Aku sebetulnya tidak mau tulis KLATEN seperti itu karena mengingatkan pada perbuatan orang Indonesia yang tidak menghargai tempat wisata di Jepang. Waktu itu ramai kejadian ada tulisan KLA X Indonesia di rute gunung Fuji. Pas saat itu aku berada di Indonesia sehingga tidak tahu bagaimana akhir kejadian itu.
Perjalanan dengan kereta dari Surabaya akhirnya mengharuskan kami turun di Klaten. Ya, aku memang mempunyai tujuan khusus mampir ke Klaten dulu sebelum ke Jogja. Inginnya sih mampir ke Solo juga, tapi… nanti saja lain kali. Di Klaten aku ingin mengunjungi DUA tempat, yang pertama adalah rumah mertua dari adik perempuanku yang akrab kami panggil Yang Ti dan Yang Kung serta rumah ibunya Donny Verdian (yang sudah kutulis di sini).
Seperti yang kutuliskan di sini, begitu mendekati stasiun Klaten, petugas cleaning yang kuminta carikan porter mendatangi kursi kami dan menurunkan barang-barang kami. Loh… kupikir dia akan turun panggil porter, tapi katanya, “Stasiun kecil bu, tidak ada porter, biar saya bawakan saja” Wah, untung saja. Jadi dia menurunkan bawaanku, lalu membawakan sampai pintu keluar. Aku sempat berkata padanya untuk turunkan saja dari kereta ke peron, nanti aku sedikit-sedikit bisa bawa. Eh dia bawa sampai pintu stasiun. Soalnya aku kasian kan kalau dia ditinggal kereta :D:D 😀
Sesampai di pintu stasiun, sudah ada YangTi menunggu. Barang-barang langsung dimasukkan mobil, sedangkan Riku dan Kai disuruh naik BECAK! hahaha, senang lah mereka bisa naik becak.
Kami memang sampai duluan di rumah, tapi YangTi bilang abang becaknya kenalan jadi tidak perlu khawatir.
Kami diantar berkeliling rumah, melihat ayam dan ikan yang dipelihara. Anak-anak langsung memancing ikan di empang, lalu digoreng menjadi lauk kami selain ayam peliharaan. Jikyu jisoku 自給自足 berdikari menyediakan semua keperluan sendiri 😀 Dan YangTi juga sempat menggorengkan sukun dari pohon sendiri! duh Sukun kesukaanku! Kapan lagi bisa makan gorengan sukun panas-panas!
Sambil menunggu dijemput Atachan, aku sempat tidur siang. Saat itu YangTi pergi ke acara di gereja, sedangkan YangKung menunggu di rumah. Aku sempat bercakap-cakap dengan YangKung sambil menikmati teh panas manis dan buah-buahan. Itu adalah pertemuan aku dengan YangKung yang terakhir karena beliau meninggal sekitar 4 bulan yang lalu. Aku bersyukur mengikuti perasaanku untuk turun di Klaten dan bertemu YangTi dan YangKung, ditambah lagi dengan kunjungan ke rumah ibunya Donny Verdian. Klaten kemudian kutinggalkan untuk kemudian menuju ke Yogyakarta dengan mobilnya Atachan.
Yogyakarta I’m coming!
Catatan perjalanan mudik summer 2014