Santa + Minggu yang Sibuk

25 Nov

Minggu ini amat sibuk. Padahal hari Rabu tanggal 23 November ada hari libur loh. Ya, hari libur untuk menghargai buruh, kinrou kansha no hi 勤労感謝の日. Jadi semua libur. Tapi aku sudah mengayuh sepedaku pagi-pagi jam 7 pagi menuju Tsutaya, toko rental DVD. Kami harus mengembalikan DVD Pirates of Caribbean yang kami pinjam. Setelah memasukkan DVD itu ke dalam deposit box yang terdapat di depan toko, aku pulang. Hari itu kami tidak pergi ke mana-mana, benar-benar dara-dara (santai-santai) di rumah saja.

Eh, hari Kamisnya, pagi-pagi lagi, aku harus keluar rumah dalam dingin ke toko kombini (Circle K) dekat rumah untuk belanja buah! Jadi ceritanya si Riku harus membawa buah-buahan sebagai bahan menggambar. Aku memang tahu, tapi kapannya itu akan diberitahu kemudian oleh senseinya. Dasar Riku dia lupa memberitahukan aku sampai hari H nya. Untung toko kombini biasanya menjual jeruk atau pisang. Jadi deh mamanya pontang-panting cari buah sebelum dia berangkat ke sekolah. Kurasa yang seperti ini termasuk juga dalam “desk job”nya emak-emak!

Ternyata hari Jumat, hari ini berulang lagi deh kejadian pontang-panting di pagi hari. Bukan membeli sesuatu tapi membawakan kunci rumahnya Riku yang tertinggal di rumah. Setiap Kamis dan Jumat Riku harus masuk rumah sendiri sesudah pulang sekolah karena aku bekerja dan tidak bisa sampai di rumah waktu dia pulang. Jadi deh aku cepat-cepat mengantarkan kunci itu ke SD nya Riku sebelum mengantar Kai ke TK. Pagi-pagi udah buru-buru deh.

Sesudah selesai mengajar aku berbelanja di Kichijoji. Aku suka belanja daging di toko daging yang berada di situ karena murah. Nah hari ini aku baru sadar mengenai satu hal. Jadi kalau kami membeli daging/ayam kami menyebutkan jumlah gram yang diinginkan lalu dibungkuskan oleh petugas. Nah setelah daging itu dimasukkan ke plastik, mereka pasti membungkusnya lagi dengan kertas. Tadi itu ada ibu yang tiba-tiba berkata, tidak usah pakai kertas. Kupikir itu karena dia mau cepat-cepat saja. Tapi….. aku jadi berpikir juga, untuk apa fungsinya dibungkus kertas lagi, toh sudah dalam plastik. Kan bisa saja tempelkan harga di atas plastik. Hmmm…. jadi waktu giliranku, aku tanya pada petugas, kenapa sih musti dibungkus kertas lagi? Lalu jawabnya: “Ya supaya tangan pembeli tidak kotor”. Memang kadang plastik saja tidak menjamin tidak bocor. Jika bocor maka darah/cairan akan mengotori tas/ tangan pembeli. Dengan adanya kertas itu maka paling sedikit darah/cairan itu akan terserap dulu di kertas, sebelum mengotori tas/tangan pembeli. Hmmm satu lagi layanan penjualan ramah pasar Jepang, tapi belum tentu ramah lingkungan karena berarti menambah sampah kertas.

bungkusan plastik daging, masih dilapisi kertas lagi

Selesai belanja aku pulang naik bus, dan di dalam bus itu aku mendengar percakapan menarik dari dua anak SD berdiri dekatku :
“Santa Claus ada berapa orang ya? Kalau sakit gimana?”
” Pasti ada dua! Lalu bagi tugas negara ini Santa A yg itu Santa B. Kan ada 25 Negara!”
” Loh kan ada perbedaan waktu di setiap negara! Jadi sendiri juga bisa.”
geli juga mendengar pemikiran mereka tentang Santa Claus. Riku sendiri selalu bicara begini:
“Mama, Natal kali ini aku minta Santa Claus lego paket yang ini. Dari mama dan papa, lego paket yang ini…..”
Kemudian aku tanya
“Memangnya Riku percaya Santa Claus itu ada?”
“Eh? Kan Santa Claus itu orang tua kita sendiri”
“Kalau tau begitu, kenapa kok ada permintaan pada Santa Claus paket ini, dan mama papa paket ini? Itu kan berarti dua-duanya mama musti beli?”
“hehehehe” sambil tertawa culas. Duuuuuuuh “%#%$&%”&))’

Untung Kai masih belum mengerti soal Santa Claus, dan menggunakannya sebagai tameng minta hadiah yang banyak hihihi.

Ahhhh… aku juga mau minta hadiah pada Santa Claus ahhhhhh…. Apa ya? Rumah aja deh 😀

16 Replies to “Santa + Minggu yang Sibuk

  1. Hahahaaa… Riku emang pinter… bisa aja ngerjain Mamanya…
    harusnya Riku jangan jujur, bilang aja percaya bahwa Santa Clause itu ada, ntar mau nggak mau kan hadiahnya dua, Riku… *halah ngajarin nggak bener ini mah* lol..

    mbak, disana bungkusan daging rapih bener yaa… suka liatnya ^_^

  2. disini di beberapa supermarket juga ada yang dagingnya setelah masuk plastik, dibungkus kertas lagi mbak. tapi emang gak semua spmkt begitu. emang sih walaupun kesannya ngapain didobel2in bungkusnya ya tapi bener tuh biar tangan kita gak kotor. 😀

    hahaha lucu percakapan tentang santa clausnya… saya juga mau kalo bias minta kado ke sinterklas… huahahaha

  3. Sekalian olah raga ya Jeng EM pontang-panting bersepeda di.musim dingin, (menemani sang Santa yang super sibuk memenuhi hadiah bagi anak-anak hehe). Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga.

  4. ngomong-ngomong soal bungkusan daging, aku lalu ingat Yu Nem penjual sayur yang pernah kutulis di blogku http://blognyakrismariana.wordpress.com/2011/08/24/nostalgia-belanja/
    waktu itu, untuk bungkus daging, pakai daun jati. aku selalu terkesan dengan bungkus itu. kayaknya serba guna dan yang jelas tidak merusak lingkungan. entah kenapa ya aku masih berharap suatu saat nanti semua bungkus yang kita pakai tidak merusak lingkungan.

    riku lucu banget sih soal santa klaus hehehe.

    • iya betul, aku ingat dulu waktu kecil lihat bibi pulang dari pasar bawa bungkusan daging dengan daun jati, ikatnya dengan tali pelepah pisang
      daun jatinya itu lebar banget, kok sekarang nggak pernah lihat daun jati selebar itu

      masih ada seorang penjual ikan keliling di daerah tempat tinggalku yang masih membungkus pakai daun jati

      • di pasar juga masih ada yg ngasih bungkus daun jati, tapi itu tadi, tetep aja pembelinya minta ditaro di plastik kresek biar gampang ditenteng 😀

        aku sendiri sampai sekarang masih bingung gimanac ara terbaik membeli ikan/daging, agar tidak mengotori tangan 😀 selama ini sih klo krn ke pasar bareng suami, pasti dia bagian tenteng2 hehehe tapi klo giliran ke pasar sendiri, nah itu yg rempong, mesti dobel2 plastiknya biar ga kena tangan *ga ramah lingkungan blas ya hiks*

  5. 1. Hebatnya pelayan toko itu, memperhatikan benar kenyamanan pembeli.

    2. Anak2 memang harus kreatif agar dapat haiah banyak. Moga2 Bella nggak baca artikel ini agar tak minta yang aneh2.

    3. Jeng Imel suka sekali ya naik sepeda kayak orang Belanda. he he he he

    Salam hangat dari Surabaya

  6. bungkus kertasnya rapi banget… dan bagus malah kayak bungkus kado… kalau aku mah sayang aja mau pake sekali untuk dibuang hehehehe…

    Dulu aku juga percaya St. Claus loh… waktu masih keciill banget.. walau ngak dibiasakan nulis list hadiah yang kami mau, kami sering diceritain nenek, bahwa St. Claus akan datang bawa kado di malam Natal.. setelah sekolah paham sendiri bahwa St. Claus itu nggak ada.. tp seneng aja denger cerita ttg rusa2 terbang dan kereta saljunya… ding dong.. Ho ho ho ho…

  7. Iya mbak,, emang rasanya gak perlu diberi bungkus kertas lagi yak.. sayang aja gitu kertasnya..

    dan soal santa emang aku biasanya fikir apa anak2 itu beneran percaya ada santa? Lucu juga kalau difikir 😀

  8. Jobdesk nya emak-emak memang seperti itu…..karena anak-anak sering lupa, baru ingat jika waktunya mepet. Dan ini bikin pontang-pantting apalagi jika ingatnya baru pagi hari.
    Tapi..jika mereka sudah besar, kangen kesibukan yang heboh seperti ini.

  9. Aku mau komen soal kunci deh..
    Salah satu yang membuatku merasa beruntung tinggal di kampung Kweni adalah tingkat kekeluargaan yang masih terjaga dengan baik. Sebagai contoh, dalam kasus ketinggalan kunci. Jika salah seorang dari kami yang ketinggalan kunci, kami tinggal menitipkannya pada tetangga, sehingga tidak perlu kejar-kejaran mengantarkannya. Dan tentunya hal itu bisa terjadi jika tingkat kepercayaan kita pada tetangga sangat besar. Syukurnya, di Kweni saling percaya dan menjaga itu masih terasa kuat.. 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *