Kadang kita mengatakan perbuatan memotret sebagai “mengabadikan”. Menurut KBBI daring mengabadikan adalah : 2.membuat gambar kenang-kenangan (dng dipotret, dilukis, dsb); menjadikan peringatan yg kekal.
Kekal? Abadi? Seberapa abadinya? Terus terang aku sedang mangkel karena HardDisc External 160GB kepunyaanku macet. Tidak bisa terbaca. Mungkin masih bisa diusahakan oleh ahlinya tapi untuk itu aku harus mengeluarkan uang cukup banyak, dan sekarang belum ada budget untuk itu (bisa seharga DSLR Canon Kiss4 terbaru tuh). Padahal di dalamnya berisi foto-foto sejak tahun 2003 dan koleksi mp3 musik Indonesia-Inggris-Jepang-Jerman-Belanda dll. Soal koleksi musiknya masih bisa aku kumpulkan lagi, karena kebanyakan memang sumbernya dari CD-ku sendiri, tapi foto? duh duh duh. Kesal sekali. Soalnya baru sebagian yang aku copy ke HD 1TB aku, keduluan rusak 🙁
Karena itu aku sekarang sering mengupload foto di Photobucket atau FB karena ternyata dengan aku upload di SNS semacam multiply, FB banyak membantu jika koleksi di HD hilang begini.
Amankah data Anda? Sudah dibackup? Kalau mau tahu serba-serbi back-up silakan baca tulisan adik maya saya Jumria di TV (Tuti Nonka’s Veranda) untuk detilnya, tapi dari situ juga kita bisa tahu bahwa backup di CD/DVD juga tidak abadi. Ada batas waktunya. Yaitu cuma 20 tahun. (sumber dari 朝日小学校新聞2010年11月8日)
Dari surat kabar khusus untuk anak SD ini, selain bahwa umur CD/DVD hanya 20 tahun, aku juga tahu bahwa sebenarnya IC Memory seperti Flash disc itu umurnya hanya 5-10 tahun. Hard Disc hanya 5-20 tahun (yaaah pas aku ulang tahun umur 60, data itu bisa jadi hilang semua deh). Sedangkan media yang boleh dikatakan umurnya lebih lama adalah Microfilm 500-900 tahun, Kertas (hihihi pada lupa sama kertas ya….) 250-700 tahun…. kalau tidak ada banjir dan kebakaran. Dan yang paling lama mendekati kekal atau semi permanen adalah BATU! Nah loh, kembali ke jaman batu aja deh.
Dan kelihatannya memang tahan lama seperti “batu” itu yang menjadi cita-cita dari peneliti Jepang di Keio University. Prof. Kuroda Tadahiro mengembangkan sebuah media yang diharapkan bisa menyimpan data sampai 1000 tahun yang diberi nama Digital Rosetta Stone(DRS). Dengan memakai sistem seperti IC Memory , dia mengusahakan data “dipahat” dalam DSR ini layaknya kita memahat batu, yang tidak akan hilang. Di dalam IC Memory itu banyak terdapat transistor yang dapat meng – on off aliran listrik dengan perintah 1 dan 0. Pelat IC memory itu sendiri terbuat dari silikon yang memang tahan lama, tapi metal berupa garis halus menghubungkan sirkuit itu bisa berkarat terkena kandungan air di udara. Nah, kalau saja IC itu benar-benar tertutup dari udara luar, maka tidak akan karatan sehingga bisa menjadi penyimpan yang semi permanen. Tapi kalau benar-benar tertutup maka tidak bisa dialiri listrik apalagi membaca datanya. Untuk itu dipakai induksi elektromagnetik seperti sistem IC Card yang dikenal masyarakat, misalnya membuka pintu peron hanya dengan menyentuhkan kartu dengan panel scanner.
Harga DRS ini diperkiraan bisa mencapai ratusan ribu yen jika dengan kapasitas komputer sekarang yang sekitar 300 GB. Tapi seperti harga IC Memory yang setiap tahun harganya turun, diharapkan 10 tahun mendatang bisa dibeli seharga ribuan yen saja. Apalagi dalam 20 tahun mendatang, DRS bisa jadi dapat dibeli amat murah, dan yang terpenting jaminan umur data Anda itu bisa 1000 tahun loh!
Hmmm…. tapi siapa yang bisa memastikannya ya? kita toh tidak hidup 1000 tahun untuk menggugat pak profesor jika ternyata DRS tidak memenuhi janjinya itu. Tapi yang pasti memang kita sendiri yang harus berusaha memakai bermacam media supaya data yang ingin kita abadikan bisa benar-benar abadi, sambil berharap anak-cucu kita tetap menganggap data yang kita simpan itu memang penting untuknya, atau untuk generasi lanjutannya. Paling tidak sebagai bukti sejarah kita. Semoga….
(Sumber data dan foto dari Asahi Shogakko Shimbun 08-11-10)