Kenangan dan Kenang-kenangan

19 Apr

(Posting kedua untuk hari ini)

Kenangan dan Kenang-kenangan…. Beda ya artinya?  Sama-sama kata benda tapi kenangan ada di dalam otak, sedangkan kenang-kenangan yang berupa barang…. hmmm kalaulah semudah itu menjelaskan pada orang asing, karena dalam KBBI daring tidak semua kenang-kenangan adalah barang.

ke·nang-ke·nang·an n 1 sesuatu yg menjadi kenangan (tetap dl ingatan): peristiwa itu merupakan ~ yg tidak akan terlupakan selama hidupku; 2 sesuatu yg diberikan sbg tanda mata; cendera mata: cincin itu kuberikan sbg ~ untukmu; 3 sesuatu yg dimaksudkan agar dikenangkan; cita-cita: apakah ~ mu setelah kembali dr Eropa?

(Dan memang  sering aku mengatakan maaf ini bahasa Indonesia banyak reigai 例外 kekecualian, waktu mengajar bahasa Indonesia)

Yang aku ingin share-kan di sini adalah sebuah foto yang terdapat dalam surat kabar Asahi Shimbun ini :

Foto barang kenang-kenangan dari gempa Tohoku, sumber Asahi Shimbun

Ini adalah foto barang-barang yang ditemukan di bawah reruntuhan puing-puing atau terhanyut di  lokasi gempa dan tsunami pada waktu Gempa Tohoku 11 Maret yang lalu. Sukarelawan yang menemukan, membersihkan, mencucinya bila perlu dan mengumpulkannya menurut jenis-jenis barangnya.

Ada foto-foto pernikahan, foto-foto anak-anak (cucu-cucu), bola, piala bahkan ada genderang taiko. Semua yang bisa menjadi kenang-kenangan dalam kehidupan manusia selama dia hidup, dikumpulkan di sini. Mungkin benda-benda ini jika bisa berbicara, akan bercerita banyak. Benda-benda ini juga senang jika bisa ditemukan oleh tuannya. Tapi mungkin banyak pula dari benda-benda yang sudah dikumpulkan ini tidak akan bertemu lagi dengan tuannya, atau saudara tuannya….karena satu keluarga sudah meninggal terbawa tsunami. Mereka akan menjadi saksi bisu kedahsyatan gempa yang terjadi.

Begitu melihat foto ini, aku dan Gen merasa sedih. Kami berdua memang sulit membuang barang terutama yang mempunyai kenangan tertentu. Kami dan aku rasa pembaca TE tentu bisa menghubungkan foto ini dengan kejadian gempa dan kehidupan seorang manusia. Tapi yang paling aku salut dari foto ini adalah betapa orang Jepang menghargai barang-barang seperti ini, barang yang menyimpan kenangan.

Nyawa tentu saja mereka hargai, buktinya mereka tidak menghentikan pencarian orang hilang sampai satu bulan setelah gempa itu berlalu, meskipun sudah bisa dipastikan tidak akan ada orang yang bisa hidup bertahan selama 1 bulan. Tapi jenazah pun akan dibawa pulang.

Tapi mengumpulkan barang kenangan orang lain, dan membersihkannya dengan harapan bisa menjadi “harta” yang tertinggal bagi korban yang masih hidup atau keluarganya….

Tanpa barang kenang-kenangan memang kenangan itu sendiri akan terukir dalam kepala kita, selama kita sehat dan masih mampu mengingat. Tapi dengan adanya barang kenang-kenangan tentu saja kenangan itu akan menjadi lebih real… nyata.

Orang Jepang dan kenangan/kenang-kenangan … sangat erat dan mistis hubungannya.

 

Sepuluh Pagi

19 Apr

Apa yang kalian lalukan sekitar pukul 10 pagi? Kalau bekerja di kantoran pasti sedang bekerja ya? Tapi ibu-ibu rumah tangga Indonesia biasa sedang apa tuh kalau pukul 10 pagi? (Please jangan bilang sedang nonton sinetron yah hehehe)

Hampir semua ibu RT di Jepang biasanya mengerjakan pekerjaan rumahnya, karena toko-toko baru buka pukul 10 pagi, jadi belum bisa belanja. Meskipun aku sering bertemu “antrian” di depan supermarket sekitar 10 menit sebelum pukul 10 pagi… mungkin ada barang-barang khusus yang dijual murah begitu toko dibuka. Ibu-ibu itu tahu saja deh.

Bagaimana mereka bisa tahu di supermarket itu ada jual barang tertentu yang murah? Nah itu ada hubungannya dengan kegiatan ibu-ibu RT sekitar pukul 10 pagi, yaitu baca koran! Pinter ya ibu-ibunya hehehe. Tapi memang aku merasa banyak pula tujuan ibu-ibu berlangganan koran sebetulnya untuk melihat orikomi 折込 yang sebetulnya artinya lipatan, tapi biasanya merefer pada lipatan pamflet/kertas untuk iklan-iklan. Orikomi ini diselipkan di lipatan koran sehingga namanya shimbun orikomi.

Harga sayuran di salah satu supermarket. Kalau dirupiahkan mahal kan?

Lipatan dalam koran berupa kertas iklan itu amat bermanfaat bagi ibu-ibu. Ada iklan supermarket memuat barang-barang sale pada hari tertentu. Atau baju-baju musiman yang dijual murah oleh toko baju. Komputer/AC/TV murah dari toko-toko elektronik. Dan juga penjualan rumah/mansion di daerah sekitar tempat tinggal kita. Bukan hanya barang-barang, ada pula iklan lowongan kerja, sekolah bimbingan belajar, kursus ini itu…. bermacam-macam. Hanya dengan melihat orikomi saja, ibu-ibu bisa membandingkan harga, hari ini mau membeli terong di supermarket A, karena lebih murah 20 yen dari supermarket biasanya. Hemat dengan BBM = Berburu Barang Murah deh. Atau bahkan bisa memikirkan menu masakan hari itu dari barang-barang murah yang dijual di supermarket.

Iklan kursus dan iklan mansion diselipkan dalam lipatan koran

Ya, pengelolaan surat kabar juga sangat tergantung pada pengadaan orikomi ini. take and give. Surat kabar menerima uang iklan, sedangkan perusahaan pemasang iklan tidak perlu menyewa orang untuk membagikan kepada masyarakat, tinggal menyerahkan hasil cetakan kepada distributor koran. Ada hari-hari tertentu untuk pamflet iklan lowongan kerja, dan yang paling banyak orikominya biasanya akhir minggu, karena perusahaan mengharapkan keluarga-keluarga akan menghabiskan week-end mereka di toko-toko/galeri mereka.

Selama hampir sebulan ini, aku tidak mengajar di universitas. Sebagai imbas gempa Tohoku, tahun ajaran tahun 2011 yang biasanya dimulai April, jadi mulai bulan Mei. Setelah mengantar Kai ke TK antara pukul 8:30 -9:30 aku pulang dan membereskan rumah, dan kadang- kadang aku membaca koran dan melihat orikomi yang terselip di koran. Begitulah kegiatanku sekitar pukul 10 pagi akhir-akhir ini dan sebentar lagi akan berakhir. Aku sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga full-time nih.