Pancasila dan Buntut Bersambung

13 Mar

Aku tidak tahu apa mainan anak sekarang. Yang pasti dulu waktu aku kecil ada permainan “Pancasila”. Pancasila ada lima… lalu masing-masing peserta mengeluarkan tangan (jarinya) yang kemudian dihitung sesuai alfabet. Jadi kalau jumlah jari ada 12 berarti “L”. Kemudian di kertas kami menuliskan nama-nama yang berawalan L dengan perjanjian kategori dalam 5 kolom.

Nama buah, Nama orang, Nama binatang, Nama Jalan, Nama Kota  Jumlah
Lemon            Lina                   Lipan                      Limau            Lima                 50

Satu kategori nilainya 10, sehingga kalau benar semua mendapat jumlah 50. Kalau ada dua orang yang menulis sama berarti harus berbagi, dan nilainya menjadi 5. Jadi kami sedapat mungkin mencari kata-kata yang aneh dan sedikit kemungkinannya  ditulis orang lain. Ini melatih perbendaharaan kata/pengetahuan umum kami. Aku berharap masih ada anak-anak yang memainkan “Pancasila” ini….

Nah, kalau di Jepang, kami sering memainkan “Shiritori” yang arti harafiahnya “ambil pant*t”. Diawali dengan kata apa saja, lalu kami meneruskan dengan suku kata yang paling belakang. Misalnya sa-ka-na (ikan), diambil na -nya dan lanjutkan dengan kata berawalan na, misalnya na-be (panci) —-> be-ro (lidah) —> rou-so-ku (lilin) dan seterusnya. Tapi tidak boleh dilanjutkan dengan kata yang berakhir dengan “n” karena tentu saja tidak ada kata berawalan n. Mati deh….

Permainan ini juga merangsang otak menemukan kata-kata baru dalam waktu cepat. Sudah sejak Riku berumur 4 tahun kami membiasakan bermain shiritori ini di mana saja. Kadang sebelum tidur, kadang di mobil dalam kemacetan, atau sambil nunggu giliran di dokter dll.

Tapi pikir punya pikir, orang Indonesia kan juga sering menyanyikan lagu “sedang apa….sekarang” dan dicari kelanjutan kata yang disebutkan sebelumnya…. sedang makan…makan apa? makan nasi…. nasi apa? dst dst. Masih pada menyanyikan lagu ini ngga sih? apa sudah terlalu jadul? hihihi

Permainan yang tanpa menggunakan alat, murah meriah dan memakai otak seperti Pancasila dan Buntut Bersambung (Shiritori) ini semestinya dilestarikan dan dimainkan. Bagaimana menurut teman-teman? Ada lagi permainan tanpa alat dan mendidik seperti ini?

17 Replies to “Pancasila dan Buntut Bersambung

  1. lagu sedang apa sekarang masih diinyayikan anak saya, tapi paling sering dia nyanyi lagu tepuk, tepuk sepeda, tepuk mandi, walah malah bingung saya ndengernya… 😀
    .-= suryaden´s last blog ..is this love =-.

  2. Iya, kepikiran juga, apa lagu semacam permainan…. sedang apa…masih digunakan untuk permainan anak TK dan SD ya?

    Dulu, jika bulan purnama, sering ada permainan yang dilakukan dengan lagu-lagu….anak-anak saling berpegangan tangan sambil berdiri melingkar. Namun…saat itu belum ada TV..lha sekarang acara di TV berjibun, apalagi jika langganan TV kabel, tinggal pilih…juga Mal ada dimana-mana…belum permainan elektronik.

    Namun permainan kata seperti artikel Imel ini, membuat anak kreatif dan memaksa otak berpikir..namun masih terasa bermain sehingga mengasyikkan.
    .-= edratna´s last blog ..Kacamata =-.

  3. Shiratori asik euy. Aku juga sering main, walau lewat chatting hehehe.

    Di Indo waktu kecil juga udah main shiratori. Ada lagu yang selalu ku ingat waktu kecil, begini bunyinya.

    Ekor kuda, dari mana, nanti saja, jangan lupa, padi sentra, trasi gosong, songgo langit, ngetan kulon, londo edan, dandang ireng, rengga renggi, nggiling asem, semar mendem, ndemek silet, tletong sapi, pisang goreng.. dst xD
    .-= Dewa Bantal´s last blog ..Nasib Seorang MukaBantal #1 =-.

  4. “do-mi-ka-do-mi-ka-do-es-ka-es-ka-do….”

    “di atas ada bulan ayo lan…”

    Yg kumainkan dgn Ping anakku sambil berbalas tepuk… Ini juga salah satu permainan kata di masa kecilku dulu…

  5. mbak Imel…bunda yang sering keliling kampung….kok jarang ada lagi anak anak bernyayi lagu lagu seperti Sedang apa….dan tebak2an kata untuk memperbanyak kata.. mereka cenderung suka bola…main game dan yang perempuan nonton TV kali ya…
    tapi akhir2 ini kita gerakkan lagi permainan Dolanan anak…untuk mereka sebagai ajang bermain dan saling menghargai antar teman.

  6. EM …
    Saya dulu (waktu SD kalau tidak salah …) … senang sekali main Panca Sila …

    Dan kita akan berkerut-kerut kalau huruf yang muncul adalah huruf Q … X … Z dan sebagainya …

    Tapi ini asik …

    Salam saya
    .-= nh18´s last blog ..PACKAGING LIES =-.

  7. aku masih ingat tuh mbak… mainan waktu SD… ya aku mood-moodan sih mainnya. kalau mood ku baik, ya banyaaak kata2 yang keinget… kalau kagak?? ya dihukum.

  8. Nechan… tau gak, barusan sebelum komen ini, aku tanya sama Satira nama permainan jenis ini. Soalnya aku sering melihatnya main beginian dengan teman-temannya di rumah. Katanya, namanya adalah permainan SOBYUNG, gak ngerti apa arti harfiahnya… 😀

  9. Dulu aku juga memainkan permainan ini. Saat kita mengacungkan jari, kita berseru bersamaan: SOBYUNG!
    artinya? nggak tahu juga hehehe..cuma dulu sih nggak dicatet tuh, langsung diucapkan aja…
    .-= nanaharmanto´s last blog ..Dan Dia Kembali =-.

  10. Permainan seperti itu bisa untuk ide menulis artikel kan, jeng.
    Misalnya ambil sebuah kata dari buku Pancaila halaman 23, baris ke 5 dari atas.
    Nah dengan kata itu kita bisa menulis artikel sepanjang 238 kata.
    Salam hangat dari Surabaya

  11. anak2 saya masih main koq mbak EM. Tapi beda versi sedikit kalau dulu pakai nilai mereka ini ga pakaii nilai. Terkadang saya dan istri ikutan main kalau pas mainnya di mobil. Asik banget deh rasanya apalagi kalau pas macet2nya…jadi ga terasa.

    Beberapa hari belakangan ini anak2 main petak umpet di rumah. Well…sudah lama banget ga lihat anak2 main itu. Meskipun rumah jadi berantakan, tapi saya senang mereka bisa bermain tanpa gadget lagi. Secara saya sengaja ga mau memperbaiki console PS2 yg sedang rusak karena mendekati musim ujian. Ga ada gadget, namanya anak2 malah buat permainan tanpa gadget deh….hehehehe

    btw ada peer tuh dari saya….ini link nya http://sentilan.blogspot.com/2013/03/favorit-sitcom-games.html kalau lupa….mohon dikerjakan kalau sempat ya mbak EM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *