Ah, senangnya aku karena aku bisa bertemu dia tahun ini. Memang bukan “dia” nya mas NH18, meskipun aku memang ingin sekali bertemu dia. Belum jodoh sepertinya. Tapi tahun ini aku “jodoh” bertemu dengan dia-dia yang lain, dan sempat berfoto berdua dengan si dia. Kenalkan si dia yang kutemui.
Aku dan dia, Isnuansa a.k.a Nunik. Pertemuanku dengan mbak Nunik ini baru pertama kali meskipun sudah cukup lama aku mengikuti blognya. Nampaknya mbak Nunik sedang sibuk wara-wiri untuk perhelatan besar (dengar gosip).
Aku dan dia, Indah Juli empunya PendopoTatito. Kali ini adalah pertemuan kedua kami. Tahun lalu kami tidak bisa bertemu karena mbak Injul, demikian aku memanggilnya, sibuk dengan batitanya. Aku masih ingat pertama kali bertemu mbak Injul di Omah Sendok th 2009 dalam keadaan hamil. Dan selama ini mbak Injul sangat aktif menulis buku-buku untuk anak-anak. Aku iri benar dengan kegiatan mbak Injul ini. Hebat!
Aku dan dia, Mbak Monda Siregar. Mbak Monda adalah salah satu blogger yang harus kutemui tahun ini. Sebetulnya sebelum berangkat aku sudah memberitahu jadwal kedatanganku kepada mbak Monda, karena kami ingin mengatur kodpar yang agak lain, yaitu kunjungan ke Museum Harry Dharsono, yang pernah diulas oleh mbak Monda di sini. Tapi setelah bertukar informasi, kami akhirnya memutuskan tidak jadi, karena kami perlu mengumpulkan 15 nama dan harus menunggu jadwal dari HD sendiri. Apalagi sudah memasuki bulan puasa. Ribet deh. Mungkin tahun depan ya mbak.
Aku dan dia, Mas Necky Effendy pemilik blog Sentilan. Pertemuanku dengan Mas Necky ini yang kedua setelah pertemuan di Pasaraya hari Sabtu sebelumnya. Dan sebetulnya aku sempat minta sarannya tentang tempat pelaksanaan kopdar hari itu. Sayang sekali aku tak bisa bertemu dengan ke 3N, putra-putri mas Necky yang sering menjadi topik tulisannya. Padahal aku berharap menjadi model foto si mbak N loh hehehe.
Aku dan dia, Devi Yudhistira pemilik blog Belajar dari Anak-anak. Ini pertama kali aku bertemu mbak Devi, yang aku kagumi dari usahanya untuk belajar dari dan bersama anak-anak. Aku sudah bisa dipastikan tidak punya kesabaran seperti yang dipunyai mbak Devi. Seperti juga mbak Monda, mas Necky, pak Iksa, aku belum ada setahun berkenalan dengan mbak Devi ini, tapi seakan sudah banyak belajar dari dia.
Aku dan dia, Pak Iksa Menajang, penulis dua blog foto. Setiap bertandang ke blognya, aku merasa terhibur, dan tak jarang ngiler karena foto-foto yang hidup dan kebanyakan foto makanannya mengundang selera yang melihatnya. Karena pak Iksa tinggal sampai terakhir, aku mempunyai banyak waktu untuk bercakap-cakap dengannya, dan mengetahui bahwa banyak keluarga pak Iksa yang aku kenal, karena sekantor dengan papa dulu. Nama keluarga itu memang ada gunanya untuk menghubungkan dengan orang-orang yang pernah kita kenal, yang jikat dirunut ternyata ada saja hubungannya.
“Dia”nya hanya enam orang? Tidak juga, ternyata aku lupa membuat foto berdua dengan yang lain. Padahal ada 15 orang yang datang hari itu, Jumat 29 Juli 2011. (Maaf ya laporannya telaaaat sekali hehehe)
Aku dan dia, Ibu Enny D Ratna. Siapa yang tidak kenal ibu Enny yang memang sudah lama ngeblog. Tentu saja pertemuanku dengan bu Enny sudah tidak bisa dihitung dengan jari, karena cukup sering. Dan bu Enny memang meluangkan waktu hari Jumat itu, bahkan menemaniku sampai acara selesai pukul 6:30 malam! Juga berkenan dipakai nomor HP nya, karena aku tidak menyangka batere BB ku secepat itu habisnya.
Aku dan dia, Krismariana. Aku sudah beberapa kali bertemu bahkan bermain bersama Kris di Taman Safari atau Museum Tekstil tahun lalu. Kecintaan pada buku mungkin yang menyambungkan kita berdua. Sering aku dicarikan buku-buku langka, terutama waktu Kris pulkam ke Yogya dan membelikan aku beberapa buku permintaanku. Buku terakhir yang diberikannya adalah Kerygma & Martyria sebuah buku tebal kumpulan puisi penulis kesayanganku, Remy Sylado. Sayang sekali tahun ini kami belum bisa bermain bersama lagi, karena anak-anak juga malas untuk keluar rumah.
Aku dan dia, Putri Rizkia. Nah kalau Putri yang ini sudah yang kedua kalinya. Bersama Mas Necky aku bertemu Putri pada kopdar Pasaraya minggu lalunya. Tapi kali ini Putri tidak begitu “terdengar” cuap-cuapnya karena juga harus cepat-cepat kembali ngojek (kembali ke kantornya).
Aku dan dia, Lady Clara. Pertemuan kedua kami, pertama bertemu setelah menyandang predikat Nyonya :D. Clara mengajak temannya Reza, yang kabarnya suka dengan segala sesuatu yang berbau Jepang (bau Jepang itu seperti apa ya? Kecap asin ya? hehehe)
Aku dan dia, Reza (ngga pake artamevia). Reza belum mempunyai blog, dan diharapkan secepatnya membuat (ini perintah! hahaha).
Aku dan dia, Mas Agustus Nugroho. Aku sendiri lupa sudah berapa kali kita bertemu, tapi seingatku pertemuan ini yang ke tiga. Karena pertama bertemu tahun 2009, lalu kopdar di Tokyo, dan selanjutnya hanya bertukar sapa di blog dan FB saja. Mas Nug juga cuma sebentar saja bercengkerama dengan yang hadir, karena masih banyak meeting-meeting yang menunggu. Untung saja meetingnya diadakan di Pasific Place, sehingga bisa “nyelinap” sebentar ke lantai 5, tempat Urban Kitchen berada.
Aku dan dia, Witcha Fauzi. Adik mayaku yang satu ini sudah berkali-kali bertemu di Jakarta maupun di Tokyo. Dan anak-anak sudah kenal dengannya yang memang bisa berbahasa Jepang. Karena ada janji bahwa anak-anak akan diantar ke Kidzania oleh Witcha, maka aku mengajak anak-anak ikut serta. Tapi….karena ada hal-hal yang mendadak, Witha baru bisa datang sebelum pukul tiga, dan selama itu aku tak bisa berhubungan dengannya karena telkomselnya ngadat! Haduh susah deh membawa anak-anak yang tidak sabaran untuk bermain sendiri dan disuruh tunggu sampai jam 3, hihihi. Jadi begitu Witcha datang, mereka langsung pergi ke Kidzania. Untung saja Witcha sempat berfoto bersama blogger yang lain. Terima kasih banyak ya Witcha sudah bersedia ngangon anak-anakku hari itu.
Aku dan dia, Yoga Amaliasari. Yoga termasuk blogger lama dan aku telah sering bertemu dengannya. Tulisannya di blog tidak bisa dikategorikan ringan, tapi patut mendapat pemikiran. Cobalah sesekali bertandang ke blognya. Kali ini meskipun sebentar, Yoga bisa hadir bersama blogger-blogger lainnya di Pasific Place.
dan dia yang terjauh adalah Ira Hairida a.k.a Itik kecil. Aku terbilang baru berkenalan dengannya di blog, suka dengan gaya menulisnya yang pendek-pendek. Dan merasa beruntung sekali, Ira mau mampir ke PP langsung begitu mendarat di Jakarta. Namun Ira terlihat sibuk dan capek, dan hanya sebentar saja bercakap-cakap bersama kami. Senang sekali mendapat tamu dari Palembang. Terima kasih ya Ira.
Tahun lalu, begitu mendarat aku membuat semacam kopdar “besar” yang isinya kebanyakan memang ibu-ibu di Cafe Lokananta, Blok M. Tahun ini aku ditanya oleh Eka, Kris, ibu Enny, Yessy, Ria, Reti…. apakah akan ada kopdar besar lagi. Terus terang aku katakan, “Malas! Aku malas mengorganisir pertemuan dengan para blogger lagi. Lagipula kalau mau buat harus sebelum Ramadhan dimulai.” Tapi hari Selasa itu aku berpikir, ya lebih baik aku tentukan saja hari Jumat dan Sabtu untuk bertemu dengan blogger yang bisa dan kebetulan punya waktu. Hari Jumat untuk mereka yang tidak bekerja atau kantornya dekat sedangkan hari Sabtu untuk yang tidak bisa hari Jumatnya. I’d be a good host.
Dengan memakai fungsi event pada FB saya melemparkan undangan untuk dua hari ini. Senang sekali banyak yang antusias dan berkenan hadir untuk berkumpul bersama. Meskipun banyak juga yang sudah niat hadir tapi batal karena sakit/ kerja mendadak. Terima kasih atas kedatangan teman-teman semua. Puas rasanya bisa bertemu teman-teman, meskipun mungkin predikat blogger itu sudah pupus (update terakhir mungkin 1 th lalu hihihi). Tapi sekali kita dekat dengan orang, temu muka atau temu maya tidak masalah. Its about heart.
Tempat pertemuan di Urban Kitchen sempat aku diskusikan dengan Mas Necky dan kami sepakat bahwa tempat itu paling praktis dan dekat dengan kantor-kantor/busway. Bagi yang belum tahu, Urban Kitchen itu adalah semacam Pujasera/kumpulan kios makan dengan berbagai pilihan masakan (Aku sendiri pasti beli bakwan campur di sini hehehe). UK ini ada di beberapa mall terkenal, tapi sengaja kupilihkan di Pasific Place karena paling dekat rumahku dan besar kapasitasnya (juga terang…di Sency kesannya gelap gitu). Waktu aku datang ke sana pukul 11:20, masih banyak tempat kosong dan waktu aku minta diaturkan tempat dengan 18 kursi, petugasnya langsung menyediakannya. Katanya sih memang sulit untuk reserved tempat di situ, tapi jika ada yang bisa datang lebih pagi akan mudah meminta tempat.
Setiap pengunjung (kecuali anak-anak) yang masuk ke restoran akan dibagikan kartu hijau yang dapat diserahkan pada petugas kios untuk dimasukkan komputer makanan apa yang kita makan. Sistem ini bagus untuk pelaksanaan dengan sistem BSS (Bayar Sendiri Sendiri) dan memungkinkan orang untuk masuk keluar seenaknya sesuai kesibukan masing-masing dan membayar sesuai yang terekam dalam kartu hijau itu di kasir tanpa harus menitipkan uang pada yang terakhir bayar. Praktis. Karenanya UK cukup banyak dipakai untuk pertemuan reuni atau kopdar. Memang harga makanannya relatif mahal tapi not bad lah 😀
Baca juga tulisan tentang Kopdar saat itu di blog teman-teman yang hadir
http://isnuansa.com/kopdar-seru-banget/
http://clararch02.blogspot.com/2011/08/kopdar-blogger-dan-pembaca-te.html
http://edratna.wordpress.com/2011/07/30/urban-kitchen-pp-29-juli-2011/
http://tulisannugroho.wordpress.com/2011/07/31/kopdar-lageee/
http://sentilan.blogspot.com/2011/07/kopdar-jilid-2.html
http://mondasiregar.wordpress.com/2011/07/31/kopdar-paling-ramai/
http://doppelgangerishere.wordpress.com/2011/08/03/kopdar-kencan-impian/