Sekolah Minggu

14 Des

Memang sekolahnya hanya pada hari Minggu makanya disebut Sekolah Minggu. Tapi biasanya istilah ini langsung dimengerti oleh orang Indonesia sebagai waktu untuk “belajar” agama di gereja, karena umat Kristen pergi ke gereja pada hari Minggu.

Aku terdaftar sebagai umat katolik di paroki (wilayah) Kichijouji, Tokyo. Paroki Kichijouji konon adalah paroki kedua terbesar di Tokyo. Sejak 2 tahun lalu aku menyertakan Riku pada Sekolah Minggu di sini, karena dia harus belajar dulu untuk komuni pertama kelas 5. Kai baru ikut April lalu seiring masuknya dia ke SD.

Ada banyak kegiatan yang sudah terprogram, dan hari ini mereka menyelesaikan kegiatan sebelum masuk libur akhir tahun serta merayakan natal bersama. Pagi-pagi jam 5 pagi aku sudah bangun untuk menggoreng ayam, karena aku menjanjikan membawa ayam goreng untuk 20 orang leader (istilah untuk kakak pengajarnya).

Setelah misa jam 9 (misa anak-anak memang selalu jam 9), kami berkumpul di hall dan menonton sandiwara dari anak-anak sekolah minggu yang dibagi jadi dua grup. Riku dan Kai masuk grup A, dan tampil pertama. Karena minggu lalu Riku ikut test tryout dan tidak ke gereja, dia baru datang latihan kemarin (Sabtu) dan dicadangkan bermain drama sebagai Yosef. Ternyata anak yang seharusnya menjadi Yosef tidak datang, sehingga benar Riku harus bermain sebagai Yosef. Untung saja dia hafal apa yang harus diucapkan (pagi tadi dia belum hafal sehingga tulis di kertas kecil)

Riku sebagai Yosef dalam drama Natal di Sekolah Minggu

Kai hanya ikut bernyanyi saja, tapi mereka menyanyikan satu lagu yang disertai bahasa isyarat. Kai sejak pagi mengatakan tidak mau ikut pentas karena tidak bisa bahasa isyaratnya, jadi aku bilang, Kai di belakang saja…. Eh ternyata dia benar-benar di belakang, sampai aku saja tidak melihat dia 😀

Nah, yang jadi masalah apakah Riku yang berperan sebagai Yosef bisa melakukan bahasa isyarat? Karena Yosef posisinya paling depan. Jadi aku ikut deg-degan apakah Riku bisa mengucapkan part bagiannya dan apakah bisa berbahasa isyarat. Eh Ternyata bisa loh, dia juga hafal apa saja yang harus dikatakan selaku Yosef. Kalau aku, hmmm pasti aku seperti Kai, tidak mau tampil di panggung hehehe.

Acara sandiwara anak-anak dilanjutkan dengan lagu yang dibawakan oleh pastor Ardy, pastor paroki Kichijouji, yang kebetulan berasal dari Indonesia. Ternyata pastor Ardy akan menyanyi sebuah lagu dari sekolah minggu di Indonesia, dan aku tahu lagunya. Dari jauh pastor sudah memberi isyarat supaya aku ikut menyanyi 😀

Riku dan kai di depan YOSE (tempat pertunjukan rakugo) di Shinjuku

Sayang aku tidak bisa mengikuti acara penutupan yaitu pembagian hadiah dari Santa Claus, karena aku ada rapat di tempat lain. Buru-buru pergi, sambil meninggalkan pesan bahwa anak-anak pulang sendiri ke rumah. Gen memang kurang enak badan sehingga beristirahat di rumah. Baru setelah anak-anak kembali ternyata Gen mengajak mereka menonton rakugo (permainan kata-kata oleh satu orang) di Shinjuku. Aku kemudian bergabung dengan mereka setelah selesai rapat dan kami pulang sama-sama. Hari Minggu yang melelahkan dan kalau dipikir-pikir hari ini memang merupakan Minggu yang sibuk.