Pasti pernah ya lihat lukisan kuda di ruang tamu seseorang? Biasanya berjumlah delapan, karena menurut orang Asia, angka delapan itu membawa kemujuran. Kuda dilambangkan sebagai hewan yang kuat, tegar dan tentu saja tidak takut berperang. Diharapkan manusia atau penyuka kuda itu “tertular” keberanian kuda dari lukisan yang dipasang.
Aku juga suka kuda, meskipun naik kuda hanya terbatas pada kuda di daerah wisata yang kadang masih dipegangi oleh sang penyewa. Naik kuda itu sebenarnya tidak enak dan tidak seempuk yang dibayangkan (tanggung deh pasti pantatnya sakit sesudah naik kuda), tapi entah kenapa aku juga suka pada binatang ini. Pernah lihat mata kuda? cantik! Penunggang kuda atau yang diberi nama Joki kuda itu kelihatannya gagah sekali bisa mengendalikan jalannya kuda. Mungkin karena itu juga aku pernah suka pada seorang joki kuda di jaman SMP … cihuyyy (Moga-moga dia tidak baca postingan ini. Malu hahaha… well memory cinta monyet 😀 )
Nah sebetulnya yang aku mau kasih tahu pada pembaca TE adalah soal balap kuda, pacuan kuda, adu kuda, entah apa namanya, tapi mengadu kecepatan kuda di suatu “veledrome” eh bukan veledrome karena veledrome itu arena balap sepeda. Entah ada nama khusus tidak untuk arena balap kuda, tapi di Jepang namanya Keibajo. Balap Kuda di Jepang diberi nama Keiba 競馬 terdiri dari dua kanji: kanji berlomba dan kuda.
Aku cukup heran karena pernah ditanyakan pada teman mahasiswa di Universitas Yokohama “Kamu suka keiba?”. Hmmm pertanyaan yang gawat karena balap kuda di Jepang = berjudi. Dan terus terang aku tidak suka berjudi, bahkan untuk membeli undian berhadiah saja tidak suka. Meskipun misalnya beli, tidak pernah menonton atau memperhatikan nomor undiannya. Jadi seandainya nomorku pernah keluar nomor satu pun aku mungkin tidak tahu tuh hihihi. Gagal deh jadi orang kayanya :D.
Hari ini adalah hari keiba, karena tanggal 16 September tahun 1954, sebuah organisasi bernama Japan Racing Association (JRA) didirikan dibawah pengawasan Departemen Pertanian Kehutanan dan Perikanan Jepang. Dan boleh dikatakan mungkin Jepang satu-satunya negara di dunia (yang menyelenggarakan balap kuda) memberikan penghasilan sedemikian besar pada negara, sebagai hasil keiba. Pertahun 300milyar yen masuk ke kas negara. Dan uangnya tentu saja banyak dipakai untuk kesejahteraan lembaga-lembaga di bawah Departemen tersebut, selain sumbangan bangunan/sarana pada negara. Yah, dulu Indonesia juga pernah punya SDSB (?) sumbangan berhadiah yang rencananya dana itu dipakai untuk pembangunan negara. Tapi hebatnya Jepang, perjudian seperti keiba, juga lotto dan undian berhadiah lainnya didukung pemerintah dan hasilnya benar-benar kelihatan.
Untuk teman-teman di Jepang, Sekolah Republik Indonesia Tokyo di Meguro itu terletak dekat halte bus yang bernama Moto Keibajo Mae. Jadi dulu sepertinya pernah ada arena pacuan kuda tuh, dekat dekat situ. Ah… sebagus-bagusnya manfaat keiba, aku merasa beruntung suamiku atau sahabatku tidak ada yang kecanduan keiba. Biar bagaimanapun juga itu kan judi. Yang kasian dompet dan kudanya diadu-adu hehehe.
Postingan ini dibuat secepatnya soalnya aku sudah dimarahi tidak membuat postingan baru. Postingan yang sedianya aku publish hari ini masih membutuhkan penelitian (jiaahhh) lebih lanjut yang membuat aku malesssss banget nulisnya. Semoga secepatnya bisa dipublish deh. OK Liona, I hope this posting could satisfy you, for now. Jangan bete-bete terus yah hehehe.
*** Oh ya kalau ada yang main FV di FB kirimin aku horse ya… jarang ada yang ngirimin kuda sih 😀 (ketahuan lagi addicted main FV a.k.a FarmVille)