Pertama dan Terakhir RK

2 Des

Hari Sabtu kemarin, aku pergi ke acara kesenian di SD nya Riku dan Kai. Hari itu Gen kerja sehingga aku harus pergi sendiri…. dan aku lupa menaruh program acara sehingga aku tidak tahu Kai tampil yang keberapa. Soalnya acaranya dimulai pukul 8:50, dan karena Kai kelas 1 ada kemungkinan dia tampil pertama….. Sedangkan Riku aku tahu pasti tampil terakhir, karena memang biasanya kelas 6, sebagai kelas yang terbesar akan tampil paling akhir.

Jadi deh pukul 8:50 aku sudah di depan aula SD, tak lupa membawa slipper karena harus ganti sepatu dengan slipper (sepatu kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibawa masuk). Aku isi absen dulu di daftar kelas 6 dan kelas 1, kemudian cepat-cepat masuk karena acara akan dimulai. Ya, acara-acara di SD TIDAK PERNAH sama sekali terlambat ngaret! dan kami memang harus cepat masuk karena ruangan gelap gulita.

Tampilan pertama dari kelas 2. BAGUS! Ceritanya juga menarik. Lihat tuh jam di dinding, dimulai teng jam 8:50 dengan lagu pembukaan dan langsung tampilan kelas 2. Tanpa ba bi bu deh. Pidato kepala sekolah setelah acara ke dua

Karena sulit mencari kursi kosong, aku akhirnya berdiri di samping kiri. Tampilan dari kelas 2 tentang anak kucing. Cerita menarik sekali. Anak kucing itu merasa kesepian karena orang tuanya sibuk terus. Tak pernah mengajak bermain. Sampai suatu waktu ada ONI (setan) yang datang ke taman dekat rumahnya dan mengajak anak kucing itu bermain. Bermain terus, sehingga anak kucing itu selalu gembira jika melihat si Oni ini datang. Bisa seharian dia bermain terus.

Suatu hari Oni ini mengajak anak kucing ini pergi jauh, ke rumahnya. Ya, Oni sebetulnya menculik anak kucing untuk meminta tebusan pada orang tua kucing. Anak kucing itu meskipun tahu bahwa dia diculik, dia tetap senang… karena bisa bersama si Oni terus. Padahal Oni tidak mau bermain dan mau menulis surat minta tebusan kepada orang tua kucing…. tapi diminta bermain terus, terus dan terus…. Akhirnya si Oni menulis surat begini, “Orang tua anak kucing… TOLONG jemput anak Anda di sini. Saya mau mati karena dia minta saya bermain terus. TOLONG ~~~~ ” hahaha bukannya minta tebusan justru minta supaya anak kucing itu dijemput pulang saja. Cerita yang menarik dengan pendramaan yang menarik. Lagu-lagunya bagus!

Kai menjadi Ayah Gagak dan Riku membawa penjelasan drama kelas 6

Setelah kelas 2, kelas 4, baru setelah itu kelas 1. Kelasnya Kai! Mereka membawakan cerita Karasu no Panya san 烏のパン屋さん Toko Roti Burung Gagak. Kai mendapat peran menjadi bapak Gagak. Ceritanya satu pasang Gagak yang mempunyai usaha toko roti. Tokonya terkenal enak. Kemudian lahir 4 anak. Karena sibuk mengurus anak, bapak dan ibu Gagak terlalu sibuk dan tidak bisa melayani pembeli. Rotinya juga menjadi tidak enak, pembeli berkurang. Di sini Kai harus berkata: “Terima kasih sudah membeli roti kami” dan “Ya, ya sebentar lagi matang” sambil ditarik-tarik kakinya oleh anak-anak Gagak.

Kai sebetulnya penakut,  okubyou 臆病 dia sudah lama tidak senang setiap ada latihan drama. Dia yakin dia tidak bisa. Untung saja sampai hari H nya dia tidak “ngambek” mogok ke sekolah. Dan… ah aku bangga melihat anakku bermain  drama. Suaranya lantang dan gayanya juga cool!

Secara keseluruhan cerita-cerita yang ditampilkan murid-murid SD ini bagus-bagus. Sering aku harus menyeka airmata haru menikmati permainan mereka. Dan semuanya dilakukan oleh mereka sendiri! Guru-guru hanya membantu bagian musik atau melihat keseluruhan. Bahkan Riku dan teman-teman, sebagai murid kelas 6 harus membantu pemindahan alat-alat, membuka dan menutup layar. Bagian lighting (jadi ingat aku dulu waktu SMP juga bagian lighting) juga dilakukan oleh murid kelas 6. Musiknya booooo…. sebagian live oleh murid-murid kelas yang tampil! Ada cerita kelas 5 yang spooky menceritakan hantu tapi mengharukan, dan terlihat ini merupakan kreasi anak-anak sendiri.  Aku salut pada pendidikan di SD ini.

Riku bantu-bantu pindah peralatan panggung

Kelas 6, kelasnya Riku bagaimana? Hmmm ceritanya memang agak… ngalor ngidul. Ceritanya adalah bagaimana mereka merancang sandiwara untuk pentas seni. Jadi ya mulai dari persiapan dsb dsb ditampilkan dengan gerak lagu campur komedi. Sandiwaranya berjudul Shirayukinderela, campuran putri salju dan cinderella. Inti ceritanya cuma “suatu kegiatan bersama tidak hanya tergantung pada satu tokoh, tapi semua. Bahkan yang dipikir sama sekali tidak berperan pun sebetulnya punya peran”. Riku sendiri di sini hanya tampil di awal dan bagian akhir waktu menyanyi bersama. Tapi yang lucu dari cerita kelas 6 ini, yaitu ada seorang teman Riku, laki-laki yang memang seorang talent (aktor TV) yang berperan sebagai putri Shirayukinderela. Duh anak itu memang bakat sih ya, jadi bisa memancing penonton untuk tertawa.

teman laki-laki Riku yang memang aktor, memerankan Shirayukinderella

Pentas seni ini berupa drama begini hanya diadakan 3 tahun sekali karena memang menguras tenaga, bergantian bentuk dengan pameran seni rupa dan musik. Dan tahun ini merupakan pertunjukan drama yang pertama untuk Kai dan terakhir untuk Riku di SD. Well done boys!

Lucu sekali melihat anak-anak yang masih “maksa” menampilkan wajahnya di bawah layar yang menutup setelah pertunjukan. Kami orang tua yang anaknya tampil, bisa duduk di depan panggung di atas matras yang disediakan supaya jelas melihat dan memotretnya. Tapi aku tidak bawa kamera jadi harus puas dengan foto-foto dari iphoneku saja