Mana pasanganku?

14 Okt

Masih cerita dari Hari Olahraganya Riku. Saya merasa lucu mendengar satu pengumuman pada waktu acara istirahat yang disampaikan lewat pengeras suara, “Telah ditemukan sebelah sepatu olahraga, berwarna biru dengan nama xYx san. Harap diambil di sekretariat”. Sambil saya membayangkan tentu anak itu sekarang sedang kebingungan mencari pasangan sepatunya, dan dengan berjingkat-jingkat mungkin . Dan untung saja di Jepang memang untuk anak TK/SD mempunyai kebiasaan menuliskan nama dan kelasnya di setiap barang miliknya. Jadi dengan mudah bisa mengenali dan mencari pasangan sepatunya yang hilang tadi.

Saya sendiri pernah mengalami “kehilangan pasangan” sepatu. Tentu saja setelah dewasa dan kejadiannya di Jepang. Tepatnya di stasiun. Jika Anda pernah naik kereta api, biasanya di antara badan kereta dan peron, pasti ada ruang space, dan terkadang cukup lebar. Saya memang penakut, sehingga saya selalu merasa gamang setiap turun dari kereta. Waktu itu saya sedang pergi dengan alm. Ratih dan terjadilah kecelakaan itu. Sepatu pantofel yang saya pakai, sebelah kanan jatuh di sela-sela kereta dan peron. Untung kejadiannya di terminal akhir di Shibuya. Tapi berarti juga paling sibuk dan paling banyak orang lalu lalang. Saya panik dan tentu saja malu… bagaimana nih saya pulang…atau bagaimana saya mengambil sepatu saya yang ada di dekat roda kereta itu. Sambil berjingkat-jingkat saya terpaksa menunggu di pinggiran setasiun, dan Ratih memanggil petugas stasiun, memberitahukan kejadian itu. Saya juga sempat berpikir, bagaimana ya petugas itu bisa ambil sepatu saya? Ternyata kejadian seperti ini sering terjadi, sehingga di setiap stasiun tersedia pencapit panjang, sehingga petugas tidak usah turun ke rel kereta. Sialnya saya harus menunggu kereta itu untuk pergi (berangkat) dari stasiun itu. Dan itu cukup lama…20 menit…. Manyun deh.

Akhirnya segera setelah kereta berangkat, petugas ambil sebelah sepatu saya, dan kita bisa melanjutkan perjalanan. Sambil saya bersyukur, sepatu itu tidak terlindas kereta, sehingga masih bisa dipakai. Kalau tidak???? terpaksa harus beli sepatu baru, yang sizenya belum tentu ada di toko sepatu biasa….hiks (dasar kaki gajah… ukuran max sepatu wanita di Jepang adalah 24,5). Dan sodara-sodara waktu saya cari gambar pencapit di sebelah kiri ini…. saya terkejut-kejut mengetahui bahwa barang ini yang disebut “Tangan Magic Petugas Stasiun” dijual dengan harga 31.290 YEN saja….. bueh sapa yang beli ya? dan apa ada yang mau beli?????

Dan sebetulnya saya juga punya koleksi sesuatu yang tidak berpasangan, jadi hanya ada sebelah saja… mau dibuang sayang sekali apalagi kalau mahal. Meskipun tidak bisa dipakai sebelah saja, kecuali mau dibilang nyentrik…. Nah, apalah benda itu? Saya mau kasih sayembara ah…. Nanti saya akan kirim hadiah kepada 3 penjawab yang benar hehehe.

Apakah teman-teman punya cerita “memalukan” seperti saya?  Share dong hihihihi.

(diposting dari Sendai, Miyagi, Jepang Utara…yang belum berubah warna dedaunannya….)