Rasa itu tetap ada -5-

20 Mei

Melanjutkan seri tentang makanan atau rasa-rasa jadul yang tetap bisa dirasakan pada saat ini, maka pada hari ini aku ingin menulis sedikit tentang sebuah makanan yang terbuat dari telur.

Kalau di tulisan dulu, aku mencoba masak Oliebollen, roti goreng karena dulu mama sering buat, kali ini aku mencoba membuat “Telur Isi” yang namanya “Deviled Egg”. Secara tidak sengaja aku menemukan masakan kesukaanku itu, waktu ibu S. Mara Gd menulis tips masakan di FB nya. Waaah aku langsung girang, karena memang sudah lama aku mencari-cari namanya. Deviled Egg ini dalam bahasa Belanda disebut gevuld ei , dan dulu pernah mama buat waktu aku masih SD. Begitu enaknya sampai sekarangpun aku masih ingat rasanya. Tapi setelah saat itu, mama tidak pernah buat lagi. Mungkin karena merepotkan harus merebus dan menghias telur itu satu per satu. Apalagi kalau ada pesta di rumah kami, jumlah tamunya tidak tanggung-tanggung sih hehehe.

Kali ini aku hanya mencoba buat dengan 4 butir telur saja. Rebus telur sampai matang. Supaya kulit telur mudah dikupas, langsung masukkan telur rebus panas ke dalam air dingin. Pasti deh mudah dikupas. Setelah dikupas, potong menjadi dua dan ambil kuning telurnya saja. Kalau ada waktu putih telur yang sudah kosong itu bisa dibuat zigzag dengan pisau.

Kuning telur kemudian dicampur dengan mayoneise, mustard sedikit dan keju parut. Dulu mama memasukkan peterseli, tapi karena tidak ada, aku pakai basil dressing sedikit. Menurut ibu Mara, bisa juga dimasukkan irisan ketimun kecil atau apasaja untuk menimbulkan rasa “krenyes-krenyes”. Tapi setahuku dulu mama tidak memasukkan acar-acaran. Adonan kuning telur yang sudah dicampur itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam putih telur. Dan sudah, selesai. Begitu saja 😀

Deviled Egg ini cocok untuk appetizer atau teman minum wine/bir juga, menemani bermacam crakers yang dihias dengan keju, caviar, tomat, olive dll. Tidak susah dibuat, hanya sedikit merepotkan hehehe. Tapi yang pasti rasanya enak! (Cuma hati-hati kolesterolnya naik loh hihihi).

Nostalgia dengan masakan mama berpuluh tahun yang lalu, Deviled Egg. Minggu 20 Mei 2012

 

30 Replies to “Rasa itu tetap ada -5-

  1. klo penampakannya cantik gitu, apa tega makannya ya 😀
    maulah mbak kirim seporsi ke sini, blom makan nih hehhe

    Loh kok komentar kamu sama dengan Gen, dia bilang “terlalau cantik untuk dimakan” hahaha
    Kalo seporsi, besok kamu bisa bintitan loh. Cuma boleh dua biji max 😀

  2. kok tampilan cantik gini punya nama yg serem,
    sama juga impresi pertama aku waktu baca Ayam kodok di Badai Pasti Berlalu, penasaran dgn rasa Dan rupa
    baru taunya beberapa minggu lalu bawaan calon pengantin pria ke Rumah ipar,
    rupanya Ayam isi,
    itu makanan Belanda juga ya? Kesannya ribet. banget buatnya

  3. Tidak terbayang dengan banyaknya aktivitas jeng EM masih tetap menampilkan masakan cantik. Yah rasa itu tetap ada, ditambah bumbu kasih mama. Salam

  4. Sederhana juga ya Imelda san cara bikinnya.
    bagi saya yang penggemar telor langsung tertarik buat bikinnnya..
    😀

    Terima kasih buat tipsnya

  5. saya kok biasanya buat kuning telur dicampur sama saos thousand island..trus ditaruh di atas roti tawar. … kalo yang ini belum tahu…kayaknya enak banget ya…

  6. kemarin sempat lihat fotonya di FB, aku langsung cari cara buatnya. itu telurnya merahnya dimasukkan keplastik seperti buat kue semprit ya kak?

  7. Ini penganan nostalgia ya EM …
    saya bisa merasakan …
    kamu pasti masaknya sambil mengingat-ingat Mama …

    Jangan sedih ya EM

    Salam saya EM

  8. betul Mel – spy ‘aman’ sebaiknya memang utk isinya dicampur sayuran dan daging cincang plus keju (lhoh – malah makin parah) – hehe engga deh, campur aja dgn wortel atau buncis yg dipotong kecil – enak banget ngeliatnya – jadi pengen nyoba bikin

  9. pernah lihat makanan ini.. aku juga gak tahu namanya.. baru tahu skrg deh.. hehehehe.. tapi gak pernah makan.. soalnya kuningnya itu buat neg aku lihatnya ~_~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *