di tempat pemancingan. Lalu dengan tidak sabar Riku dan Kai menuju kolam ikan gurame dan ikan bawal yang berbeda. Untung Bapak Indra yang membawakan mobil kami ahli memancing, jadi aku menyerahkan soal memancing pada pak Indra untuk membantu anak-anak. Lumayan juga Riku bisa memancing beberapa ikan, dan setiap pak Indra berhasil memancing ikan, Kai mengaku bahwa dia yang memancingnya 😀
Tapi karena kami datang pada bulan Puasa, jam 4:30 kami sudah harus bersiap untuk pulang, dan menimbang ikan-ikan yang kami tangkap untuk membayarnya. Semua fasilitas di situ tutup jam 5, sehingga kami terpaksa pulang sebelum jam buka. Dan benar saja kami terjebak macet sepanjang jalan ke rumah. Tapi setelah sampai ke rumah, aku langsung membersihkan satu ikan gurame dan menggorengnya untuk makan malam kami. Yummy!
Selain tempat pemancingan, Pasir Mukti juga punya banyak tempat kegiatan seperti menanam padi, naik kerbau dsb. Tapi memang kami hanya bermaksud untuk memancing dan sudah kesiangan sehingga tidak bisa berkeliling melihat tempat yang lain. Tempat ini cukup nyaman untuk memancing, terlepas dari akses yang kurang bagus untuk menuju tempat ini, Pasir Mukti merupakan pilihan yang baik untuk memancing bagi anak-anak dan yang amatir seperti aku 😀