Jangan paksakan diri demi aku

22 Jun

terjemahan dari bahasa Jepang, “Boku no tameni muri shinaide ne”

Sabtu malam, papa Gen pulang ke rumah sekitar jam 8 malam. Kebetulan anak-anak belum makan, dan pas baru akan makan. Waktu aku  mempersiapkan makanan, Gen bilang padaku, “Sorry sayang, besok (minggu) aku harus kerja”. What?
Aku juga agak kecewa, karena kebayang capeknya melewati hari minggu bertiga lagi. Tapi apa boleh buat, kalau memang kerjaannya belum selesai abis bagaimana. Jadi aku bilang pada Riku, “Riku besok papa kerja, jadi kasih itunya sekarang saja”.

Riku sudah membuat gambar dan “convinience tools” untuk papanya, kado di Hari Ayah. Karena aku bilang kasih sekarang saja (semestinya besok), kemudian dia berikan pada papanya. Terima kasih bla bla bla….. ok… dinner time.

Salah satu gambarnya Riku ; “Riku with Papa”

Tapi waktu kami akan mulai makan, Riku bertanya sekali lagi,
“Besok papa kerja?”
“Iya, maaf ya Riku….”
“Ya sudah, besok Riku, Kai dan mama pergi jalan-jalan yuuuk”, aku berusaha menghibur.
Tapi aku lihat warna mukanya berubah. Gen tidak perhatikan, karena dia duduknya menyamping. Aku tahu, Riku akan menangis, jadi aku langsung menghampiri dia, memeluk dia dan berkata,
“Riku, papa juga ngga mau pergi kerja, tapi kalau pekerjaannya belum selesai gimana”
Meledaklah tangis Riku, dan Gen terkejut. Tidak menyangka. Langsung Gen bilang,
“OK Riku, besok papa libur!!! Yosh… kimeta (saya putuskan) tidak ke kantor”
Gantian Gen memeluk Riku, dan terucaplah kalimat di atas,
“Papa jangan paksakan diri libur hanya untuk Riku!”
sebuah ungkapan yang sering dipakai orang Jepang yang sebetulnya berusaha untuk menyatakan bahwa dirinya tidak apa-apa. ….. Tapi biasanya dipakai oleh orang dewasa tentunya. Aku juga heran sampai Riku yang baru 6 tahun bisa berkata begitu. Kasihan, dia terlalu cepat menjadi dewasa pemikiran….

Sambil menahan haru, Gen bilang,
“Kamu bilang apa? Bagi papa, Riku lebih penting dari kerja. Besok kita pergi sama-sama ya”
Kami bertiga menghapus airmata dan berdoa makan…. cuma kai saja yang tertawa melihat kami…..

Hari Minggu Hari Ayah! Masak seorang Ayah harus bekerja di hari itu? Sama saja seorang buruh bekerja di Hari Buruh… dan itu sering terjadi di keluarga Jepang pada umumnya, dan keluarga Miyashita pada khususnya. Bukan karena suka kerja, workholic, tapi karena terpaksa. Sambil merenungi kejadian Sabtu malam itu, aku berpikir. Dulu papaku juga tidak pernah ambil cuti. Tapi anak-anaknya tidak ada yang protes atau berkata seperti Riku, jadi ya begitu saja terus. Kami jarang sekali bepergian/piknik bersama. Jadi teringat sebuah iklan mobil di TV Jepang, “Mono yori omoide” (Daripada barang lebih baik kenangan).

Berkat Riku, hari Minggu kami lewati dengan penuh kegembiraan, meskipun hari hujan dari pagi hari. Aku terbangun jam 6 pagi, padahal baru tidur jam 3 pagi. Tapi Riku juga bangun jam 6, dan tak lama Kai bangun juga. Jam 8 semua sudah berkumpul di kamar tamu. Jadi, hari ini mau ke mana?

Dan sekali lagi Riku berperan, “Aku mau ke yokohama, ke tempat A-chan (ibunya Gen) dan Ta-chan (bapaknya Gen)”. Ya, sekaligus deh merayakan Hari Ayah bersama Ketua Clan Miyashita.

Jam 9 pagi kami sudah di jalan raya di bawah rintik hujan, dan… lapar. Lalu aku bilang pada Gen, bahwa mulai kemarin di Mac D hadiahnya karakter Pokemon. Dan ini pasti cepat habis. Jadi akhirnya kami mampir ke Mac D, dan saya juga pesan Happy Set + untuk anak-anak, supaya bisa dapat mainan pokemonnya 3 buah. Dan Kai, langsung berseri-seri melihat mainan pokemon, “Pipa…pipa…” rupanya dia mau bilang Pika (pikachu).
Ternyata tidak perlu makanan mewah dan mainan mahal untuk menggembirakan satu keluarga (Yang pasti Gen dan aku ikut gembira karena rasa lapar terobati. Paling tidak enak menyetir dalam keadaan lapar).

bermain bersama Ta-chan

Setelah selesai sarapan, kami bergerak menuju Yokohama dalam hujan yang menderas, dan jalanan yang mulai padat dan macet. Hampir satu bulan lebih kami tidak saling bertemu, dan ternyata banyak berita keluarga yang tidak sempat kami ketahui. Yang sakit, yang cuti, yang menderita…. Nampaknya tahun ini akan menjadi tahun yang sulit juga bagi keluarga kami. Menghitung hari-hari tersisa dalam kehidupan.

Biasanya kami pulang larut malam, tapi karena sudah lama juga tidak bertemu adikku Tina, jadi kami mampir dulu ke apartemennya. Ternyata dia sendiri, Kiyoko temannya sedang pergi ke rumah orangtuanya. Jadilah kami ajak dia makan malam bersama di restoran Taiwan. Yang saya merasa menyesal saat itu, kenapa tidak minta Tina untuk memotret kami berempat! Baru ingatnya setelah jalan pulang.

Well, week end is over, and back to reality.

28 Replies to “Jangan paksakan diri demi aku

  1. wew…riku bijak banget ya mbak…
    pasti papanya bangga bisa punya anak sekecil riku tetapi sangat mengerti…pastinya mbak imel juga kan?

    weekend yang menyenangkan…hehehehehe
    .-= Ria´s last blog ..Duri Berasap…Lagi!!! =-.

  2. Ngerti bgt perasaan Riku, udh kangen maen2 sama Mas Gen
    (aiiih kan Mbak EM aku panggil mbak, nah kalo suaminya Mbak Em dipanggilnya gimana? 😉 garuk2 kepala)

    Bener mbak, kebersamaan itu lah yang menjadikan momen terasa lebih indah. Bukan soal mahal atau enggak 🙂

    HAPPY FATHER’s day (though its a bit late)
    .-= Eka Situmorang – Sir´s last blog ..Pelepas Stress dalam perjalanan Pulang (2) =-.

  3. menyenangkan sekali ya……., ada mama, papa lengkp banget…, kebrsamaan yang indah

    Riku bijaksana sekali ya…..
    lucu deh, jadi pengen cubit pipinya 🙂

  4. Jika orangtua sibuk, anak akan selalu menunggu kesempatan untuk bermain dengan papa mamanya. Di Indonesia pun, kesempatan hanya mengobrol di rumah, nonton TV bareng atau hanya gelundungan di tempat tidur merupakan acara yang ditunggu anak-anak….karena bagaimanapun mbak yang momong tetap berbeda.

    Riku sensitif sekal ya, walau dia menerima papa nya kerja, dalam hati tetap menginginkan ayah di rumah.
    .-= edratna´s last blog ..Duhh…Bandung kok makin macet aja =-.

  5. Duch, jadi sempet terharu juga mbak Imelda ngebayangi gimana wajah Riku sa’at minta papanya nggak ke kantor. Selamat menikmati hari liburnya mbak, ternyata utk menikmati hari libur bersama keluarga itu nggak selalu mesti ke tempat2 yang mahal. Setuju banget mbak Imelda.

    Ok mbak see you 🙂 🙂 🙂
    Best regard,
    Bintang

  6. So sweet, Riku.. Aku kalau jadi Riku juga pasti terharu banget kalau papaku tetap memilih bersama keluarga dihari minggu dari pada bekerja.
    .-= p u a k™´s last blog ..Berubah? =-.

  7. jadi inget kata anak saya hari sabtu kemaren ketika kukasih tahu bahwa besuk hari minggu, dia yang baru sekolah pra TK itupun menjawab “minggunya dua hari ya pa?”, kontan serombongan teman yang dengar ketawa sampe guling-guling… 😆
    .-= suryaden´s last blog ..Zona Sepeda – Feels So Good =-.

  8. riku, makasih telah “menampar” om bro..
    salut juga ama Mr Gen, yg bisa dengan cepat mengambil keputusan tidak kerja
    soalnya begitu banyak hari minggu yang aku lewatkan dengan pekerjaan, sampai kadang lupa waktu untuk keluarga..

  9. Ah, serasa baca cerita sendiri deh…
    Suami harus kerja di hari minggu karena tuntutan pekerjaan yg memang harus diselesaikan…
    Tau banget rasanya jadi Riku…dan Mba Imel…hehehe

  10. yaa ibu memang harus jadi penengah ya, memang melelahkan kalau kita seorang diri tetap harus bawa anak-anak di hari libur, tapi ya gimana lagi yaa kalau suami harus pergi kerja (apalagi di hari yg penting seperti itu, hari “Bapak” dan hari “Ibu”, hari ulang tahun, hari Natal…uh semua penting yaa?)…selamat, diskusi keluarga selesai dengan damai dan mengharukan…

    btw, adikmu Tina, adik kandungmu ya Mel? di Jepang juga? Wah seru sekali… dia kerja atau kuliah kah? ambil jurusan apa atau kerja dimana?

    Salam,
    Adjeng
    .-= D Laraswati H´s last blog ..Campak, kok muncul lagee? =-.

  11. Wah, senang Mr. Gen akhirnya menghabiskan hari libur bersama Mbak Imel dan anak-anak. Itu foto Kai yang sama anjing lucu sekali. Hemnya Kai kok guede banget, biar hemat ya mbak …. qiqiqi … (barusan baca posting mbak tentang hematnya orang Jepang). Anjingnya gede banget ya, lebih gede dari Kai (atau efek jarak dari kamera saja?). Ohya, yang dibawa Riku itu ransel ijo dari Kweni ya? Waah … seneng banget … 😀
    .-= Tuti Nonka´s last blog ..Persahabatan =-.

  12. Ii kazoku dane….
    Gensan taihen ya kalau pintar kerja pasti dititipin banyak kerjaan..
    Tapi yokatta ne bisa menikmati hari ayah dengan keluarga semua.

    Oh papa juga dulu sibuk terus kerja ya ?
    Karena waktu aku pertama ketemu sama papa, papa sudah orang besar jadi nggak terlalu sibuk kan ?
    Jadi aku betul2 pikir keluarga sebenarnya harus seperti family coutrier, kalau hari libur sama2 ke gereja dan makan siang sama2, lalu main game atau bobo sama2, santai di rumah.
    Karena TON aku selalu sibuk dan dulu tidak pernah ada waktu buat main sama2 aku, aku betul2 pikir ‘ ii naa kalau aku bisa punya ayah seperti papa, selalu berusaha supaya bisa menikmati hari2nya dengan keluarga, dan juga omoshiroi, pengetahuannya banyak’ gitu.^0^

    waaaah Kim, kamu datang sih udah jauuuh berubah. Aku dulu waktu SD pernah bengong dengar temanku bilang, “Papaku ke kantor”, loh… “Papaku ke mana ya? Kantor tuh apa?” Ternyata waktu itu papa ngga ada , lama pergi ke LN. Yang pasti sih mama selalu marah-marah karena ambil cuti iya, tapi selalu setor muka ke kantor. Sama juga boong kan?

    Tapi emang kalau sabtu/minggu diusahakan pergi ke Bogor ke tempat oma/opa atau ke Ancol. Karena Tina asthma kan, jadi disarankan dokter untuk banyak berenang.

    EM

  13. Riku makin dewasa ajah…bisa bikin orangtuanya terharu bangga 🙂

    salam, ^_^
    .-= Didien®´s last blog ..IBSN : Update Softwere HP Sony Ericsson =-.

  14. Hehehehe, hari minggu kerja adalah hal paling tidak mengenakkan ya 🙂

    Untung di sini nggak begitu, Mel.
    Tapi kerja nggak kerja, saat paling tidak mengenakkan adalah minggu sore karena besoknya harus kerja 🙂
    .-= DV´s last blog ..Idola Masa Lalu dan Idola Masa yang Akan Berlalu =-.

  15. aahh… ceritanya sedih ya *_* tapi riku manis banget.. huwaa…
    lucu banget liat fotonya (riku dan kai). cute 😉
    .-= narpen´s last blog ..Ketika harus membuang masa lalu =-.

  16. Mengharukan …pelajaran yang saya ambil dari posting ini:
    1.ehm sepenting-pentingnya pekerjaan …keluarga juga tidak kalah penting.
    2.pentingnya untuk peka terhadap kebutuhan antar anggota keluarga dan saling pengertian (understanding).Bagaimana caranya? ya lewat komunikasi terbuka dan intens dengan kegiatan/acara antara anggota keluarga.

    Dua hal yang saya dapat ini menjadi bekal prinsip saya dan untuk tindakan nyata juga 🙂

    Semoga handai taulan yg sakit menjadi cepet sembuh dan yang lain selalu diberi jalan keluar untuk mengatasi segala problem yang ada.Amien
    .-= JM Zacharias´s last blog ..Million … Billion eyes … even more! =-.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *